Di
dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Hanya kalimat
yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Kalimat
tersebut dinamakan proposisi (preposition).
Sebuah
proposisi(proposition) atau statement ialah sebuah kalimat deklaratif yang
memiliki tepat satu nilai kebenaran, yaitu: ”Benar”(B) atau ”Salah”(S).
Kalimat
tanya atau kalimat perintah tidak dianggap sebagai pernyataan.
Berikut
ini adalah beberapa contoh proposisi :
a. 1 +
2 = 3
b.
Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
c. 6
adalah bilangan prima
d.
Warna bendera RI adalah biru dan merah
Kalimat-kalimat
di atas adalah kalimat proposisi karena dapat diketahui benar/salahnya. Kalimat
(a) dan (b) bernilai benar, sedangkan kalimat (c) dan (d) bernilai salah.
Kalimat-kalimat
berikut bukan pernyataan :
1. x +
2 = 10.
2.
Minumlah sirup ini dua kali sehari.
3.
Alangkah cantiknya gadis itu!
2.
Mengkombinasikan Proposisi
Kita
dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau lebih
proposisi. Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut
operator logika. Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau
(or), dan tidak (not). Dua operator pertama dinamakan operator biner karena
operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi, sedangkan operator ketiga
dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah proposisi.
Proposisi
baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut dinamakan proposisi majemuk
(compound proposition). Proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi lain
disebut proposisi atomik. Dengan kata lain, proposisi majemuk disusun dari
proposisi-proposisi atomik. Metode pengkombinasian proposisi dibahas oleh
matematikawan Inggris yang bernama George Boole pada tahun 1854 di dalam
bukunya yang terkenal, The Laws of
Thought. Proposisi majemuk ada tiga macam, yaitu konjungsi, disjungsi,
dan ingkaran.
Misalkan
p dan q adalah proposisi.
Negasi:
Untuk
sembarang proposisi, p, yang memiliki nilai kebenaran, B/S, maka negasinya
ditulis sebagai, ~p, memiliki nilai kebenaran lawannya, S/B.
Berikut
ini adalah contoh negasi :
p :
Palembang adalah ibukota propinsi Sumatera Selatan.
~p :
Tidak benar Palembang adalah ibukota propinsi Sumatera Selatan.
atau
Palembang
bukan ibukota propinsi Sumatera Selatan.
Di
sini ~p salah karena p benar.
Kategori
Pengkelompokkan
Proposisi dalam Ilmu Logika
Adapun
penjelasan skema di atas adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan
bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori: tunggal
dan majemuk.
Proposisi Tunggal hanya mengungkap satu pernyataan saja dimana hanya didukung
satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal). Sebagai contoh kalimat
"Setiap manusia
akan mati",dalam
kalimat tersebut hanya terdapat satu subjek, yakni "manusia", sedang
predikatnya berupa "mati". Kemudian Proposisi Majemuk, proposisi ini
dibentuk dari gabungan dua proposisi tunggal atau lebih dimana kalimat
pernyataan ini sekurang-kurangnya didukung dua pola kalimat.
Misalnya seperti kalimat "Setiap warga negara harus
menyadari hak
dan tanggung jawabnya".
Berdasarkan Sifat Pembenaran atau Pengingkaran
Berdasarkan
sifat pembenaran dan pengingkaran, terdapat dua kategori proposisi: kategorial
dan kondisional. Proposisi kategorial menunjuk pada sebuah pembenaran atau
pengingkaran yang bersifat mutlak; pasti benar atau pasti salah. Artinya,
kebenaran terjadi tanpa syarat. Contoh: Semua orang akan mati.
Selanjutnya adalah proposisi kondisional, yakni proposisi yang menunjuk pada
pembenaran atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa pilihan.
Kategori
proposisi kondisional sendiri dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni
hipotesis dan disjungtif. Proposisi Kondisional Hipotesis adalah proposisi yang
menunjuk pada pembenaran yang bersyarat. Artinya bila proposisi terpenuhi, maka
kebenaran terjadi. [3]
Hal ini bisa kita lihat dalaam kalimat Jika hujan
terjadi, tanah becek, jadi tanah akan becek jika terjadi hujan. Lain halnya
dengan proposisi kondisional hipotesis, Proposisi Kondisional Disjungtif
disebut juga alternatif. Hal ini didasarkan pada pembenaran yang berupa
pilihan. Proposisi ini kerap kali menggunakan kata atau seperti dalam
kalimat: Amir harus membantu orang tuanya
atau membersihkan halaman rumah.
Berdasarkan Luas Pengertian
Berdasarkan
luas pengertian,
proposisi dibedakan menjadi tiga kategori: universal,
partikular, dan singular. Proposisi Universal ialah sebuah proposisi yang
mencakup seluruh aspek atau bagian. Hal ini ditandai dengan adanya kata: semua,
seluruh, setiap, setiap kali, masing-masing. Sebagai contoh pada kalimat Tidak
seorangpun dinegeri ini yang atheis.
Kemudian
yang kedua adalah Proposisi Partikular, yakni yang mengungkapkan sebagian dari
seluruh aspek. Kata tugas yang menandai proposisi partikular adalah beberapa,
sebagaian, tidak semua, kebanyakan, banyak. Contoh: Tidak semua siswa
tekun belajar. Kata "tidak
semua" dalam kalimat di atas merupakan proposisi partikular, yakni hanya
mencakup sebagian aspek saja.
Dan yang
terakhir adalah Proposisi Singular, proposisi ini hanya mengungkap satu aspek
saja, di antara penandanya adalah kata ini dan itu. Misal
penggunaannya dalam kalimat:Rumah ini akan dijual, kata rumah di sini
hanya menunjukkan satu unsur. Jika terdapat dua unsur di dalamnya, maka suatu
kalimat tidak bisa disebut dengan proposisi singular.
Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas
Berdasarkan
kualitas
juga kuantitasnya, proposisi dapat terbagi menjadi dua, yaitu proposisi A, I,
E, dan proposisi O. Yang dimaksud dengan Proposisi A di sini adalah proposisi
universal atau singular positif; proposisi yang mengungkap keseluruhan dan
pembenaran, pengakuan, atau positif. Contohnya kalimat Meja ini dibuat
dari kayu
jati".
Lain halnya
dengan A, Proposisi E adalah proposisi universal atau singular negatif.
Proposisi ini mengungkap keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif.
Misalnya seperti kalimat "Meja ini tidak dibuat dari kayu jati", kata
tidak dalam kalimat tersebut menunjukkan kenegatifan yang berupa
pengingkaran.
Selain
proposisi A juga E, berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi juga
terbagi lagi menjadi Proposisi I dan Proposisi O. Proposisi I ialah proposisi
partikular aktif; mengungkap sebagian dari keseluruhan pengakuan, pembenaran,
atau positif. Sebagaimana contoh dalam kalimat berikut "Beberapa siswa SMU
Kebangsaan tekun belajar".
Proposisi O
sendiri adalah proposisi partikular negatif; mengungkap sebagian dari
keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif. Contoh: "Beberapa siwa
SMU Kebangsaan tidak tekun belejar.
Sumber :
1. ^ a
b
c
d
e
f
Rapar, Jan Hendrik (1996).Pengantar Logika,
Asas-Asas Penalaran.Yogyakarta:Kanisius .Hal 32
2. ^
Departemen Pendidikan Nasional(2008);Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1106. Cet Pertama
Edisi IV
3. ^ a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
aa
ab
ac
ad
ae
af
ag
ah
ai
aj
ak
al
Kamdhi, JS.(2003).Terampil Berargumentasi.Jakarta:PT
Grasindo. Hal 67-69
4. ^ a
b
Hassan, Abdullah, dkk (2006).Sintaksis.Kuala
Lumpur :PTS Professional Publishing. Hal 15-19
5. ^
Ayer A.J. 1936, 2nd ed 1946. Language, truth and
logic.
6. ^
Lemmon E.J. Sentences, statements and propositions.
In Williams & Montefiore (eds) British analytical philosophy. 1966.
7. ^
Stroll A. 1967. Statements. In Stroll A. Epistemology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar