A. Latar Belakang
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap
peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini
terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang
penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan
kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia,
Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut
sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang
tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang
diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang
meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
Rasa
ingin tahu dan terbentuknya ilmu pengetahuan
Beberapa
binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya piker namun terbatas
pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting
tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh
makanan, perlindungan diri dan perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut
ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan dinyatakan sebagai idle
curiousity. Sedangkan manusia di samping mempunyai naluri dan nurani,
manusia juga memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan
otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan
kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar
dari munculnya rasa ingin tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity).
Dengan nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan
lingkungannya.
Secara
sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau
“what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau
“how” dan mengapa atau “why”. Sebagai contoh adalah
perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan
yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama
benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya
yang akan muncul pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya.
Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya
adalah “mengapa” pensil dapat digunakan untuk menulis? Dengan
mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak
tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya
terjawabkan.
Adanya
kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa
ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh
dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan
alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat
disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan
yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus
bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan
uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa
ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan
pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan
pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari
benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara
sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
B.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana Perkembangan dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Alam ?
b. Bagaimana
Pengaruh Ilmu Pengetahuan Alam?
c.
Bagaimana Peranan Ilmu Pengetahuan Alam?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sejak dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan
dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan
rangsangan kepada manusia melalui pancaindra merupakan alat komunikasi antara
alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin
tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin
tahu tentang dirinya sendiri. Hal ini mendorong manusia untuk memahami dan
menjelaskan gejala gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun
alam kecil (mikrokosmos) serta memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu para
mahasiswa dan masyarakat dalam mengikuti perkembangan dan pengembangn ilmu
pengetahuan alam yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam Ilmu Alamiah
Dasar, sebagaimana yang kita ketahui ilmu alam tersebut selalu mengalami
perubahan atau perkembangan dari zaman ke zaman yang melahikan ilmuan ilmuan
baru seperti Ahli Astronomi, Ahli Kimia, Ahli Fisika.
D. Metode Ilmiah
Manusia memiliki kecenderungan untuk menanggapi
rangsangan yang ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam semesta ini.
Tanggapan terhadap gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang ada ini di alam
semesta ini akan menjadi sebuah pegalaman yang akan terus berkembang karena
rasa keingin tahuan manusia. Pengalaman-pengalaman inilah yang nantinya menjadi
pengetahuan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ilmu tentang alam merupakan kegiatan manusia yang
bersifat aktif dan dinamis. Artinya, hasil percobaan yang dilakukan manusia
akan menghasilkan suatu konsep yang mendorong dilakukannya percobaan-percobaan
berikutnya, karena ilmu alam bertujuan untuk mencari kebenaran yang relatif
dari suatu hal.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah
sebagai berikut:
1. Logis
Pengetahuan
tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
2. Objektif
Pengetahuan
yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.
3. Metodik
Pegetahuan
diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan dikontrol.
4. Sistematik
Pengetahuan
disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
5. Universal
Pengetahuan
berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang
sama akan diperoleh hasil yang sama.
6. Komulatif
Berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu
pengetahuan yang selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru.
Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang
benar.
Untuk mencapai
kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi
secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat,
yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific method) .Adapun Kelebihan
dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan
segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.
Perkembangan dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia
memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap
gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya
pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari
kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh
pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran
dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu
yang mantap.
Perkembangan
IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum
perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian
diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep
heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern
(kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika
makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan
bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu
di rebisi dan penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang
modern.
Perkembangan ipa tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu
Pengetahuan itu sendiri antara lain :
1. Hipotesis
Merupakan
strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil
berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian
yang sedang dilakukan.
2. Teori
Merupakan
strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah
teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori
baru yang lebih tepat.
3. Hukum dan
dalil
Merupakan
strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan
diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan
Pengetahuan menjadi displin ilmu seperti yang dapat kita
lihat sebagai berikut
Ilmu Pengetahuan Alam
|
Ilmu Sosial dan
Budaya
|
|
Sains Fisik
|
Sains Hayati (Biologi)
|
|
·
Fisika
·
Kimia
·
Astronomi
·
Geologi
·
Mineralogi
·
Geografi
·
Geofisika
·
Meteorologi
·
Oseanologi
·
Dll
|
·
Botani
·
Zoologi
·
Mikrobiologi
·
Kesehatan
·
Palaentologi
·
Fisiologi
·
Taksonomi
·
Dll
|
·
Bahasa
·
Sosiologi
·
Pendidikan
·
Sejarah
·
Antropologi
·
Etnologi
·
Seni dan Budaya
·
Psikologi
·
Ekonomi
·
Dll
|
Didukung oleh Matematika/Statistika dan
Informatika
|
Perkembangan IPA Menjadi Berbagai
Disiplin Ilmu
Ilmu
pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak
pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan
penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan semakin
membesar dan meluas.
Penggolongan
IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu
maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi,
yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA
klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang
bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah
diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
2. Sejarah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
a. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari
kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang
sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang
diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul
dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis
membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan
berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran
matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi
dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya
jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam puluh
ini juga digunakan untuk
pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit
sama dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama dengan 360o.
Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan
terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi
kira-kira 3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM
telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi
bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa
pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika
telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling
lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama
dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.
b.
Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang
pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional
dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan
sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang
asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
Thales
(624-548 SM)
Ahli
filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang
pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales
berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala
sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga menyatakan
bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari
matahari.
2. Anaximenes
(588-526 SM)
Berpendapat
bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan
merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.
3. Anaximander
(610-546 SM)
Berpendapat
langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang
nampak itu hanya separohnya
4. ]Heraklitos
(535-475 SM)
Menyatakan
bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu,
menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang
kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
5. Pythagoras
(580-499 SM)
Mengemukakan
4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika
menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah
segi tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6. Empedokles
(495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan
menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran keempat unsur itu
dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin,
basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering unsur
pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain
itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik,
sedang yang berlawanan akan tolak menolak.
7. Leukippos
dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam
mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan
teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas
atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah.
Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan susunan atom. Semua perubahan akibat
dari penggabungan dan penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada
masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan
8. Plato
(427-345 SM)
Menyangkal
teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari
sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang
sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh
pancaindera hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah
yang telah dibawa oleh roh dari alam yang gaib.
9. Aristoteles
(384-322 SM)
Menerima
4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima
yaitu eter atau "quint essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat
berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air
dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam
yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timah putih dan besi, pada
dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak
menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur
lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi
emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan
yang benar adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato,
Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang
gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan
pancaindera.
1 Ptolomeus (127-151)
Berpendapat
bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi
(geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara
bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama
Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi
ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan pandangan dari Aristoteles
serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang zaman modern,
yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti dengan heliosentris (matahari
sebagai pusat jagat raya).
c. Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah
unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam.
Disini pengertian usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itu
sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :
1. Al
Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang
kemudian mendorong penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al
Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama
Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli
matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku
tentang kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam
pengembangan pengetahuan alam adalah:
1.
Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan
ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
2.
Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan
kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
3.
Memantapkan penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan
ditulis dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan,
berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua satuan. Cabang
matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan bangsa Arab.
d. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan
Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani
sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum
dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara
berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan
metode eksperimen.
1. Roger
Bacon (1214-1294)
Menyatakan
bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada
kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan
percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk
mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
2. Leonardo
da Vinci (1452-1519)
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak
mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.
3. Francis
Bacon (1561-1626)
Berpendapat
bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai
kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian
terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan eksperimen ditingkatkansehingga
cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkahlangkah:
1). Observasi dan pengumpulan data
2). Menyusun model atau ramalan generalisasi
3). Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau
generalisasi
sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih
mantap.
4. Nicolas
Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan pengobatan.
Karyanya adalah:
1). Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya
(heliosentrisme)
2). Bumi mengelilingi matahari sedangkan
bulan mengelilingi bumi.
5. Johannes
Keppler (1571-1630)
1.
Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2.
Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintas bidang yang luasnya sama
3.
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi
matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu
dengan matahari.
6. Galileo
Galilei (1546-1642)
Antara
lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung
heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa
bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak
memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter.
Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan
IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas
pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan
dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang
modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA
Klasik dan IPA Modern.
3.
Peranan Ilmu Pengetahuan Alam
a. Dalam
Memenuhi Kebetuhan Manusia
Nana Syaodih S.
(1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan
kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan
teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain
secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast &
Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge.
Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap
tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah
dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
·
proses
yang meningkatkan nilai tambah
·
produk
yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
·
Struktur
atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
b. Dalam Perikebutuhan
Manusia
Ilmu dalam bidang IPA
dan pemanfaatannya dapat kita bedakan dalam IPA dasar atau murni, IPA terapan,
dan teknologi. IPA dasar, IPA terapan, dan teknologi mengkaji bahan pokok yang
sama, yaitu alam. Perbedaan ketiganya terletak pada aspek yang dikajinya.
Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami bagaimana
alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara untuk
mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA dasar
dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk
membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
Konsep-konsep IPA
dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui orang,
keingintahuan itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat
diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan. Pengkajian ini
merupakan pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses
optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek
(benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-konsep IPA dasar merupakan
konsep-konsep IPA mengenai kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang
normal (biologi) atau ideal (fisika). Dalam konsep-konsep IPA dasar, seringkali
ada variabel (parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan
ke dalam konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau
normal agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja. Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai
konsep-konsep dasar bagi IPA terapan dan teknologi. Para ilmuwan menempatkan
IPA dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
Dampak atau efek dari ilmu alamiah dan teknologi yang
telah dikembangkan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih
mudah dan menyenangkan dapat bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat,
dan dapat juga bersifat negatif, karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat
itu bila dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena itu, manusia setalah
mengetahui beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi , mencoba mengatasi juga
dengan ilmu alamiah dan teknologi yang baru.
1.
Sandang
Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi telah banyak
sumbangannya dalam bidang sandang; andaikata tidak, maka barang???? kita masih
hidup dalam zaman purba di mana manusia dalam zaman purba masih menggunakan
kulit kayu atau daun-daun sebagai penutup tubuh kita. Baik pada abad yang lalu
maupun masa kini ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah menolong manusia
dalam pengadaan sandang berupa mesin-mesin tekstil. Dengan teknologi itu orang
tidak perlu menunggu terlalu lama hasil serta tanaman kapas. Dengan serat-serat
sintetis itu orang dapat membuat serat secara besar-besaran dalam waku yang
singkat.
Dapak negatif dari segala penemuan Ilmu Pengetahuan Alam
dan teknologi ini sehubangan dengan polimersintetis yaitu bahwa bahan-bahan
berupa polimersintetis itu yang dalam kata sehari-hari disebut “plastik”
menimbulkan keuntungan dan kerugian. Keuntungannya sudah jelas kita dapat
memproduksi serat tekstil untuk sandang, bahkan hampir semua kebutuhan
sehari-hari yang berupa alat rumah tangga tidak luput dari penggunaan plastik
sebagai bahan dasarnya. Yang menjadi masalah sekarang ialah bahwa sampah-sampah
plastik itu tidak dapat dihancurkan oleh bakteri-bakteri pembusuk. Untuk
menjawab tantangan ini kiranya perlu diciptakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam
dan teknologi yang lebih maju lagi misalnya dengan menciptkan jenis polimer
yang dapat dihancurkan oleh bakteri pembusuk dengan jalan mencampur polimer itu
dengan suatu bahan lain yang menjadi makanan bakteri pengurai. Cara lain ialah
memusnahkan sampah plastik itu dengan membakarnya atau mengolahnya kembali
menjadi bahan plastik lagi.
2.
Papan
Dikemukan bahwa burung camar semua pandai membuat sarang
yang begitu indah, namun setelah berabad-abad alamnya ternyata tidak terlihat
adanya kemajuan sedikit pun. Burung itu membuat sarangnya secara naluri.
Berbeda dengan manusia yang oleh Tuhan diberi karunia keunggulan berupa akal
dan budi. Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan rumah tinggalnya dari
gua-gua alami ke pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah diatas
tiang-tiang penyangga, dan lebih maju lagi pada masa kini kita telah mampu
membuat rumah tembok dengan penuh kenyamanan. Untuk mencapai puncaknya orang
tidak perlu meniti tangga langkah demi langkah, tetapi cukup tekan tombol dan
beberapa detik kemudian sampai ke lantai yang ke 60 dan seterusnya. Uraian
diatas menunjukkan dampak positif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam
bidang papan. Sebagai contoh dengan alat-alat modern, sekarang orang begitu
mudah membabat hutan untuk bangunan atau perabot lainnya. Pohon-pohon yang
relatif mudah yang sehausnya tidak boleh dibabat, sehingga menimbulkan akibat
berantai, mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air,
kemerosotan kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai pada kesengsaraan
manusia itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung menikmati hasil
hutan itu.
3.
Pangan
Dampak positif ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi
dibidang pangan telah jelas dikemukakan di muka, misalnya saja dalam memperoleh
bibit unggul yang banyak produksinya dalam waktu yang relatif singkat melalui
nuklir. Sumbangan Ilmu Pengetahuan Alam di bidang pangan pun telah banyak
dimanfaatkan orang misalnya dengan cara pemupukan yang tepat dan penggunaan
bakteri yang sanggup menunjang akar-akar tanaman mengambil zat hara dengan
lebih baik sehingga produksi bertambah banyak.
Dampak negatif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi juga
ada, misalnya pemakaian racun pemberantas hama tanaman (pestisida) ternyata
tidak saja dapat memberantas hama, tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni
hasil panen, meracuni manusia itu sendiri. Karena itu kesadaran, kesadaran dan
tanggung jawab manusia itu sendiri juga perlu ikut di tingkatkan untuk
kepentingan bersama dan generasi yang akan datang.
c. Dalam
Kebutuhan Industri
Dalam industri itu terdapat tiga komponen, yaitu masukan
(input), proses dan hasil-hasil (output). Dari segi masukan, industri mempunyai
dampak negatif misalnya, suatu industri pembuataan kayu lapis membutuhkan bahan
baku berupa kayu gelondongan sebesar satu ton setiap hari, maka si pengusaha
selalu berpikir akan adanya persediaan kayu sebanyak itu setiap hari agar
perusahaannya memperoleh keuntungan.
Pada saaat proses, terjadi kebisingan-kebisingan di dalam
penggergajian maupun pemotongan-pemotongan kayu, yang sering terjadi adalah
bahwa pihak perusahaan lupa akan pengaruh buruk dari kebisingan itu terhadap
para pekerja dalam pabrik maupun manusia disekitarnya. Dari komponen hasil,
dmapak Ilmu Alamiah dan teknologi pada umumnya adalah positif, meskipun
kadang-kadang tampak dampak sosial yang negatif juga. Karena itu kita
mengharapkan pembuangan limbah industri yang tampaknya makin meningkat pada
masa pembangunan saat ini tidak akan membawa pengaruh negatif.
Terhadap
Sumber Daya Alam
a.
Minyak Bumi
Kita juga mengetahui bahwa minyak bumi merupakan bahan
galian yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable), artinya sekali pakai habis.
Minyak bumi itu berasal dari fosil yang terbentuk secara alami dalam proses
jutaan tahun lamanya yang jumlahnya juga terbatas. Dan pada suatu saat minyak
akan habis. Maka demi kelestarian kehidupan di muka bumi , orang segera mencari
gantinya. Berbagai alternatif pengganti minyak bumi itu akan diuraikan
dibelakang. Pada bagian pertama perlu diketahui adalah dampak negatif, yaitu
hasil pembakaran minyak bumi itu berupa gas-gas oksida, antara lain
karbondioksida yang berguna untuk fotosintesis (pembentukan zat gula atau pati
pada tanaman berhijau daun dengan bantuan matahari) dan gas karbo monoksida
yang bersifat sangat beracun. Gas CO ini dapat meracuni sel-sel darah merah
sehingga sel-sel itu tidak mampu berfungsi lagi sebagai pengangkut oksigen
dalam jaringan tubuh. Namun yang sangat berbahaya adalah gas-gas yang
mengandunng Pb (timah hitam) atau Hg (air raksa) yang semuanya ini merupakan
campuran premium agar premium mudah terbakar (sebagai katalissator pembakar).
b.
Batubara
Dapak negatif dari penambangan batubara akan menimbulkan
, adanya cacing tambang, marabahaya yang mungkin menimpa manusia-manusia penambang,
karena gas oksida dalam tambang itu sangat terbatas yang banyak adalah gas-gas
bumi yang menyesakkan napas yang mungkin mengandung CO, sulfur oksidan.
Akhirnya gas-gas yang timbul dari hasil pembakaran batubara hampir serupa
dengan hasil pembakaran minyak bumi. Minyak bumi dan batubara termasuk sumber
daya alam yang tak dapat diperbaharui (unrenewable). Jenis mineral misalnya
seng, besi, tembaga, dan sebagainya merupkan sumber daya alam yang juga tidak
dapat diperbaharui.
c.
Air
Air walaupun merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui artinya dipakai dapat dibersihkan kembali, tapi pembersihan itu
tidak selalu dapat sempurna, sehingga lama kelamaan air bersih yang kita
perlukan makin hari makin menurun kuantitas dan kualitasnya.
d.
Hutan, Hewan dan Ternak
Hutan dan hewan atau ternak merupakan sumber daya alam
yang dapat dipengaruhi, tetapi teknologi modern dapat mengakibatkan sumber daya
alam tersebut menjadi tidak berdaya atau tidak dapat diperbaharui. Walaupun
sumber daya alam itu dapat diperbaharui tetapi ada batas toleransinya. Bila
batas ini dilampau maka tidak lagi dapat diperbaharui. Pemungutan ikan di laut
dengan pukat harimau misanya akan menjaring ikan yang besar sampai ke anak
cucuknya sehingga generasi mudanya tak dapat menggantikan generasi tua.
e.
Tanah
Tanah pertanian sebagai sumber daya sebenarnya dapat
diperbaharui artinya tanah itu dapat dipergunakan berulang-ulang bila
dipelihara dengan baik. Apabila tanah itu dibiarkan dalam keadaan kosang lalu
terkena erosi terus menerus, maka bagian tanah yang sumber (berhumas) hilang
dan tinggallah padas atau batu yang tidak lagi dapat menjadi lahan yang dapat
ditanami.
Sumber Daya Zat Radioaktif
Zat radioaktif memang zat yang sangat berbahaya. Sejak
ditemukannya oleh Madame Curie telah nampak dampaknya yaitu orang-orang yang
bekerja di laboratoriumnya, bahkan terjadi kebocoran tidak dapat dihindarkan,
tetapi kebocoran itu tidak tampak seperti kebocoran minyak bumi atau batubara.
Bahayanya amat besar, meskipun telah memperhitungkan dengan sangat teliti,
tetapi bencana alam sering di luar perhitungan manusia, misalnya kekuatan
badai, banjir, gempa bumi dan sebagainya. Semua itu taruhannya adalah
keselamatan jiwa manusia, tidak hanya pekerjaannya, tetapi masyarakat
sekitarnya, misalnya kebocoran reaktor atom di Chernobile (Rusia) yang beberapa
tahun lalu. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1982
tentang ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Sumber Daya, sebagai
berikut; Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati dan sumber
buatan. Pada dasarnya sumber daya alam dapat dibagi menjadi:
a. Sumber
daya manusia, dimana tercakup kuantitas, kualitas pengetahuan dan keterampilan
dan kebudayaan juga sarana dan lembaga swadaya masyarakat.
b. Sumber daya
fisik ( sumber daya alam dan buatan) dapat dibedakan :
-
Sumber alam hayati, yang terdiri dari flora dan fauna.
-
Sumber alam non hayati, meliputi tanah, air , udara, mineral (minyak bumi, batu
bara, gas alam dan sebagainya ).
-
Sumber daya strategis (semua mineral essensial) untuk usaha Hankam, iklim,
energi matahari.
Kedua sumber daya alam tersebut seringkali merupakan
tulang punggung pembangunan suatu negara, sehingga pengelolaannya harus tepat
agar dapat meningkatkan pembagunan suatu negara, taraf hidup dan kemakmuran
bangsa di negara tersebut. Artinya pemanfaat sumber daya alam untuk suatu
produksi tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus memperhatikan kepentingan
pemungkiman, lingkungan perlindungan dan industri. Dengan demikian ada
keseimbangan penggunaan antara lingkungan yang satu dengan yang lain sehingga
dapat dimanfaatkan secara terus-menerus.
1. Kesimpulan
IPA
berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai
rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang (dinamis).
Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena keingintahuannya:
apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how), dan
mengapa demikian (why).
Adanya
kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu
ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA).
Ilmu
pengetahuan diperoleh melalui prosedur yang telah ditentukan, yaitu melalui
cara yang disebut metode ilmiah. Adapun langkah-langkah operasional metode
ilmiah –secara singkat– adalah sebagai berikut:
a.
Perumusan Masalah
b. Penyusunan
Hipotesis
c.
Pengujian Hipotesis/Penelitian
d. Penarikan
Kesimpulan
Tidak
semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat disebut
ilmu atau ilmiah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Logis
atau masuk akal
b. Objektif
c.
Metodik
d. Sistematis
e.
Berlaku umum atau universal
f.
Kumulatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar