Mitos
Lukisan
Penciptaan Adam di Kapel Sistina, Vatikan. Seperti kisah penciptaan Adam, suatu
mitos dianggap sebagai kisah suci dan diyakini kebenarannya oleh komunitas
penganutnya, namun belum tentu diyakini oleh komunitas lain yang memiliki
mitologi yang berbeda.Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa
Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar
masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk
di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada
cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta,
dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk
supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa
sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi
fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan
untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model
sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Klasifikasi
mitos Yunani terawal oleh Euhemerus, Plato (Phaedrus), dan Sallustius
dikembangkan oleh para neoplatonis dan dikaji kembali oleh para mitografer
zaman Renaisans seperti dalam Theologia mythologica (1532). Mitologi
perbandingan abad ke-19 menafsirkan kembali mitos sebagai evolusi menuju ilmu
(E. B. Tylor), "penyakit bahasa" (Max Müller), atau penafsiran ritual
magis yang keliru (James Frazer). Penafsiran selanjutnya menolak pertentangan
antara mitos dan sains. Lebih lanjut lagi, mitopeia seperti novel fantasi,
manga, dan legenda urban, dengan berbagai mitos buatan yang dikenal sebagai
fiksi, mendukung gagasan mitos sebagai praktik sosial yang terus terjadi.
Ciri khas
Pelaku
utama yang diceritakan dalam mitos biasanya adalah para dewa, manusia, dan
pahlawan supranatural. Sebagai kisah suci, umumnya mitos didukung oleh penguasa
atau imam/pendeta yang sangat erat dengan suatu agama atau ajaran
kerohanian.Dalam suatu masyarakat dimana mitos itu disebarkan, biasanya suatu
mitos dianggap sebagai kisah yang benar-benar terjadi pada zaman purba. Pada
kenyataannya, banyak masyarakat yang memiliki dua kategori kisah tradisional:
"kisah nyata" atau mitos, dan "kisah dongeng" atau fabel.
Umumnya mitos penciptaan berlatar pada masa awal dunia, saat dunia belum
berbentuk seperti sekarang ini, dan menjelaskan bagaimana dunia memperoleh
bentuk seperti sekarang ini serta bagaimana tradisi, lembaga dan tabu
ditetapkan.
Penggunaan istilah
Lukisan
"Perjalanan ke Barat" sebagai dekorasi di Istana Musim Panas,
Beijing, RRT. Perjalanan ke Barat merupakan suatu novel klasik Cina yang
mengandung unsur kisah fiktif, namun bercampur dengan legenda, cerita rakyat,
dan mitos masyarakat Cina.Lihat pula: Legenda dan Cerita rakyat
Istilah
"mitologi" dapat mengacu kepada kajian mengenai mitos atau suatu
himpunan atau koleksi berbagai mitos.Sebagai contoh, mitologi lanskap adalah
kajian mengenai pembentukan suatu bentang alam menurut mitos suatu bangsa,
sementara mitologi Hittit adalah himpunan mitos-mitos bangsa Hittit. Dalam
folkloristika, suatu "mitos" adalah kisah suci yang biasanya
menjelaskan bagaimana dunia maupun manusia dapat terbentuk seperti sekarang
ini, "suatu kisah yang menguraikan pandangan fundamental dari suatu
kebudayaan dengan menjelaskan aspek-aspek dunia alamiah dan menggambarkan
praktek psikologis dan sosial serta pandangan ideal suatu
masyarakat".Banyak sarjana dalam bidang ilmu lainnya yang menggunakan
istilah "mitos" dengan cara yang berbeda; dalam pengertian yang lebih
luas, istilah tersebut dapat mengacu kepada cerita tradisional atau—dalam
percakapan sehari-hari—suatu hal salah kaprah dalam masyarakat atau suatu entitas
khayalan.
Mitos
erat kaitannya dengan legenda dan cerita rakyat. Mitos, legenda, dan cerita
rakyat adalah cerita tradisional dalam jenis yang berbeda.Tidak seperti mitos,
cerita rakyat dapat berlatar kapan pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap
nyata atau suci oleh masyarakat yang melestarikannya. Sama halnya seperti
mitos, legenda adalah kisah yang secara tradisional dianggap benar-benar
terjadi, namun berlatar pada masa-masa yang lebih terkini, saat dunia sudah
terbentuk seperti sekarang ini. Legenda biasanya menceritakan manusia biasa
sebagai pelaku utamanya, sementara mitos biasanya fokus kepada tokoh manusia
super.
Perbedaan
antara mitos, legenda, dan cerita rakyat merupakan cara yang mudah dalam
mengelompokkan cerita tradisonal. Dalam banyak budaya, sulit untuk menarik
garis lurus antara mitos dan legenda. Daripada membagi kisah tradisional
menjadi mitos, legenda, dan cerita rakyat, beberapa budaya membagi mereka
menjadi dua kategori, yang satu langsung mengacu kepada cerita rakyat, yang
lainnya mengkombinasikan mitos dan legenda.Bahkan mitos dan cerita rakyat tidak
sepenuhnya berbeda. Suatu kisah dapat dianggap nyata (dan menjadi mitos) dalam
suatu masyarakat, namun dianggap tak nyata (dan menjadi cerita rakyat) dalam
masyarakat lainnya.Pada kenyataannya, saat suatu mitos kehilangan statusnya
sebagai bagian dari suatu sistem religius, mitos seringkali memiliki sifat
cerita rakyat yang lebih khas, dengan karakter dewa-dewi terdahulu yang
diceritakan kembali sebagai manusia pahlawan, raksasa, dan peri.
Mitos,
legenda, dan cerita rakyat hanyalah sebagian kategori dari cerita tradisional.
Kategori lainnya meliputi anekdot dan semacam kisah jenaka.Sebaliknya, cerita
tradisional adalah suatu kategori dari folklor, meliputi beberapa hal seperti
sikap tubuh, busana adat, dan musik.
Asal mula
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Euhemeros
Lihat
pula: Herodotos
Suatu
teori menyatakan bahwa mitos adalah catatan peristiwwa bersejarah yang
dilebih-lebihkan.[30][31] Menurut teori ini, penutur cerita melebih-lebihkan peristiwa
sejarah secara terus-menerus sampai akhirnya figur dalam sejarah tersebut
memperoleh status setara dewa.Misalnya, mungkin seseorang boleh berpendapat
bahwa mitos dewa angin Aeolos berasal dari sejarah mengenai raja yang
mengajarkan cara menggunakan layar dan menafsirkan arah angin kepada
rakyatnya.Herodotos (abad ke-5 SM) dan Prodikos mengklaim hal semacam ini.Teori
ini disebut "euhemerisme" menurut nama ahli mitologi terkenal,
Euhemeros (sekitar 320 SM), yang berpendapat bahwa dewa-dewi Yunani berkembang
dari legenda tentang manusia.
Alegori
Beberapa
teori menyatakan bahwa mitos dimulai sebagai suatu alegori. Menurut suatu
teori, mitos-mitos bermunculan sebagai alegori tentang fenomena alam: Apollo
melambangkan Matahari, Poseidon melambangkan lautan, dan sebagainya Menurut
teori lainnya, mitos bermula sebagai alegori untuk konsep filosofis maupun
spiritual: Athena melambangkan keadilan dan kebijaksanaan, Afrodit melambangkan
hasrat, dan sebagainya. Sanskritis abad ke-19, Max Müller mendukung teori alegoris
mitos. Ia menyakini bahwa mitos bermula sebagai deskripsi alegoris mengenai
keadaan alam, namun perlahan-lahan diinterpretasikan secara harfiah: misalnya,
secara puitis, laut digambarkan sebagai sesuatu yang penuh gejolak, sehingga
laut diyakini sebagai dewa yang pengamuk.
Personifikasi
Niks (dewi malam)
Hemera
(dewi siang) Dalam mitologi Yunani, malam dan siang hari dipersonifikasikan
sebagai seorang dewi.Beberapa pemikir percaya bahwa mitos merupakan hasil
personifikasi kekuatan dan benda mati. Menurut pemikiran ini, orang purba
memuja fenomena alam seperti api dan udara, dan perlahan-lahan menggambarkannya
sebagai dewa. Contohnya, menurut teori pemikiran mitopeia, orang purba
cenderung memandang "sesuatu" sebagai "seseorang", bukan
benda belaka; maka dari itu, mereka menggambarkan kejadian alam sebagai akibat
tindakan dewa tertentu, sehingga menghasilkan suatu mitos.
Teori
mitos-ritual
Menurut
teori mitos-ritual, keberadaan mitos sangat erat dengan ritual.Teori ini
mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini pertama kali
dicetuskan oleh sarjana biblikal William Robertson Smith.Menurut Smith,
orang-orang mulai melaksanakan suatu ritual untuk alasan tertentu yang tidak
ada hubungannya dengan mitos; kemudian, setelah mereka melupakan alasan
sebenarnya mengenai pelaksanaan ritual tersebut, mereka mencoba melestarikan
ritual tersebut dengan menciptakan suatu mitos dan mengklaim bahwa ritual
tersebut dilaksanakan untuk mengenang kejadian yang diceritakan dalam
mitos.[40] Antropolog James Frazer memiliki teori yang sama. Frazer percaya
bahwa manusia primitif mulai percaya pada hukum-hukum gaib; kemudian, ketika
manusia mulai kehilangan keyakinannya mengenai sihir, mitos tentang dewa
diciptakan dan mengklaim bahwa ritual magis kuno adalah ritual keagamaan yang
dilakukan untuk menyenangkan hati para dewa.
Fungsi
Mircea
Eliade berpendapat bahwa salah satu fungsi penting mitos adalah untuk membangun
suatu model perilakudan bahwa mitos dapat memberikan pengalaman religius.
Dengan menceritakan atau memeragakan mitos, anggota suatu masyarakat
tradisional dapat merasa lepas dari masa kini dan kembali lagi ke zaman mitis,
sehingga membawa mereka dekat dengan ilahi.
Lauri
Honko menegaskan bahwa dalam beberapa kasus, suatu masyarakat akan menghidupkan
kembali suatu mitos untuk menciptakan kembali suasana zaman mitis. Sebagai
contoh, akan diperagakan kembali penyembuhan yang dilakukan dewa pada zaman
purba dalam upaya penyembuhan seseorang di masa kini. Tak jauh berbeda, Roland
Barthes berpendapat bahwa budaya modern mengeksplorasi pengalaman religius.
Karena tugas sains bukanlah menegakkan moral manusia, suatu pengalaman religius
adalah upaya untuk terhubung dengan perasaan moral di masa lalu, yang kontras
dengan dunia teknologi di zaman sekarang.[
Joseph
Campbell menyatakan mitos memiliki empat fungsi utama: Fungsi
Mistis—menafsirkan kekaguman atas alam semesta; Fungsi Kosmologis—menjelaskan
bentuk alam semesta; Fungsi Sosiologis—mendukung dan mengesahkan tata tertib
sosial tertentu; dan Fungsi Pendagogis—bagaimana menjalani hidup sebagai
manusia dalam keadaan apa pun.
jenis-jenis
dan klasifikasi mitos
Portal Mitologi
Dongeng
Eskatologi
Folklor
Legenda
Mitologi
Mitologi
perbandingan
Mitos
penciptaan
Dongeng
merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna
hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan
dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan
secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa
membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara
penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng
yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit,
lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat
ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya bernama
Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil
sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti
sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah
ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi tokoh para hewan disebut dengan fabel.
Eskatologi
Antaragama
Akhir masa
Apokaliptikisme
2012
Milenarianisme
Armageddon
Pengadilan
Terakhir
Kebangkitan
Ya'juj
dan Ma'juj
Eskatologi Hindu
Eskatologi Islam
'Arasy
Âkhirah
Barzakh
Firdaws
`Adn
Jannah
Jahannam
Jahim
Kaʿbah
Mahsyar
Shirāth
Pohon
Neraka
Tokoh Utama
Dābbat
al-Ard
Dajjāl
Dzu
as-Suwayqatayn
Imam
Mahdī
`Īsā
Khawārij
Muḥammad
Yā'jūj
dan Mā'jūj
Malaikat
Al-Arham
Hamalat
al-‘Arsy
Izra'īl
Isrāfīl
Kirâman
Kâtibîn
Mâlik
Mu’aqqibat
Munkar
dan Nakīr
Penjaga
Surga
Zabāniyah
Peristiwa
Fitnah
Kedatangan
Kedua
Bulan
terbelah
Yawm
al-Qiyāmah
Eskatologi Kristen
Kitab
Wahyu
Kitab
Daniel
Olivet
discourse
Domba
dan Kambing
Figur
besar
Yesus
Dua
Saksi
Empat
Penunggang Kuda
Antikristus
Pandangan
berbeda
Preterisme
Idealisme
Historikisme
Futurisme
Perbedaan
Milenia
Premilenialisme
Amilenialisme
Postmilenialisme
Peristiwa
lain
Kronologi
Wahyu
Pengangkatan
Tujuh
materai
Kedatangan
Kedua Yesus
Pengadilan Terakhir
Eskatologi Yahudi Mesiah
Kitab
Daniel
Eskatologi
Zoroastrian Frashokereti (eskatologi)
Saoshyant
l
·b ·s ·
Empat Penunggang Kuda di Akhir Zaman , oleh
Albrecht Dürer.Eskatologi (dari bahasa Yunani ἔσχατος, Eschatos yang berarti
"terakhir" dan -logi yang berarti "studi tentang") adalah
bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-perisitwa pada
masa depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia,
yang biasanya dirujuk sebagai kiamat (akhir zaman). Dalam mistisisme, ungkapan
ini merujuk secara metaforis kepada akhir dari realitas biasa, dan kesatuan
kembali dengan Yang Ilahi. Dalam banyak agama tradisional, konsep ini diajarkan
sebagai kejadian sesungguhnya pada masa depan yang dinubuatkan dalam kitab suci
atau cerita rakyat. Dalam pengertian yang lebih luas, eskatologi dapat mencakup
konsep-konsep terkait seperti, misalnya Era Mesianik atau Mesias, akhir zaman,
dan hari-hari terakhir.
Kata
Yunani αἰών (aeon), yang berarti "abad" (konotasi"zaman"),
dapat diterjemahkan sebagai "akhir suatu masa (atau periode
sejarah[1])" dan bukan "akhir dunia". Pembedaan waktu ini juga
mempunyai signifikansi teologis; sementara akhir zaman dalam tradisi-tradisi
mistis berkaitan dengan kelepasan dari penjara realitas "yang ada",
sebagian agama percaya dan mengkhawatirkannya sebagai penghancuran harafiah dari
planet kita (atau semua makhluk hidup yang ada) – sementara umat manusia
bertahan dalam suatu bentuk yang baru, sehingga mengakhiri "zaman"
keberadaan yang ada sekarang.
Folklor
Supay
dalam tarian diablada. Supay merupakan dewa atau iblis kematian dalam folklor
Inka.Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon,
takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya,
subkultur, atau kelompok. Folklor juga merupakan serangkaian praktik yang
menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya. Bidang studi yang
mempelajari folklor disebut folkloristika. Istilah filklor berasal dari bahasa
Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Inggris William
Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh London Journal pada tahun 1846.Folklor
berkaitan erat dengan mitologi.
Legenda
Belum
DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Legenda (bahasa Latin: legere) adalah
cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu
yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai
"sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak
tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali
jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak
dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus
dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat
folklor
Menurut
Buku Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu
berkaitan dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat. Contohnya:
Sangkuriang dan Batu Menangis
Menurut
Pudentia legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat
benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga
membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005,[1] legenda adalah cerita rakyat
pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut
Emeis[rujukan?], legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah
dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R.
Bascom[rujukan?], legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip
dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.
Menurut Hooykaas,[rujukan?] legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang
berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang
menandakan kesaktian.
Contoh
cerita legenda
Sangkuriang
La
Madukelleng
William
Tell
Lutung
Kasarung
Danau
toba
Malin
kundang
Batu
bagga
Sinbad
(ditayangkan di Legenda MD Series)
Timun
Mas (ditayangkan di Legenda MD Series)
Banyuwangi
Dan
lain-lain
Mitologi
Belum
Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Istilah "mitologi" dapat
berarti kajian tentang mitos (misalnya mitologi perbandingan), maupun sebuah
himpunan atau koleksi mitos-mitos (misalnya mitologi Inka).[1] Dalam
folkloristika, suatu mitos adalah kisah suci yang biasanya menjelaskan
bagaimana dunia maupun manusia dapat terbentuk seperti sekarang ini,[2]
meskipun, dalam pengertian yang sangat luas, istilah tersebut dapat mengacu
kepada cerita tradisional.[3]
Mitologi
terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Mitologi dapat mencakup
kisah penciptaan dunia sampai asal mula suatu bangsa. Tidak seperti mitologi,
pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak
dianggap sebagai kisah suci yang dipercaya kebenarannya. Sedangkan pada
legenda, pelaku-pelakunya adalah manusia dan meskipun kejadiannya dianggap
benar-benar terjadi, dapat mengandung kisah makhluk supranatural (dewa, setan,
dsb.) dan kejadian luar biasa (kutukan, keajaiban, dsb.) seperti pada mitologi.
Biasanya latar pada legenda adalah masa-masa pada saat manusia sudah ada dan
dikaitkan dengan sejarah dan asal mula suatu tempat.
1 Mitologi berdasarkan wilayah
1.1 Afrika
1.1.1 Afrika Utara
1.1.2 Afrika Barat
1.1.3 Afrika Tengah
1.1.4 Afrika Timur
1.1.5 Afrika Selatan
1.2 Artik
1.3 Asia
1.3.1 Asia Barat Daya
1.3.2 Asia Selatan
1.3.3 Asia Timur
1.3.4 Asia Tenggara
1.3.5 Asia Tengah dan Utara
1.4 Australia dan Oceania
1.5 Eropa
1.5.1 Zaman prasejarah
1.5.2 Eropa Utara
1.5.3 Kepulauan Britania
1.5.4 Eropa Barat
1.5.5 Eropa Timur
1.5.6 Eropa Selatan
1.6 Amerika
1.6.1 Amerika Utara
1.6.2 Amerika Tengah
1.6.3 Karibia
1.6.4 Amerika Selatan
1.6.5 Campuran Afrika
2 Mitologi berdasarkan agama
3 Mitologi berdasarkan waktu
3.1 Zaman Perunggu
3.2 Zaman Besi
3.3 Prasejarah Akhir
4 Catatan kaki
5 Referensi
6 Bacaan lebih lanjut
7 Pranala luar
Mitologi berdasarkan wilayah
Mitologi Mesir Kuno
Afrika Barat
Mitologi
Akan
Mitologi
Ashanti (Ghana)
Mitologi
Dahomey (Fon)
Mitologi
Efik (Nigeria, Kamerun)
Mitologi
Igbo (Nigeria, Kamerun)
Mitologi
Isoko (Nigeria)
Mitologi
Yoruba (Nigeria, Benin)
Afrika Tengah
Mitologi
Bushongo (Kongo)
Mitologi
Baluba
Mitologi
Bambuti (Pigmi) (Kongo)
Mitologi
Lugbara (Kongo)
Afrika Timur
Mitologi
Akamba (Kenya Timur)
Mitologi
Dinka (Sudan)
Mitologi
Lotuko (Sudan)
Mitologi
Masai (Kenya, Tanzania)
Afrika
Selatan
Mitologi
Khoikhoi
Mitologi
Lozi (Zambia)
Mitologi
Madagaskar
Mitologi
Tumbuka (Malawi)
Mitologi
Zulu (Afrika Selatan)
Artik bersinggungan dengan
Asia, Eropa Utara, dan Amerika Utara.
Mitologi
Finlandia
Mitologi
Inuit
Mitologi
Nordik
Mitologi
Sami
Asia,Timur
Tengah, Persia, Anatolia, Kaukasus
Peradaban
kuno
Mitologi
Mesopotamia (Sumeria, Asiro-Babilonia)
Mitologi
Semitik
Mitologi
Babilonia
Mitologi
Arab
Mitologi
Kanaan
Mitologi
Hittite
Mitologi
Hurrian
Mitologi Scythia abad
pertengahan sampai modern
Mitologi
Armenia
Mitologi
Ossetia
Mitologi
Arab
Mitologi
Islam
Mitologi
Kurdi
Mitologi
Persia
Mitologi
Turki
Asia Selatan
Mitologi
Ayyavazhi
Mitologi
Hindu
Mitologi
Tamil
Asia
Timur
Mitologi
Buddha
Mitologi
Cina
Mitologi
Jepang
Mitologi
Korea
Mitologi
Tibet
Asia
Tenggara
Mitologi
Filipina
Mitologi
Indonesia
Mitologi
Melayu
Asia
Tengah dan Utara bersinggungan dengan Eropa Timur dan Utara
Mitologi
Altai
Mitologi
Scythia
Mitologi
Finn
Mitologi
Tibet
Australia
dan Oceania
Mitologi
Aborigin
Mitologi
Hawaii
Mitologi
Maori
Mitologi
Melanesia
Mitologi
Mikronesia
Mitologi
Papua
Mitologi
Polinesia
Mitologi
Rapa Nui
Eropa
Mitologi
Yunani
Mitologi
Romawi
Mitologi
Etruria
Mitologi
Kelt
Mitologi
Jermanik
Mitologi
Paleo-Balkan
Mitologi
Lusitania
Eropa
Utara
Mitologi
Nordik
Mitologi
Finn
Mitologi
Estonia
Mitologi
Finlandia
Mitologi
Sami
Mitologi
Baltik
Mitologi
Latvia
Mitologi
Lithuania
Kepulauan
Britania
Mitologi
Inggris
Mitologi
Irlandia
Mitologi
Skotlandia
Mitologi
Wales
Eropa
Barat
Mitologi
Alpin
Mitologi
Basque
Mitologi
Frankish
Mitologi
Perancis
Mitologi
Jerman
Eropa
Timur
Mitologi
Hungaria
Mitologi
Roma (Gipsi)
Mitologi
Slavia
Mitologi
Romania
Mitologi
Tatar
Eropa
Selatan
Mitologi
Albania
Mitologi
Katalan
Mitologi
Yunani
Mitologi
Malta
Mitologi
Spanyol
Amerika Algonquia (Amerika
Serikat bagian timur laut, Great Lakes)
Mitologi
Abenaki
Kepercayaan
tradisional Anishinaabe
Mitologi
Leni Lenape
Dataran
Indian
Mitologi
Blackfoot
Mitologi
Crow
Mitologi
Lakota
Mitologi
Pawnee
Muskogean (Amerika Serikat
bagian selatan) dan Iraquois (Amerika Serikat bagian Timur)
Mitologi
Iroquois
Mitologi
Choctaw
Mitologi
Creek
Mitologi
Ho-Chunk
Mitologi
Huron
Mitologi
Seneca
Alaska dan Artik Kanada
Mitologi
Haida
Mitologi
Inuit
Pasifik
Barat Laut
Mitologi
Kwakiutl
Mitologi
Nootka
Uto-Aztec
(Great Basin hingga Meksiko)
Mitologi
Hopi
Mitologi
Miwok
Mitologi
Ohlone
Mitologi
Ute
Mitologi
Salish
Mitologi
Tsimshian
Amerika
Serikat bagian barat laut
Mitologi
Navaho
Mitologi
Pomo
Mitologi
Zuni
Amerika Tengah
Mitologi
Aztek
Mitologi
Maya
Mitologi
Olmek
Karibia
Mitologi
Haiti
Amerika Selatan
Mitologi
Chilota
Mitologi
Inka
Mitologi
Guarani
Mitologi
Mapuche
Campuran
Afrika
Hoodoo
Vodou
Santería
Obeah
Kumina
Palo
Candomblé
Umbanda
Quimband
Mitologi berdasarkan agama
Mitologi
Buddha
Mitologi
Hindu
Mitologi
Islam
Mitologi
Kristen
Mitologi
Yahudi
Mitologi
berdasarkan waktu
Zaman
Perunggu
Mitologi
Proto-Indo-Eropa
Mitologi
Proto-Indo-Iran
Mitologi
Mesopotamia
Mitologi
Mesir kuno
Mitologi
Hittite
Mitologi
Hurria
Mitologi
Regweda
Zaman
Besi
Mitologi
Klasik
Mitologi
Yunani
Mitologi
Romawi
Mitologi
Etruria
Mitologi
Kelt
Mitologi
Jermanik
Prasejarah Akhir
Mitologi
Altai
Mitologi
Slavia
Mitologi
Arab
Mitologi
perbandingan
Bermacam-macam
mitos.Mitologi perbandingan adalah perbandingan mitos-mitos dari beragam
kebudayaan berbeda dengan tujuan untuk mengetahui tema-tema dan
karakteristiknya yang sama.[1] Mitologi perbandingan berguna untuk beragam
tujuan akademik. Contohnya, para sejarawan menggunakan kaitan antara
mitos-mitos yang berbeda untuk mengetahui perkembangan agama dan budaya, untuk
mengetahui asal mula mitos dari berbagai kebudayaan, dan untuk memperkuat teori
psikologi.
Mitos
penciptaan
Lukisan
Penciptaan Adam karya Michelangelo.
Lukisan
Penciptaan Hawa karya Michelangelo.Setiap kebudayaan dan bangsa mempunyai mitos
penciptaan-nya masing-masing. Mitos-mitos ini berkembang sebagai upaya setiap
bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal usul manusia dan tempat
tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka bumi.
Suku
Minahasa mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang digambarkan sebagai
nenek moyang mereka. Orang Batak percaya bahwa mereka adalah keturunan satu
leluhur yang bernama Si Raja Batak.
Suku
Lakota di Amerika percaya bahwa sebelum bumi diciptakan, dewa-dewa tinggal di
surga sementara manusia hidup di dunia bawah yang tidak mempunyai budaya.
Bangsa
Mande di Mali selatan percaya bahwa pada mulanya hanya ada Mangala. Mangala
adalah makhluk tunggal yang kuat dan dahsyat. Di dalam Mangala terdapat empat
bagian, yang antara lain melambangkan empat hari dalam satu minggu, empat unsur
alam, dan empat arah (ruang). Mangala juga mengandung dua pasang kembar yang
berjenis kelamin ganda. Mangala bosan menyimpan semua unsur ini di dalam
dirinya, karena itu dewa mengeluarkannya dan membentuknya menjadi sebuah benih.
Benih inilah yang menjadi penciptaan dunia ini.
Agama
Yahudi, Kristen, dan Islam sama-sama memiliki mitos penciptaan yang dimulai
dari Adam dan Hawa.
1
Penciptaan Menurut Agama
1.1
Islam
1.2
Agama Hindu
2
Pranala luar
Penciptaan Menurut Agama
Agama
Islam percaya akan kisah Nabi Adam dan Hawa yang disebutkan pada Al Baqarah
ayat 30-39. Sebagai terjemahan yang digunakan adalah Tafsir Al Misbah yang
ditulis oleh Quraish Shihab. Ayat 30 berbunyi sebagai berikut:
Ingatlah
ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan satu khalifah di muka bumi". Mereka berkata, "Apakah
Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan
menyucikan-Mu?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui".
Dari
ayat diatas tampak bahwa malaikat mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan
diciptakan Allah ini adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan
menumpahkan darah dalam perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa
perbuatan itu juga dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum
manusia. Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan
dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil .
Dalam
Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk
sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan khalifah itu sendiri. Arti
kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga
dengan demikian pasti ada di antara mereka yang berselisih dan menumpahkan
darah. Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah. Hal
tersebut dijelaskan dalam ayat berikut (QS 2:31-33) ini:
Dia
mengajari Adam tentang nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu benar!" Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau,
tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Mengetahui (lagi) Maha
Bijaksana". Dia (Allah) berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada
mereka nama-nama benda-benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada
mereka nama-nama benda-benda itu, Dia (Allah) berfirman, "Bukankah sudah
Ku-katakan kepada kamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan".
Dalam
ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada malaikat bahwa khalifah yang
dia tugaskan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mereka. Diberi-Nya
khalifah ini potensi pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda. Potensi ini
yang bisa membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di muka
bumi. Walaupun nantinya akan ada sebagian manusia yang akan berbuat kerusakan
di muka bumi atau menumpahkan darah tapi dengan potensi yang diberikan kepada
manusia maka manusia akan sanggup menjalankan tugas sebagai khalifah. Walaupun
malaikat mempunyai ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah
tapi tanpa potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa
malaikat ini menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.
Kemudian
manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di
surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa
makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya.
Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah
melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak
makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak
boleh didekati.
Ketika
ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak
sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan setan. Allah tidak
membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya
beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu
bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya,
tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan
manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus
untuk kembali kepada-Nya. Ia berjanji bahwa bila manusia mau mengakui
kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan
manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.
Agama Hindu
Kosmologi Hindu
Ada
beragam kisah penciptaan alam semesta yang dituturkan secara mitologis dan
berbeda-beda dalam kitab-kitab Purana. Menurut kitab Weda, unsur dasar alam
semesta ini adalah aditi yang berarti ketiadaan atau kehampaan. Segala sesuatu
yang ada merupakan diti yang artinya terikat. Sebelum adanya alam semesta, yang
ada hanyalah Brahman, sesuatu yang sulit dilukiskan. Brahman berada di luar
kehidupan dan kematian, tak terikat oleh waktu, abadi, tak bergerak, ada
dimana-mana, memenuhi segala sesuatu.
Menurut
kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi.
Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman
memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya.
Menurut kitab Purana, pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada
awal proses penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini
bertemu sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur,
tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah
mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap
selanjutnya adalah terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi
(naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan). Selanjutnya, munculah
Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, yang disebut pula Dasendria (sepuluh
indria).
Setelah
timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut
berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang
sangat halus, tidak berukuran. Pancatanmatra merupakan benih saja.
Pancatanmatra berevolusi menjadi unsur-unsur benda materi yang nyata.
Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima
unsur tersebut yaitu: Akasa (ether); Bayu (zat gas, udara); Teja (plasma, api,
kalor); Apah (zat cair); Pertiwi (zat padat, tanah, logam).
Pancamahabhuta
berbentuk Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada saat
penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi
kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut,
namun kadangkala ada salah satu unsur yang mendominasi. Sari-sari
Pancamahabhuta menjadi Sadrasa, yaitu enam macam rasa. Unsur-unsur tersebut
dicampur dengan Citta, Buddhi, Ahamkara, Dasendria, Pancatanmatra dan
Pancamahabhuta. Dari pencampuran tersebut, timbulah benih makhluk hidup, yaitu
Swanita dan Sukla. Pertemuan kedua benih tersebut menyebabkan terjadinya
makhluk hidup.
Kehidupan
dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia
diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai Brahma, menciptakan
para gandharwa, pisaca, makhluk gaib, dan sebagainya. Setelah itu terciptalah
tumbuhan dan binatang. Manusia tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang
di muka bumi. Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka
manusia disebut Bhuwana Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung.
Menurut
kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu. Nama ini bukan nama
seseorang, melainkan nama spesies. Swayambu Manu secara harfiah berarti
"makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".
contoh
mitos kategori mitologi
Ragnarok
(mitologi)Dari
Belum
DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Ragnarok (takdir para dewa) adalah suatu
bagian dari mitologi Nordik tentang pertempuran di akhir dunia. Pertempuran
antara Æsir, yang dipimpin oleh Odin dan para iblis (raksasa api dan berbagai
monster yang dipimpin oleh Loki), Iris .Pertempuran terjadi di suatu daerah
bernama Vigrid plain. Makna dari pertempuran ini tidak hanya pertempuran antara
dewa, raksasa, dan monster, tetapi juga melibatkan seluruh alam semesta. Dari
pertempuran ini banyak dewa-dewi yang mati termasuk Odin
Mitologi
Nordik (bahasa Inggris: “Norse Mythology”, Norþ: utara) merupakan kepercayaan
masyarakat Eropa Utara (negara Denmark, Norwegia, Islandia, dan Swedia) sebelum
kedatangan agama Kristen. Kepercayaan dan legenda ini menyebar ke negara-negara
Eropa Utara lain, termasuk Islandia yang memiliki sumber-sumber mitologi
tersebut.
Mitologi
tersebut merupakan kumpulan dari kepercayaan kuno orang-orang Eropa Utara yang
berisi kisah-kisah tentang makhluk supernatural, kosmologi, dan mitos-mitos
lainnya yang ditulis berbentuk puisi atau prosa dan terangkum dalam Edda.
Mitologi tersebut ditulis sebelum dan setelah kedatangan agama Kristen di Eropa
Utara.
Dalam
cerita rakyat Skandinavia, mitologi tersebut masih bertahan, dan di daerah
pedesaan, tradisi kuno tersebut masih tampak sampai sekarang. Mitologi tersebut
juga memberi pengaruh dan inspirasi dalam kesusastraan zaman sekarang.
Sumber-sumber
Mitologi
Nordik dituturkan dari mulut ke mulut dan kini sudah banyak ditinggalkan atau
hilang. Pada zaman dulu, kisah-kisah tersebut dikumpulkan dan dicatat oleh
sarjana Kristiani, terutama dalam Edda dan Heimskringla. Edda yang ditulis
berbentuk prosa dan syair, isinya menceritakan tentang karakter Dewa-Dewi dan
kisah-kisah mitologi. Beberapa Edda itu ditulis oleh Snorri Sturluson, yang
merupakan seorang penyair, sastrawan, dan sarjana Kristiani yang menganggap
bahwa Dewa-Dewi Nordik lebih mirip manusia daripada dianggap sebagai setan.
Di
samping sumber-sumber tersebut, ada legenda hidup yang berkembang di masyarakat
Skandinavia, misalnya beberapa legenda yang muncul dalam kesusastraan Jerman,
dan cerita-cerita mitologi di Deor. Ketika beberapa cerita itu bertahan, para
ahli bisa mengungkapkan cerita yang belum ditulis. Sebagai tambahan, ada
ratusan tempat di Skandinavia yang dinamai setelah dewa-dewa mereka.
Ada
beberapa peninggalan yang mengungkapkan kisah-kisah dalam mitologi Nordik.
Peninggalan-peninggalan tersebut berupa lukisan, arca, dan pahatan.
Kosmologi
Yggdrasil
sebagai pusat dunia dalam mitologi NordikDalam mitologi Nordik, dikenal adanya
sembilan dunia, yang mana sembilan dunia tersebut dihubungkan oleh pohon
Yggdrasil. Dalam mitologi Nordik, pohon Yggdrasil merupakan pusat dunia. Pada
cabang-cabang dan akar-akarnya terdapat dunia-dunia yang berbeda, yaitu:
Asgard,
dunia para Æsir atau golongan dewa-dewa tinggi dan yang paling berkuasa. Asgard
terletak pada cabang Yggdrasil di sebelah atas yang dialui oleh mata air Urd.
Vanaheim,
dunia para Vanir atau golongan dewa-dewi kecil. Letaknya berdekatan dengan
Asgard di lingkungan para dewa.
Alfheim,
dunia para Elf atau ras dewa kecil pengatur kesuburan.
Midgard,
dunia manusia sebagai dunia makhluk yang tidak abadi.
Jötunheimr,
dunia para Jotun atau para raksasa.
Svartálfheim,
dunia para Svartálfar (bahasa Inggris: Swart elfs/elves) atau Dökkálfar (bahasa
Inggris: Dark elfs/elves) yaitu kaum elf dari kegelapan.
Niddhavellir,
dunia para Dwarf atau orang kerdil. Mereka tinggal di gua atau di bawah tanah
sebagai penambang yang mahir dan ahli membuat peralatan dan senjata dari logam.
Niflheim,
dunia bawah tanah yang dingin, rumah para Jotun (raksasa) es, dikuasai oleh
Hel, anak perempuan Loki
Muspell
atau Muspellheim, dunia api dan rumah bagi Surt, raksasa yang kulit berupa
lahar dan rambut adalah api
Makhluk
supernatural
Thor
bertarung dengan para raksasaMenurut mitologi Nordik, Ada tiga golongan makhluk
yang lebih berkuasa daripada manusia, yaitu: Æsir, Vanir, dan Jotun. Æsir dan
Vanir merupakan golongan yang sangat dekat, karena merupakan golongan para
Dewa. Æsir dan Vanir bersama-sama menciptakan alam semesta, mengatur kehidupan
manusia, meskipun mereka pernah bertarung dengan sesama.
Musuh
para Æsir dan Vanir adalah para Jotun atau raksasa (bahasa Inggris kuno:
Eontenas atau Entas). Mereka mirip dengan para Titan dan Gigantes dalam
mitologi Yunani. Kata Jotun sering diterjemahkan sebagai raksasa, meskipun kata
Troll atau setan lebih cocok. Para Jotun atau raksasa tidak selamanya jahat.
Æsir sebagai golongan para Dewa berselisih dengan Jotun, meskipun para Dewa dan
Jotun pernah menjalin hubungan dan saling menikah, seperti Thor menikah dengan
Járnsaxa; Odin bersaudara dengan Loki; Hel (setengah Dewi setengah raksasa)
bersaudara dengan Loki. Dalam mitologi, Jotun wanita biasanya tidak jahat
(seperti dalam kisah, Grid membantu Thor) dan menikahi golongan Dewa (seperti
dalam kisah, Thor menikahi Járnsaxa).
Selain
Dewa dan raksasa, mitologi Nordik juga menyebutkan adanya monster seperti
Jörmungandr (Si ular laut) dan Fenrir (srigala raksasa) yang dapat ditemukan di
sekitar Midgard. Dua monster tersebut dikatakan sebagai anak buah Loki, dewa
pencari masalah, seorang keturunan Jotun. Makhluk mitologi yang lain adalah
Hugin dan Munin (yang berarti “pikiran” dan “ingatan”), dua gagak yang menjaga
Odin.
Dewa-dewa
utama Aesir dalam mitologi Nordik[sunting | sunting sumber]Buri : makhluk
pertama atau dewa pertama yang lahir dari es yang dijilat oleh Audhumbla. Ayah
dari Borr.
Borr
: Ayah dari Odin, Ve dan Vili yang didapatnya dari istri seorang raksasa
bernama Bestla.
Odin:
Dewa pertempuran, kematian, syair, dan ilmu gaib/sihir. Penguasa Asgard,
mempunyai senjata berupa tombak bernama Gungnir.
Ve
: Dewa yang menganugrahi kemampuan manusia bicara.
Vili
: Dewa penguasa air.
Thor
: Dewa petir, dewa perang. Anak Odin dan raksasa Jord. Mempunyai senjata berupa
palu bernama Mjolnir.
Tyr
: Dewa perang dan keberanian. Atribut Tyr adalah tombak.
Heimdall
: Dewa penjaga. ia adalah dewa yang menjaga Bifrost, jalan keluar-masuk ke
Asgard. Anak dari Odin dan Nine Waves. dikenal juga dengan Rígr atau pencipta
umat manusia.
Loki:
Dewa api dan penipu, tukang pencari masalah. Anak dari raksasa Farbautia dan
Laufey.Dia membunuh Balder melalui tipu muslihat. Sebenarnya Loki adalah
keturunan Jotun, tapi semenjak menjadi saudara sedarah dengan Odin, Loki
menjadi dewa Aesir dan hidup di Asgard.
Makhluk
lain dalam mitologi Nordik[sunting | sunting sumber]Ymir: raksasa pertama
Ask:
pria pertama
Embla:
wanita pertama
Fenrir:
Srigala raksasa buas, anak pertama Loki dan Angrboða, yang seperti monster.
Akhirnya berhasil diikat oleh rantai yang dibuat para Dwarf setelah ia memakan
tangan Tyr yang berkorban agar Fenrir mau diikat.
Jörmungandr:
Ular raksasa yang dapat melilit bumi dan memegang ekor sendiri, anak kedua dari
Angrboða dan Loki.
Njord:
Dewa laut.
Iðunn:
Dewi kemudaan. Ia memiliki buah apel yang dapat membuat hidup abadi.
Raja-raja dan para pahlawan
Snorri
Sturluson, sarjana Kristiani yang mengumpulkan kisah-kisah epos dan mitos
NordikKesusastraan mitologi berhubungan dengan legenda tentang para raja dan
para pahlawan, selayaknya makhluk supernatural. Legenda dan kisah-kisah itu
dianggap sebagai cerita asal mula negara mereka. Beberapa legenda dianggap
pernah terjadi, dan sarjana-sarjana Skandinavia berusaha menggali sejarahnya
melalui mitos dalam kisah kepahlawanan.
Peribadatan bangsa Skandinavia
kuno
Pada
masa lalu, pemujaan terhadap dewa-dewi kuno dan pengorbanan manusia dilakukan
orang Skandinavia. The Blot adalah bentuk pemujaan yang diterapkan orang Jerman
kuno dan orang Skandinavia. Mereka memakai batu yang disusun yang disebut
“horgr” sebagai altar sederhana atau sarana pemujaan. Ada pusat pemujaan yang
penting seperti Skiringsal, Lejre, dan Uppsala. Kuil di Uppsala memiliki tiga
patung dewa atau berhala: Thor, Odin, dan Freyr. Sistem pendeta ada, namun
belum tergambar sempurna. Pada masa itu, dewa yang banyak dipuja adalah Odin
dan Thor. Pada masa kini, tidak ada kuil-kuil untuk pemujaan terhadap dewa-dewi
Nordik kuno. Persembahyangan dan peribadatan hanya dilakukan oleh orang-orang
masa lalu. Bekas kuil masa lalu banyak yang tak tersisa atau sudah dihancurkan
pada masa Kristianisasi di Eropa.
Interaksi dengan agama Kristen
Ansgar,
Missionaris yang datang ke Swedia tahun 829Pada masa Kristianisasi di
negara-negara Eropa Utara, masih ada toleransi antara agama baru dan
kepercayaan lama. Namun ketika konflik tak bisa dihindari lagi, dewa-dewi
Skandinavia kuno dianggap sebagai setan dan pemujaan terhadap mereka sangat
dilarang. Beberapa kuil dihancurkan. Proses ini mendesak orang-orang
Skandinavia untuk meninggalkan kepercayaan lamanya dan beralih kepada
kepercayaan yang lebih baru. Namun untuk menghapus kepercayaan lama dari bangsa
Skandinavia sangat sulit. Meskipun di Eropa Utara terjadi pengalihan
kepercayaan, di lain pihak Edda atau kumpulan kisah mitologi Nordik justru
dikumpulkan dan ditulis oleh sarjana-sarjana Kristiani.
Kristianisasi
di Eropa utara mengakibatkan terlupakannya dewa-dewi dari pemujaan dan
tersingkirnya kepercayaan dan kisah-kisah masa lalu. Meskipun demikian, Odin
dan Thor merupakan dewa-dewa yang paling terkenal dan bertahan paling lama.
Pengaruh terhadap masa sekarang
Mitologi
Nordik memiliki pengaruh terhadap beberapa hal yang bisa ditemukan pada zaman
sekarang. Nama-nama hari dalam bahasa Inggris diambil dari nama-nama dewa-dewi
Nordik, seperti:
Sunday
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
Sun’s
day atau Hari Matahari
Moon’s
day atau Hari
Bulan
Tyr’s (Tiw’s) day atau Hari Tiw
Odin’s
(Wodin’s) day atau Hari Wodin
Thor’s
day atau Hari Thor
Frigg’s
atau Freyja’s day atau Hari Freyja
Æsir
Dalam
mitologi Nordik, Æsir (bentuk tunggal: Ás, wanita: Ásynja, wanita-jamak:
Ásynjur, Anglo-Saxon Ós, dari bahasa Proto-Jerman Ansuz) adalah Dewa-Dewi pokok
dan utama di antara ras Dewa-Dewi dalam phanteon mitologi Nordik. Dewa-Dewi
utama tersebut seperti: Odin, Frigg, Baldr, Thor, dan Tyr. Mereka adalah
Dewa-Dewi yang sering muncul dalam mitologi Norwegia.
Dewa-Dewi dalam mitologi Nordik
Para
Dewa hidup abadi dengan memakan apel dari IðunnDewa-Dewi dalam mitologi Nordik
adalah makhluk yang hidup abadi, punya kemahakuasaan, wujudnya seperti manusia
namun bukan manusia. Beberapa di antaranya berasal dari keturunan raksasa
(Jotun). Mereka adalah suatu ras dari makhluk yang lebih berkuasa dari umat
manusia. Mereka tidak bisa mengalami penyakit dan tidak terkena dampak usia
tua, karena memakan apel dari Idun. Mereka bisa terbunuh dalam pertempuran,
namun bisa juga hidup abadi sampai Ragnarok tiba. Kisah-kisah mengenai mereka
tertulis di dalam kitab-kitab yang disebut Edda.
Penyembahan
kepada para Dewa-Dewi kini tidak begitu penting dan jarang muncul dalam
mitologi. Namun Dewa Odin dan Thor sangat penting dan terkenal, baik dalam
mitologi maupun pemujaan.
Dua
golongan Dewa-Dewi[sunting | sunting sumber]Dalam mitologi Nordik dikenal
adanya golongan Æsir dan Vanir. Golongan Æsir adalah Dewa-Dewi utama, seperti
yang dipaparkan di atas. Golongan Dewa-Dewi yang kedua disebut Vanir, yang juga
muncul dalam kisah-kisah Skandinavia kuno. Mereka adalah: Dewa Njord dan
anak-anaknya, Freyr dan Freyja, yang merupakan Dewa-Dewi utama kaum Vanir yang
bergabung bersama Æsir sebagai sandera ketika kaum Æsir dan Vanir berperang.
Kaum
Vanir cenderung sebagai Dewa-Dewi yang mengatur masalah kesuburan dan sesuatu
yang berkaitan dengan alam, sedangkan Aesir cenderung sebagai Dewa-Dewi yang
memiliki kekuatan dan menguasai peperangan.
Vanir
dan Æsir berinteraksi seperti dua kaum berbeda antara yang tua dan yang muda,
seperti dalam mitologi Yunani, antara para Titan dan para Dewa di Olympus.
Selayaknya manusia, Vanir dan Æsir juga pernah bertarung dengan sesama, membuat
perjamuan, dan pernah saling menukar sandera (contohnya seperti Freyr dan
Freyja). Tema seperti itu sudah sering muncul dalam mitologi rumpun Indo-Eropa,
yakni konflik antara para Dewa langit yang sangat berkuasa dalam peraturan
melawan para Dewa bumi yang biasa mengatur kesuburan di muka bumi.
Beberapa
Dewa dan Dewi dari Nordik (Æsir dan Vanir) (Dewa orang yang tak berdosa dan
Dewa keindahan)
Bragi
(sang penyanyi dan penyair)
Forseti
(Dewa keadilan)
Freyja
(Dewi kasih sayang dan seksualitas)
Freyr
(Dewa kasih sayang dan kesuburan)
Frigg
(pemimpin para Dewi)
Heimdall
(sang pengawas dan penjaga)
Hodhr
(Dewa buta, penguasa kegelapan dan musim dingin)
Hoenir
(Dewa yang tak bisa mengambil keputusan)
Iðunn
(Dewi keremajaan, kemudaan, kesuburan, dan kematian)
Loki
(si penipu, si pengacau, saudara angkat Dewa Odin)
Njord
(Dewa pelayaran)
Odin
(pemimpin para Dewa, penguasa kebijaksanaan dan peperangan)
Thor
(Dewa petir dan pertempuran)
Tyr
(Dewa perang dan keberanian)
Ull
(si pemburu, pemanah)
Vé
(saudara Odin, yang menganugerahi manusia kemampuan bicara)
Vidar
(Dewa kesunyian, Dewa pembalasan dendam)
Pengaruh
mitologi Nordik sangat jelas sekali tampak dalam kisah fiksi fantasi legendaris
dan terkenal karya J.R.R. Tolkien, “The Lord of The Rings”. Karya Tolkien
banyak mendapat pengaruh mitologi Nordik. Bumi tengah digambarkan seperti pohon
Yggdrasil, dengan bermacam-macam ras, seperti: manusia, elf, dwarf, troll, orc.
Ras-ras tersebut (selain manusia) diambil dari mitologi Nordik dan cerita
rakyat Skandinavia.
VanirDari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum
DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Vanir adalah salah satu kelompok Dewa-Dewi
dalam mitologi Nordik. Mereka memiliki hubungan dengan Æsir, meskipun mereka
dikelompokkan berbeda. Kaum Æsir cenderung sebagai penguasa peraturan, ahli
perang, dan lebih berkuasa, dibandingkan Vanir, kaum Dewa-Dewi yang mengatur
kesuburan dan fenomena alam.
Ayah
kaum Vanir dan Dewa-Dewi laut adalah Njord. Kaum Vanir berada di bawah kaum
Æsir. Dewa-Dewi yang termasuk kaum Vanir seperti: Freyr, Dewa kesuburan, dan
Freyja, Dewi kasih sayang dan seksualitas, yang tinggal di antara kaum Æsir di
Yggdrasil.
Karakteristik[sunting
| sunting sumber]Vanir adalah kaum Dewa-Dewi yang menguasai kesuburan, lautan,
dan kemakmuran. Jika Æsir adalah kaumnya Dewa perang, maka Vanir adalah
Dewa-Dewi yang memberi kemakmuran, kekayaan, kebahagiaan, dan kedamaian. Mereka
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ilmu sihir, sehingga mereka juga bisa
mengetahui masa depan.
Tempat
tinggal Kaum Vanir tinggal di suatu tempat yang bernama Vanaheimr, disebut juga
Vanaland. Snorri Sturluson menyebut tempat mereka Tanakvísl atau Vanakvísl.
Vanaheimr dan Asgard, merupakan tempat tinggal para Dewa di pohon kehidupan
Yggdrasil.
Vanir
dan para Elf[sunting | sunting sumber]Vanir dikatakan dekat sekali hubungannya
dengan Elf (bahasa Norwegia: Alfar). Mereka sama-sama pengatur kesuburan dan
juga pengatur alam. Meskipun demikian, Elf dan Vanir juga dikatakan memiliki
status yang berbeda. Elf merupakan Dewa kecil yang menguasai kesuburan, sedangkan
Vanir adalah Dewa utama yang menguasai kesuburan
Asgard
Dalam
mitologi Nordik, Asgard (bahasa Norwegia kuno: Asgarðr) adalah kerajaan para
Dewa yang terpisah dari dunia para manusia, Midgard. Tembok besar yang
mengelilingi Asgard dibuat oleh raksasa.
Dataran
Idavoll merupakan pusat dari Ásgard. Para Æsir berkumpul di sana untuk
membicarakan hal yang penting. Para Dewa berkumpul di balairung yang disebut
Gladsheim, dan para Dewi bertemu di balairung yang disebut Vingolf. Mereka juga
berkumpul sehari-hari di “Mata air Urd” di bawah Yggdrasil
Balder
Belum
DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Balder (bahasa Norwegia kundo: Baldr,
bahasa Islandia dan Faroe: Baldur, bahasa Norwegia modern, Swedia, Denmark
adalah Baldr) adalah Dewa kedamaian, keindahan, kegembiraan, dan kesucian dalam
Mitologi Nordik. Dia adalah putera kedua Odin. Istrinya Nanna dan putranya
bernama Forseti. Balder memiliki kapal terbesar yang pernah dibuat, bernama
Hringhorni, dan sebuah balairung yang bernama Breidablik.
Ia
mati karena ulah Loki yang memperdaya Hodhr.
Iðunn
Belum
DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Iðunn (Ith-dunn) adalah Dewi kemudaan,
kesuburan, dan kematian dalam Mitologi Nordik. Dia memiliki apel yang dapat
membuat para Æsir menjadi abadi dan awet muda. Dia istri dari Bragi, Dewa
syair.
Tyr
Belum
DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Tyr (bahasa Norwegia kuno: Týr) adalah
Dewa pertempuran dan kemenangan yang berlengan satu dalam Mitologi Nordik.
Dalam Edda Islandia, dia merupakan putera Odin dan Hymir. Ia mengorbankan
tangannya kepada serigala yang bernama Fenris sehingga ia hanya memiliki satu
tangan
Loki
Loke
och Sigyn (1863) karya Mårten Eskil Winge.Loki/ Loke (Loki Laufeyjarson) adalah
seorang dewa, keturunan Jotun yang suka mangacau dan memberi tipu muslihat,
putera raksasa Fárbauti dan Laufey, dan saudara angkat Odin. Ia dijuluki
sebagai “Si pencari masalah”. Ia dengan leluasa berbaur dengan para Dewa,
sebelum diangkat menjadi saudara Odin. Menurut mitologi, Loki bukan seorang
Dewa. Dia tidak dianggap termasuk golongan Æsir ataupun golongan Vanir, karena
ia berasal dari golongan Jotun. Namun karena dia memiliki kedekatan dengan
Odin, maka dia dianggap golongan Æsir.
loki
adalah Dewa cerdik yang memperdaya Hodhr, saudara Balder yang buta untuk
membunuh Balder
Thor
Thor
bertarung dengan para raksasa.Dalam Mitologi Nordik, Thor (bahasa Norwegia
kuno: Þórr; bahasa Inggris kuno: Þunor) adalah "si janggut berambut
merah" yang bergelar sebagai Dewa Petir. Thor adalah putera Dewa Odin dan
raksasa Jord. Selama Ragnarök, Thor dan Jörmungandr akan saling membunuh satu
sama lain.
Karakteristik
Menurut
Mitologi Nordik, Thor adalah dewa yang memiliki kekuatan hebat. Ia selalu
berseteru dengan para Jotun sehingga bertarung dengan mereka. Thor merupakan
salah satu dewa Norwegia yang memiliki kekuatan besar. Dengan kekuatannya, ia
berusaha melindungi Asgard dan Midgard. Ia juga dikenal sebagai Dewa petir..
Keluarga
Ayah Thor adalah Dewa Odin dengan ibunya seorang raksasa wanita bernama Jord.
Istrinya bernama Sif, yang menurut mitologi memiliki rambut emas yang dibuat
oleh Dwarf untuknya karena Loki telah memotong rambutnya. Dari hubungannya
dengan Járnsaxa, seorang Jotun wanita, ia memiliki dua putera
Menurut
kisah yang tertulis di Edda, saat Loki sedang terbang, ia tertangkap oleh
Geirrod. Geirrod yang membenci Thor menyuruh Loki agar mengajak Thor
mengunjungi kastilnya karena ia ingin membunuh Thor di sana. Loki setuju dengan
rencana tersebut dan Thor tidak tahu bahwa ia diajak masuk perangkap Loki.
Ketika mereka memasuki kastil Geirrod, Grid (seorang Jotun wanita) tidak
mengizinkan masuk. Ia menunggu sampai Loki meninggalkan mereka berdua. Setelah
Loki pergi, Grid menceritakan apa yang sebenarnya terjadi lalu ia memberikan
sarung tangan baja, tongkat dan sabuk ajaib. Setelah itu, Thor membunuh Geirrod
dan semua Jotun yang ditemuinya, kecuali Gjálp dan Greip, dua puteri Geirrod.
Senjata
Thor
sebagai seorang dewa pasti memiliki sebuah senjata . Senjata Thor ialah Mjolnir
yang berbentuk godam yang selalu di gunakan Thor di tiap pertempuranya . Adapun
sumber yang mengatakan bahwa denga palu Mjolnir inilah Thor membuat petir .
Lambang Mjolnir di percaya bangsa Viking sebagai lambang perlindungan .
Freyja
Freyja
(kadangkala disebut Freya atau Freja) adalah adik Freyr, puteri dari Njord,
yang sering disebut sebagai Dewi kesuburan dalam Mitologi Nordik. Ia memiliki
wajah yang jelita dan bahkan pernah dinobatkan sebagai dewi tercantik diseluruh
valhalla. Semua makhluk hidup yang ada di dunia mengagguminya dan banyak yang
ingin mendapatkan cintanya
Frigg
Dalam
Mitologi Nordik, Frigg atau Frigga adalah istri Dewa Odin. Ia bergelar: Ratu
para Æsir, pemimpin para Dewi, Dewi kasih sayang, Dewi kesuburan, Dewi rumah
tangga, Dewi perkawinan, dan Dewi langit. Dia punya kemampuan meramal namun ia
tidak menceritakan apa yang ia ketahui. Anak-anaknya bernama: Balder, Hodhr,
dan Wecta. Anak-anak tirinya bernama: Hermodhr, Heimdall, Tyr, Vidar, Vali,
Skjoldr. Thor adalah saudaranya sekaligus anak tirinya.
Nama
Frigg berarti “cinta” atau “yang tersayang” (bahasa Proto-Jerman: frijjō; atau
dalam bahasa Sanskerta: priyā; “yang tersayang”).
Balairung
Frigg di Ásgard bernama Fensalir yang berarti “Balairung Rawa”. Mungkin tempat
berawa-rawa terkesan sakral untuknya namun tidak diketahui batasan yang jelas.
Saga, Dewi yang diceritakan minum bersama Odin dengan cangkir emas di
balairungnya, “Bangku Cekung”, mungkin adalah Frigg dengan nama lain.
Odin
Odin.
2008.Dalam Mitologi Nordik, Odin adalah pemimpin para Dewa. Namanya konon
berasal dari kata “óðr” (baca: Odhr), yang berarti “perangsang”, “kemarahan”,
dan “puisi”. Sebagai pemimpin para Dewa, ia memiliki banyak peran: Dewa
kebijaksanaan, Dewa perang, Dewa pertempuran, dan Dewa kematian.
Ragnarok
merupakan jenis mitologi
Sumber :
- Faulkes, Anthony (Trans.) (1995). Edda. Everyman. ISBN 0-4608-7616-3.
- Flowers, Stephen (1989). The Galdrabók: An Icelandic Grimoire. ISBN 0-87728-685-X.
- Lindow, John (2001). Norse Mythology: A Guide to Gods, Heroes, Rituals, and Beliefs. Oxford University Press. ISBN 0-19-515382-0.
- MacLeod, Mindy; Mees, Bernard (2006). Runic Amulets and Magic Objects. Boydell Press. ISBN 1-84383-205-4.
- Mallory, J. P. (2005). In Search of the Indo-Europeans: Language, Archaeology and Myth. Thames & Hudson. ISBN 0-500-276161.
- Orchard, Andy (1997). Dictionary of Norse Myth and Legend. Cassell. ISBN 0-304-34520-2.
- Puhvel, Jaan (1989). Comparative Mythology. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-3938-6.
- Turville-Petre, E. O. G. (1964). Myth and Religion of the North: The Religion of Ancient Scandinavia. Holt, Rhinehart, and Winston.
- Simek, Rudolf (2007). Dictionary of Northern Mythology. translated by Angela Hall. D.S. Brewer. ISBN 0-85991-513-1.
- http://www.godchecker.com/pantheon/norse-mythology.php?deity=BALDUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar