Kamis, 01 Mei 2014

Mitologi Ragnarok

Mitos

Lukisan Penciptaan Adam di Kapel Sistina, Vatikan. Seperti kisah penciptaan Adam, suatu mitos dianggap sebagai kisah suci dan diyakini kebenarannya oleh komunitas penganutnya, namun belum tentu diyakini oleh komunitas lain yang memiliki mitologi yang berbeda.Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Klasifikasi mitos Yunani terawal oleh Euhemerus, Plato (Phaedrus), dan Sallustius dikembangkan oleh para neoplatonis dan dikaji kembali oleh para mitografer zaman Renaisans seperti dalam Theologia mythologica (1532). Mitologi perbandingan abad ke-19 menafsirkan kembali mitos sebagai evolusi menuju ilmu (E. B. Tylor), "penyakit bahasa" (Max Müller), atau penafsiran ritual magis yang keliru (James Frazer). Penafsiran selanjutnya menolak pertentangan antara mitos dan sains. Lebih lanjut lagi, mitopeia seperti novel fantasi, manga, dan legenda urban, dengan berbagai mitos buatan yang dikenal sebagai fiksi, mendukung gagasan mitos sebagai praktik sosial yang terus terjadi.
Ciri khas
Pelaku utama yang diceritakan dalam mitos biasanya adalah para dewa, manusia, dan pahlawan supranatural. Sebagai kisah suci, umumnya mitos didukung oleh penguasa atau imam/pendeta yang sangat erat dengan suatu agama atau ajaran kerohanian.Dalam suatu masyarakat dimana mitos itu disebarkan, biasanya suatu mitos dianggap sebagai kisah yang benar-benar terjadi pada zaman purba. Pada kenyataannya, banyak masyarakat yang memiliki dua kategori kisah tradisional: "kisah nyata" atau mitos, dan "kisah dongeng" atau fabel. Umumnya mitos penciptaan berlatar pada masa awal dunia, saat dunia belum berbentuk seperti sekarang ini, dan menjelaskan bagaimana dunia memperoleh bentuk seperti sekarang ini serta bagaimana tradisi, lembaga dan tabu ditetapkan.

Penggunaan istilah
Lukisan "Perjalanan ke Barat" sebagai dekorasi di Istana Musim Panas, Beijing, RRT. Perjalanan ke Barat merupakan suatu novel klasik Cina yang mengandung unsur kisah fiktif, namun bercampur dengan legenda, cerita rakyat, dan mitos masyarakat Cina.Lihat pula: Legenda dan Cerita rakyat
Istilah "mitologi" dapat mengacu kepada kajian mengenai mitos atau suatu himpunan atau koleksi berbagai mitos.Sebagai contoh, mitologi lanskap adalah kajian mengenai pembentukan suatu bentang alam menurut mitos suatu bangsa, sementara mitologi Hittit adalah himpunan mitos-mitos bangsa Hittit. Dalam folkloristika, suatu "mitos" adalah kisah suci yang biasanya menjelaskan bagaimana dunia maupun manusia dapat terbentuk seperti sekarang ini, "suatu kisah yang menguraikan pandangan fundamental dari suatu kebudayaan dengan menjelaskan aspek-aspek dunia alamiah dan menggambarkan praktek psikologis dan sosial serta pandangan ideal suatu masyarakat".Banyak sarjana dalam bidang ilmu lainnya yang menggunakan istilah "mitos" dengan cara yang berbeda; dalam pengertian yang lebih luas, istilah tersebut dapat mengacu kepada cerita tradisional atau—dalam percakapan sehari-hari—suatu hal salah kaprah dalam masyarakat atau suatu entitas khayalan.
Mitos erat kaitannya dengan legenda dan cerita rakyat. Mitos, legenda, dan cerita rakyat adalah cerita tradisional dalam jenis yang berbeda.Tidak seperti mitos, cerita rakyat dapat berlatar kapan pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap nyata atau suci oleh masyarakat yang melestarikannya. Sama halnya seperti mitos, legenda adalah kisah yang secara tradisional dianggap benar-benar terjadi, namun berlatar pada masa-masa yang lebih terkini, saat dunia sudah terbentuk seperti sekarang ini. Legenda biasanya menceritakan manusia biasa sebagai pelaku utamanya, sementara mitos biasanya fokus kepada tokoh manusia super.
Perbedaan antara mitos, legenda, dan cerita rakyat merupakan cara yang mudah dalam mengelompokkan cerita tradisonal. Dalam banyak budaya, sulit untuk menarik garis lurus antara mitos dan legenda. Daripada membagi kisah tradisional menjadi mitos, legenda, dan cerita rakyat, beberapa budaya membagi mereka menjadi dua kategori, yang satu langsung mengacu kepada cerita rakyat, yang lainnya mengkombinasikan mitos dan legenda.Bahkan mitos dan cerita rakyat tidak sepenuhnya berbeda. Suatu kisah dapat dianggap nyata (dan menjadi mitos) dalam suatu masyarakat, namun dianggap tak nyata (dan menjadi cerita rakyat) dalam masyarakat lainnya.Pada kenyataannya, saat suatu mitos kehilangan statusnya sebagai bagian dari suatu sistem religius, mitos seringkali memiliki sifat cerita rakyat yang lebih khas, dengan karakter dewa-dewi terdahulu yang diceritakan kembali sebagai manusia pahlawan, raksasa, dan peri.
Mitos, legenda, dan cerita rakyat hanyalah sebagian kategori dari cerita tradisional. Kategori lainnya meliputi anekdot dan semacam kisah jenaka.Sebaliknya, cerita tradisional adalah suatu kategori dari folklor, meliputi beberapa hal seperti sikap tubuh, busana adat, dan musik.

Asal mula
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Euhemeros
Lihat pula: Herodotos
Suatu teori menyatakan bahwa mitos adalah catatan peristiwwa bersejarah yang dilebih-lebihkan.[30][31] Menurut teori ini, penutur cerita melebih-lebihkan peristiwa sejarah secara terus-menerus sampai akhirnya figur dalam sejarah tersebut memperoleh status setara dewa.Misalnya, mungkin seseorang boleh berpendapat bahwa mitos dewa angin Aeolos berasal dari sejarah mengenai raja yang mengajarkan cara menggunakan layar dan menafsirkan arah angin kepada rakyatnya.Herodotos (abad ke-5 SM) dan Prodikos mengklaim hal semacam ini.Teori ini disebut "euhemerisme" menurut nama ahli mitologi terkenal, Euhemeros (sekitar 320 SM), yang berpendapat bahwa dewa-dewi Yunani berkembang dari legenda tentang manusia.
Alegori
Beberapa teori menyatakan bahwa mitos dimulai sebagai suatu alegori. Menurut suatu teori, mitos-mitos bermunculan sebagai alegori tentang fenomena alam: Apollo melambangkan Matahari, Poseidon melambangkan lautan, dan sebagainya Menurut teori lainnya, mitos bermula sebagai alegori untuk konsep filosofis maupun spiritual: Athena melambangkan keadilan dan kebijaksanaan, Afrodit melambangkan hasrat, dan sebagainya. Sanskritis abad ke-19, Max Müller mendukung teori alegoris mitos. Ia menyakini bahwa mitos bermula sebagai deskripsi alegoris mengenai keadaan alam, namun perlahan-lahan diinterpretasikan secara harfiah: misalnya, secara puitis, laut digambarkan sebagai sesuatu yang penuh gejolak, sehingga laut diyakini sebagai dewa yang pengamuk.

Personifikasi
Niks (dewi malam)
Hemera (dewi siang) Dalam mitologi Yunani, malam dan siang hari dipersonifikasikan sebagai seorang dewi.Beberapa pemikir percaya bahwa mitos merupakan hasil personifikasi kekuatan dan benda mati. Menurut pemikiran ini, orang purba memuja fenomena alam seperti api dan udara, dan perlahan-lahan menggambarkannya sebagai dewa. Contohnya, menurut teori pemikiran mitopeia, orang purba cenderung memandang "sesuatu" sebagai "seseorang", bukan benda belaka; maka dari itu, mereka menggambarkan kejadian alam sebagai akibat tindakan dewa tertentu, sehingga menghasilkan suatu mitos.
Teori mitos-ritual
Menurut teori mitos-ritual, keberadaan mitos sangat erat dengan ritual.Teori ini mengklaim bahwa mitos muncul untuk menjelaskan ritual. Klaim ini pertama kali dicetuskan oleh sarjana biblikal William Robertson Smith.Menurut Smith, orang-orang mulai melaksanakan suatu ritual untuk alasan tertentu yang tidak ada hubungannya dengan mitos; kemudian, setelah mereka melupakan alasan sebenarnya mengenai pelaksanaan ritual tersebut, mereka mencoba melestarikan ritual tersebut dengan menciptakan suatu mitos dan mengklaim bahwa ritual tersebut dilaksanakan untuk mengenang kejadian yang diceritakan dalam mitos.[40] Antropolog James Frazer memiliki teori yang sama. Frazer percaya bahwa manusia primitif mulai percaya pada hukum-hukum gaib; kemudian, ketika manusia mulai kehilangan keyakinannya mengenai sihir, mitos tentang dewa diciptakan dan mengklaim bahwa ritual magis kuno adalah ritual keagamaan yang dilakukan untuk menyenangkan hati para dewa.
Fungsi
Mircea Eliade berpendapat bahwa salah satu fungsi penting mitos adalah untuk membangun suatu model perilakudan bahwa mitos dapat memberikan pengalaman religius. Dengan menceritakan atau memeragakan mitos, anggota suatu masyarakat tradisional dapat merasa lepas dari masa kini dan kembali lagi ke zaman mitis, sehingga membawa mereka dekat dengan ilahi.
Lauri Honko menegaskan bahwa dalam beberapa kasus, suatu masyarakat akan menghidupkan kembali suatu mitos untuk menciptakan kembali suasana zaman mitis. Sebagai contoh, akan diperagakan kembali penyembuhan yang dilakukan dewa pada zaman purba dalam upaya penyembuhan seseorang di masa kini. Tak jauh berbeda, Roland Barthes berpendapat bahwa budaya modern mengeksplorasi pengalaman religius. Karena tugas sains bukanlah menegakkan moral manusia, suatu pengalaman religius adalah upaya untuk terhubung dengan perasaan moral di masa lalu, yang kontras dengan dunia teknologi di zaman sekarang.[
Joseph Campbell menyatakan mitos memiliki empat fungsi utama: Fungsi Mistis—menafsirkan kekaguman atas alam semesta; Fungsi Kosmologis—menjelaskan bentuk alam semesta; Fungsi Sosiologis—mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial tertentu; dan Fungsi Pendagogis—bagaimana menjalani hidup sebagai manusia dalam keadaan apa pun.
jenis-jenis dan klasifikasi mitos
 Portal Mitologi
Dongeng
Eskatologi
Folklor
Legenda
Mitologi
Mitologi perbandingan
Mitos penciptaan


Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya bernama Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi tokoh para hewan disebut dengan fabel.

Eskatologi
Antaragama Akhir masa
Apokaliptikisme 2012
Milenarianisme
Armageddon
Pengadilan Terakhir
Kebangkitan
Ya'juj dan Ma'juj
Eskatologi Hindu
Eskatologi Islam
'Arasy
Âkhirah
Barzakh
Firdaws
`Adn
Jannah
Jahannam
Jahim
Kaʿbah
Mahsyar
Shirāth
Pohon Neraka

Tokoh Utama

Dābbat al-Ard
Dajjāl
Dzu as-Suwayqatayn
Imam Mahdī
`Īsā
Khawārij
Muḥammad
Yā'jūj dan Mā'jūj
Malaikat
Al-Arham
Hamalat al-‘Arsy
Izra'īl
Isrāfīl
Kirâman Kâtibîn
Mâlik
Mu’aqqibat
Munkar dan Nakīr
Penjaga Surga
Zabāniyah
Peristiwa
Fitnah
Kedatangan Kedua
Bulan terbelah
Yawm al-Qiyāmah

Eskatologi Kristen
Kitab Wahyu
Kitab Daniel
Olivet discourse
Domba dan Kambing
Figur besar
Yesus
Dua Saksi
Empat Penunggang Kuda
Antikristus
Pandangan berbeda
Preterisme
Idealisme
Historikisme
Futurisme
Perbedaan Milenia
Premilenialisme
Amilenialisme
Postmilenialisme
Peristiwa lain
Kronologi Wahyu
Pengangkatan
Tujuh materai
Kedatangan Kedua Yesus

Pengadilan Terakhir

Eskatologi Yahudi Mesiah
Kitab Daniel
Eskatologi Zoroastrian Frashokereti (eskatologi)
Saoshyant
l ·b ·s ·

 Empat Penunggang Kuda di Akhir Zaman , oleh Albrecht Dürer.Eskatologi (dari bahasa Yunani ἔσχατος, Eschatos yang berarti "terakhir" dan -logi yang berarti "studi tentang") adalah bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-perisitwa pada masa depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia, yang biasanya dirujuk sebagai kiamat (akhir zaman). Dalam mistisisme, ungkapan ini merujuk secara metaforis kepada akhir dari realitas biasa, dan kesatuan kembali dengan Yang Ilahi. Dalam banyak agama tradisional, konsep ini diajarkan sebagai kejadian sesungguhnya pada masa depan yang dinubuatkan dalam kitab suci atau cerita rakyat. Dalam pengertian yang lebih luas, eskatologi dapat mencakup konsep-konsep terkait seperti, misalnya Era Mesianik atau Mesias, akhir zaman, dan hari-hari terakhir.

Kata Yunani αἰών (aeon), yang berarti "abad" (konotasi"zaman"), dapat diterjemahkan sebagai "akhir suatu masa (atau periode sejarah[1])" dan bukan "akhir dunia". Pembedaan waktu ini juga mempunyai signifikansi teologis; sementara akhir zaman dalam tradisi-tradisi mistis berkaitan dengan kelepasan dari penjara realitas "yang ada", sebagian agama percaya dan mengkhawatirkannya sebagai penghancuran harafiah dari planet kita (atau semua makhluk hidup yang ada) – sementara umat manusia bertahan dalam suatu bentuk yang baru, sehingga mengakhiri "zaman" keberadaan yang ada sekarang.
Folklor 
Supay dalam tarian diablada. Supay merupakan dewa atau iblis kematian dalam folklor Inka.Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok. Folklor juga merupakan serangkaian praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya. Bidang studi yang mempelajari folklor disebut folkloristika. Istilah filklor berasal dari bahasa Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Inggris William Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh London Journal pada tahun 1846.Folklor berkaitan erat dengan mitologi.
Legenda
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor
Menurut Buku Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu berkaitan dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat. Contohnya: Sangkuriang dan Batu Menangis
Menurut Pudentia legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005,[1] legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis[rujukan?], legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom[rujukan?], legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas,[rujukan?] legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
Contoh cerita legenda
Sangkuriang
La Madukelleng
William Tell
Lutung Kasarung
Danau toba
Malin kundang
Batu bagga
Sinbad (ditayangkan di Legenda MD Series)
Timun Mas (ditayangkan di Legenda MD Series)
Banyuwangi
Dan lain-lain

Mitologi
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Istilah "mitologi" dapat berarti kajian tentang mitos (misalnya mitologi perbandingan), maupun sebuah himpunan atau koleksi mitos-mitos (misalnya mitologi Inka).[1] Dalam folkloristika, suatu mitos adalah kisah suci yang biasanya menjelaskan bagaimana dunia maupun manusia dapat terbentuk seperti sekarang ini,[2] meskipun, dalam pengertian yang sangat luas, istilah tersebut dapat mengacu kepada cerita tradisional.[3]
Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Mitologi dapat mencakup kisah penciptaan dunia sampai asal mula suatu bangsa. Tidak seperti mitologi, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak dianggap sebagai kisah suci yang dipercaya kebenarannya. Sedangkan pada legenda, pelaku-pelakunya adalah manusia dan meskipun kejadiannya dianggap benar-benar terjadi, dapat mengandung kisah makhluk supranatural (dewa, setan, dsb.) dan kejadian luar biasa (kutukan, keajaiban, dsb.) seperti pada mitologi. Biasanya latar pada legenda adalah masa-masa pada saat manusia sudah ada dan dikaitkan dengan sejarah dan asal mula suatu tempat.

1 Mitologi berdasarkan wilayah
1.1 Afrika
1.1.1 Afrika Utara
1.1.2 Afrika Barat
1.1.3 Afrika Tengah
1.1.4 Afrika Timur
1.1.5 Afrika Selatan
1.2 Artik
1.3 Asia
1.3.1 Asia Barat Daya
1.3.2 Asia Selatan
1.3.3 Asia Timur
1.3.4 Asia Tenggara
1.3.5 Asia Tengah dan Utara
1.4 Australia dan Oceania
1.5 Eropa
1.5.1 Zaman prasejarah
1.5.2 Eropa Utara
1.5.3 Kepulauan Britania
1.5.4 Eropa Barat
1.5.5 Eropa Timur
1.5.6 Eropa Selatan
1.6 Amerika
1.6.1 Amerika Utara
1.6.2 Amerika Tengah
1.6.3 Karibia
1.6.4 Amerika Selatan
1.6.5 Campuran Afrika
2 Mitologi berdasarkan agama
3 Mitologi berdasarkan waktu
3.1 Zaman Perunggu
3.2 Zaman Besi
3.3 Prasejarah Akhir
4 Catatan kaki
5 Referensi
6 Bacaan lebih lanjut
7 Pranala luar

Mitologi berdasarkan wilayah
Mitologi Mesir Kuno
Afrika Barat
Mitologi Akan
Mitologi Ashanti (Ghana)
Mitologi Dahomey (Fon)
Mitologi Efik (Nigeria, Kamerun)
Mitologi Igbo (Nigeria, Kamerun)
Mitologi Isoko (Nigeria)
Mitologi Yoruba (Nigeria, Benin)
Afrika Tengah
Mitologi Bushongo (Kongo)
Mitologi Baluba
Mitologi Bambuti (Pigmi) (Kongo)
Mitologi Lugbara (Kongo)
Afrika Timur
Mitologi Akamba (Kenya Timur)
Mitologi Dinka (Sudan)
Mitologi Lotuko (Sudan)
Mitologi Masai (Kenya, Tanzania)
Afrika Selatan
Mitologi Khoikhoi
Mitologi Lozi (Zambia)
Mitologi Madagaskar
Mitologi Tumbuka (Malawi)
Mitologi Zulu (Afrika Selatan)
Artik bersinggungan dengan Asia, Eropa Utara, dan Amerika Utara.
Mitologi Finlandia
Mitologi Inuit
Mitologi Nordik
Mitologi Sami
Asia,Timur Tengah, Persia, Anatolia, Kaukasus
Peradaban kuno
Mitologi Mesopotamia (Sumeria, Asiro-Babilonia)
Mitologi Semitik
Mitologi Babilonia
Mitologi Arab
Mitologi Kanaan
Mitologi Hittite
Mitologi Hurrian
Mitologi Scythia abad pertengahan sampai modern
Mitologi Armenia
Mitologi Ossetia
Mitologi Arab
Mitologi Islam
Mitologi Kurdi
Mitologi Persia
Mitologi Turki
Asia Selatan
Mitologi Ayyavazhi
Mitologi Hindu
Mitologi Tamil
Asia Timur
Mitologi Buddha
Mitologi Cina
Mitologi Jepang
Mitologi Korea
Mitologi Tibet
Asia Tenggara
Mitologi Filipina
Mitologi Indonesia
Mitologi Melayu
Asia Tengah dan Utara bersinggungan dengan Eropa Timur dan Utara
Mitologi Altai
Mitologi Scythia
Mitologi Finn
Mitologi Tibet
Australia dan Oceania
Mitologi Aborigin
Mitologi Hawaii
Mitologi Maori
Mitologi Melanesia
Mitologi Mikronesia
Mitologi Papua
Mitologi Polinesia
Mitologi Rapa Nui
Eropa
Mitologi Yunani
Mitologi Romawi
Mitologi Etruria
Mitologi Kelt
Mitologi Jermanik
Mitologi Paleo-Balkan
Mitologi Lusitania
Eropa Utara
Mitologi Nordik
Mitologi Finn
Mitologi Estonia
Mitologi Finlandia
Mitologi Sami
Mitologi Baltik
Mitologi Latvia
Mitologi Lithuania
Kepulauan Britania
Mitologi Inggris
Mitologi Irlandia
Mitologi Skotlandia
Mitologi Wales
Eropa Barat
Mitologi Alpin
Mitologi Basque
Mitologi Frankish
Mitologi Perancis
Mitologi Jerman
Eropa Timur
Mitologi Hungaria
Mitologi Roma (Gipsi)
Mitologi Slavia
Mitologi Romania
Mitologi Tatar
Eropa Selatan
Mitologi Albania
Mitologi Katalan
Mitologi Yunani
Mitologi Malta
Mitologi Spanyol
Amerika Algonquia (Amerika Serikat bagian timur laut, Great Lakes)

Mitologi Abenaki
Kepercayaan tradisional Anishinaabe
Mitologi Leni Lenape
Dataran Indian
Mitologi Blackfoot
Mitologi Crow
Mitologi Lakota
Mitologi Pawnee
Muskogean (Amerika Serikat bagian selatan) dan Iraquois (Amerika Serikat bagian Timur)
Mitologi Iroquois
Mitologi Choctaw
Mitologi Creek
Mitologi Ho-Chunk
Mitologi Huron
Mitologi Seneca
Alaska dan Artik Kanada
Mitologi Haida
Mitologi Inuit
Pasifik Barat Laut
Mitologi Kwakiutl
Mitologi Nootka
Uto-Aztec (Great Basin hingga Meksiko)
Mitologi Hopi
Mitologi Miwok
Mitologi Ohlone
Mitologi Ute
Mitologi Salish
Mitologi Tsimshian
Amerika Serikat bagian barat laut
Mitologi Navaho
Mitologi Pomo
Mitologi Zuni
Amerika Tengah
Mitologi Aztek
Mitologi Maya
Mitologi Olmek
Karibia
Mitologi Haiti
Amerika Selatan
Mitologi Chilota
Mitologi Inka
Mitologi Guarani
Mitologi Mapuche
Campuran Afrika
Hoodoo
Vodou
Santería
Obeah
Kumina
Palo
Candomblé
Umbanda
Quimband

Mitologi berdasarkan agama
Mitologi Buddha
Mitologi Hindu
Mitologi Islam
Mitologi Kristen
Mitologi Yahudi
Mitologi berdasarkan waktu
Zaman Perunggu
Mitologi Proto-Indo-Eropa
Mitologi Proto-Indo-Iran
Mitologi Mesopotamia
Mitologi Mesir kuno
Mitologi Hittite
Mitologi Hurria
Mitologi Regweda
Zaman Besi
Mitologi Klasik
Mitologi Yunani
Mitologi Romawi
Mitologi Etruria
Mitologi Kelt
Mitologi Jermanik
Prasejarah Akhir
Mitologi Altai
Mitologi Slavia
Mitologi Arab

Mitologi perbandingan
Bermacam-macam mitos.Mitologi perbandingan adalah perbandingan mitos-mitos dari beragam kebudayaan berbeda dengan tujuan untuk mengetahui tema-tema dan karakteristiknya yang sama.[1] Mitologi perbandingan berguna untuk beragam tujuan akademik. Contohnya, para sejarawan menggunakan kaitan antara mitos-mitos yang berbeda untuk mengetahui perkembangan agama dan budaya, untuk mengetahui asal mula mitos dari berbagai kebudayaan, dan untuk memperkuat teori psikologi.
Mitos penciptaan
Lukisan Penciptaan Adam karya Michelangelo.
Lukisan Penciptaan Hawa karya Michelangelo.Setiap kebudayaan dan bangsa mempunyai mitos penciptaan-nya masing-masing. Mitos-mitos ini berkembang sebagai upaya setiap bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal usul manusia dan tempat tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka bumi.
Suku Minahasa mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang digambarkan sebagai nenek moyang mereka. Orang Batak percaya bahwa mereka adalah keturunan satu leluhur yang bernama Si Raja Batak.
Suku Lakota di Amerika percaya bahwa sebelum bumi diciptakan, dewa-dewa tinggal di surga sementara manusia hidup di dunia bawah yang tidak mempunyai budaya.

Bangsa Mande di Mali selatan percaya bahwa pada mulanya hanya ada Mangala. Mangala adalah makhluk tunggal yang kuat dan dahsyat. Di dalam Mangala terdapat empat bagian, yang antara lain melambangkan empat hari dalam satu minggu, empat unsur alam, dan empat arah (ruang). Mangala juga mengandung dua pasang kembar yang berjenis kelamin ganda. Mangala bosan menyimpan semua unsur ini di dalam dirinya, karena itu dewa mengeluarkannya dan membentuknya menjadi sebuah benih. Benih inilah yang menjadi penciptaan dunia ini.
Agama Yahudi, Kristen, dan Islam sama-sama memiliki mitos penciptaan yang dimulai dari Adam dan Hawa.

1 Penciptaan Menurut Agama
1.1 Islam
1.2 Agama Hindu
2 Pranala luar




Penciptaan Menurut Agama
Agama Islam percaya akan kisah Nabi Adam dan Hawa yang disebutkan pada Al Baqarah ayat 30-39. Sebagai terjemahan yang digunakan adalah Tafsir Al Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab. Ayat 30 berbunyi sebagai berikut:
Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi". Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Dari ayat diatas tampak bahwa malaikat mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah ini adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah dalam perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia. Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil .
Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan khalifah itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada di antara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut (QS 2:31-33) ini:
Dia mengajari Adam tentang nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu benar!" Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana". Dia (Allah) berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda-benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda-benda itu, Dia (Allah) berfirman, "Bukankah sudah Ku-katakan kepada kamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan".

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada malaikat bahwa khalifah yang dia tugaskan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mereka. Diberi-Nya khalifah ini potensi pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda. Potensi ini yang bisa membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di muka bumi. Walaupun nantinya akan ada sebagian manusia yang akan berbuat kerusakan di muka bumi atau menumpahkan darah tapi dengan potensi yang diberikan kepada manusia maka manusia akan sanggup menjalankan tugas sebagai khalifah. Walaupun malaikat mempunyai ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah tapi tanpa potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa malaikat ini menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.
Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak boleh didekati.
Ketika ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan setan. Allah tidak membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya, tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus untuk kembali kepada-Nya. Ia berjanji bahwa bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.

Agama Hindu
 Kosmologi Hindu
Ada beragam kisah penciptaan alam semesta yang dituturkan secara mitologis dan berbeda-beda dalam kitab-kitab Purana. Menurut kitab Weda, unsur dasar alam semesta ini adalah aditi yang berarti ketiadaan atau kehampaan. Segala sesuatu yang ada merupakan diti yang artinya terikat. Sebelum adanya alam semesta, yang ada hanyalah Brahman, sesuatu yang sulit dilukiskan. Brahman berada di luar kehidupan dan kematian, tak terikat oleh waktu, abadi, tak bergerak, ada dimana-mana, memenuhi segala sesuatu.

Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya. Menurut kitab Purana, pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal proses penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya adalah terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan). Selanjutnya, munculah Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, yang disebut pula Dasendria (sepuluh indria).

Setelah timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak berukuran. Pancatanmatra merupakan benih saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi unsur-unsur benda materi yang nyata. Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu: Akasa (ether); Bayu (zat gas, udara); Teja (plasma, api, kalor); Apah (zat cair); Pertiwi (zat padat, tanah, logam).

Pancamahabhuta berbentuk Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun kadangkala ada salah satu unsur yang mendominasi. Sari-sari Pancamahabhuta menjadi Sadrasa, yaitu enam macam rasa. Unsur-unsur tersebut dicampur dengan Citta, Buddhi, Ahamkara, Dasendria, Pancatanmatra dan Pancamahabhuta. Dari pencampuran tersebut, timbulah benih makhluk hidup, yaitu Swanita dan Sukla. Pertemuan kedua benih tersebut menyebabkan terjadinya makhluk hidup.

Kehidupan dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai Brahma, menciptakan para gandharwa, pisaca, makhluk gaib, dan sebagainya. Setelah itu terciptalah tumbuhan dan binatang. Manusia tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang di muka bumi. Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka manusia disebut Bhuwana Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung.

Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu. Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama spesies. Swayambu Manu secara harfiah berarti "makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".
contoh mitos kategori mitologi

Ragnarok (mitologi)Dari
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Ragnarok (takdir para dewa) adalah suatu bagian dari mitologi Nordik tentang pertempuran di akhir dunia. Pertempuran antara Æsir, yang dipimpin oleh Odin dan para iblis (raksasa api dan berbagai monster yang dipimpin oleh Loki), Iris .Pertempuran terjadi di suatu daerah bernama Vigrid plain. Makna dari pertempuran ini tidak hanya pertempuran antara dewa, raksasa, dan monster, tetapi juga melibatkan seluruh alam semesta. Dari pertempuran ini banyak dewa-dewi yang mati termasuk Odin
Mitologi Nordik (bahasa Inggris: “Norse Mythology”, Norþ: utara) merupakan kepercayaan masyarakat Eropa Utara (negara Denmark, Norwegia, Islandia, dan Swedia) sebelum kedatangan agama Kristen. Kepercayaan dan legenda ini menyebar ke negara-negara Eropa Utara lain, termasuk Islandia yang memiliki sumber-sumber mitologi tersebut.
Mitologi tersebut merupakan kumpulan dari kepercayaan kuno orang-orang Eropa Utara yang berisi kisah-kisah tentang makhluk supernatural, kosmologi, dan mitos-mitos lainnya yang ditulis berbentuk puisi atau prosa dan terangkum dalam Edda. Mitologi tersebut ditulis sebelum dan setelah kedatangan agama Kristen di Eropa Utara.
Dalam cerita rakyat Skandinavia, mitologi tersebut masih bertahan, dan di daerah pedesaan, tradisi kuno tersebut masih tampak sampai sekarang. Mitologi tersebut juga memberi pengaruh dan inspirasi dalam kesusastraan zaman sekarang.
Sumber-sumber
Mitologi Nordik dituturkan dari mulut ke mulut dan kini sudah banyak ditinggalkan atau hilang. Pada zaman dulu, kisah-kisah tersebut dikumpulkan dan dicatat oleh sarjana Kristiani, terutama dalam Edda dan Heimskringla. Edda yang ditulis berbentuk prosa dan syair, isinya menceritakan tentang karakter Dewa-Dewi dan kisah-kisah mitologi. Beberapa Edda itu ditulis oleh Snorri Sturluson, yang merupakan seorang penyair, sastrawan, dan sarjana Kristiani yang menganggap bahwa Dewa-Dewi Nordik lebih mirip manusia daripada dianggap sebagai setan.
Di samping sumber-sumber tersebut, ada legenda hidup yang berkembang di masyarakat Skandinavia, misalnya beberapa legenda yang muncul dalam kesusastraan Jerman, dan cerita-cerita mitologi di Deor. Ketika beberapa cerita itu bertahan, para ahli bisa mengungkapkan cerita yang belum ditulis. Sebagai tambahan, ada ratusan tempat di Skandinavia yang dinamai setelah dewa-dewa mereka.
Ada beberapa peninggalan yang mengungkapkan kisah-kisah dalam mitologi Nordik. Peninggalan-peninggalan tersebut berupa lukisan, arca, dan pahatan.
Kosmologi
Yggdrasil sebagai pusat dunia dalam mitologi NordikDalam mitologi Nordik, dikenal adanya sembilan dunia, yang mana sembilan dunia tersebut dihubungkan oleh pohon Yggdrasil. Dalam mitologi Nordik, pohon Yggdrasil merupakan pusat dunia. Pada cabang-cabang dan akar-akarnya terdapat dunia-dunia yang berbeda, yaitu:
Asgard, dunia para Æsir atau golongan dewa-dewa tinggi dan yang paling berkuasa. Asgard terletak pada cabang Yggdrasil di sebelah atas yang dialui oleh mata air Urd.
Vanaheim, dunia para Vanir atau golongan dewa-dewi kecil. Letaknya berdekatan dengan Asgard di lingkungan para dewa.
Alfheim, dunia para Elf atau ras dewa kecil pengatur kesuburan.
Midgard, dunia manusia sebagai dunia makhluk yang tidak abadi.
Jötunheimr, dunia para Jotun atau para raksasa.
Svartálfheim, dunia para Svartálfar (bahasa Inggris: Swart elfs/elves) atau Dökkálfar (bahasa Inggris: Dark elfs/elves) yaitu kaum elf dari kegelapan.
Niddhavellir, dunia para Dwarf atau orang kerdil. Mereka tinggal di gua atau di bawah tanah sebagai penambang yang mahir dan ahli membuat peralatan dan senjata dari logam.
Niflheim, dunia bawah tanah yang dingin, rumah para Jotun (raksasa) es, dikuasai oleh Hel, anak perempuan Loki
Muspell atau Muspellheim, dunia api dan rumah bagi Surt, raksasa yang kulit berupa lahar dan rambut adalah api

Makhluk supernatural
Thor bertarung dengan para raksasaMenurut mitologi Nordik, Ada tiga golongan makhluk yang lebih berkuasa daripada manusia, yaitu: Æsir, Vanir, dan Jotun. Æsir dan Vanir merupakan golongan yang sangat dekat, karena merupakan golongan para Dewa. Æsir dan Vanir bersama-sama menciptakan alam semesta, mengatur kehidupan manusia, meskipun mereka pernah bertarung dengan sesama.
Musuh para Æsir dan Vanir adalah para Jotun atau raksasa (bahasa Inggris kuno: Eontenas atau Entas). Mereka mirip dengan para Titan dan Gigantes dalam mitologi Yunani. Kata Jotun sering diterjemahkan sebagai raksasa, meskipun kata Troll atau setan lebih cocok. Para Jotun atau raksasa tidak selamanya jahat. Æsir sebagai golongan para Dewa berselisih dengan Jotun, meskipun para Dewa dan Jotun pernah menjalin hubungan dan saling menikah, seperti Thor menikah dengan Járnsaxa; Odin bersaudara dengan Loki; Hel (setengah Dewi setengah raksasa) bersaudara dengan Loki. Dalam mitologi, Jotun wanita biasanya tidak jahat (seperti dalam kisah, Grid membantu Thor) dan menikahi golongan Dewa (seperti dalam kisah, Thor menikahi Járnsaxa).
Selain Dewa dan raksasa, mitologi Nordik juga menyebutkan adanya monster seperti Jörmungandr (Si ular laut) dan Fenrir (srigala raksasa) yang dapat ditemukan di sekitar Midgard. Dua monster tersebut dikatakan sebagai anak buah Loki, dewa pencari masalah, seorang keturunan Jotun. Makhluk mitologi yang lain adalah Hugin dan Munin (yang berarti “pikiran” dan “ingatan”), dua gagak yang menjaga Odin.
Dewa-dewa utama Aesir dalam mitologi Nordik[sunting | sunting sumber]Buri : makhluk pertama atau dewa pertama yang lahir dari es yang dijilat oleh Audhumbla. Ayah dari Borr.
Borr : Ayah dari Odin, Ve dan Vili yang didapatnya dari istri seorang raksasa bernama Bestla.
Odin: Dewa pertempuran, kematian, syair, dan ilmu gaib/sihir. Penguasa Asgard, mempunyai senjata berupa tombak bernama Gungnir.
Ve : Dewa yang menganugrahi kemampuan manusia bicara.
Vili : Dewa penguasa air.
Thor : Dewa petir, dewa perang. Anak Odin dan raksasa Jord. Mempunyai senjata berupa palu bernama Mjolnir.
Tyr : Dewa perang dan keberanian. Atribut Tyr adalah tombak.
Heimdall : Dewa penjaga. ia adalah dewa yang menjaga Bifrost, jalan keluar-masuk ke Asgard. Anak dari Odin dan Nine Waves. dikenal juga dengan Rígr atau pencipta umat manusia.
Loki: Dewa api dan penipu, tukang pencari masalah. Anak dari raksasa Farbautia dan Laufey.Dia membunuh Balder melalui tipu muslihat. Sebenarnya Loki adalah keturunan Jotun, tapi semenjak menjadi saudara sedarah dengan Odin, Loki menjadi dewa Aesir dan hidup di Asgard.
Makhluk lain dalam mitologi Nordik[sunting | sunting sumber]Ymir: raksasa pertama
Ask: pria pertama
Embla: wanita pertama
Fenrir: Srigala raksasa buas, anak pertama Loki dan Angrboða, yang seperti monster. Akhirnya berhasil diikat oleh rantai yang dibuat para Dwarf setelah ia memakan tangan Tyr yang berkorban agar Fenrir mau diikat.
Jörmungandr: Ular raksasa yang dapat melilit bumi dan memegang ekor sendiri, anak kedua dari Angrboða dan Loki.
Njord: Dewa laut.
Iðunn: Dewi kemudaan. Ia memiliki buah apel yang dapat membuat hidup abadi.

Raja-raja dan para pahlawan
Snorri Sturluson, sarjana Kristiani yang mengumpulkan kisah-kisah epos dan mitos NordikKesusastraan mitologi berhubungan dengan legenda tentang para raja dan para pahlawan, selayaknya makhluk supernatural. Legenda dan kisah-kisah itu dianggap sebagai cerita asal mula negara mereka. Beberapa legenda dianggap pernah terjadi, dan sarjana-sarjana Skandinavia berusaha menggali sejarahnya melalui mitos dalam kisah kepahlawanan.
Peribadatan bangsa Skandinavia kuno
Pada masa lalu, pemujaan terhadap dewa-dewi kuno dan pengorbanan manusia dilakukan orang Skandinavia. The Blot adalah bentuk pemujaan yang diterapkan orang Jerman kuno dan orang Skandinavia. Mereka memakai batu yang disusun yang disebut “horgr” sebagai altar sederhana atau sarana pemujaan. Ada pusat pemujaan yang penting seperti Skiringsal, Lejre, dan Uppsala. Kuil di Uppsala memiliki tiga patung dewa atau berhala: Thor, Odin, dan Freyr. Sistem pendeta ada, namun belum tergambar sempurna. Pada masa itu, dewa yang banyak dipuja adalah Odin dan Thor. Pada masa kini, tidak ada kuil-kuil untuk pemujaan terhadap dewa-dewi Nordik kuno. Persembahyangan dan peribadatan hanya dilakukan oleh orang-orang masa lalu. Bekas kuil masa lalu banyak yang tak tersisa atau sudah dihancurkan pada masa Kristianisasi di Eropa.
Interaksi dengan agama Kristen
Ansgar, Missionaris yang datang ke Swedia tahun 829Pada masa Kristianisasi di negara-negara Eropa Utara, masih ada toleransi antara agama baru dan kepercayaan lama. Namun ketika konflik tak bisa dihindari lagi, dewa-dewi Skandinavia kuno dianggap sebagai setan dan pemujaan terhadap mereka sangat dilarang. Beberapa kuil dihancurkan. Proses ini mendesak orang-orang Skandinavia untuk meninggalkan kepercayaan lamanya dan beralih kepada kepercayaan yang lebih baru. Namun untuk menghapus kepercayaan lama dari bangsa Skandinavia sangat sulit. Meskipun di Eropa Utara terjadi pengalihan kepercayaan, di lain pihak Edda atau kumpulan kisah mitologi Nordik justru dikumpulkan dan ditulis oleh sarjana-sarjana Kristiani.
Kristianisasi di Eropa utara mengakibatkan terlupakannya dewa-dewi dari pemujaan dan tersingkirnya kepercayaan dan kisah-kisah masa lalu. Meskipun demikian, Odin dan Thor merupakan dewa-dewa yang paling terkenal dan bertahan paling lama.
Pengaruh terhadap masa sekarang
Mitologi Nordik memiliki pengaruh terhadap beberapa hal yang bisa ditemukan pada zaman sekarang. Nama-nama hari dalam bahasa Inggris diambil dari nama-nama dewa-dewi Nordik, seperti:
Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
Sun’s day atau Hari Matahari
Moon’s day atau Hari
Bulan Tyr’s (Tiw’s) day atau Hari Tiw
Odin’s (Wodin’s) day atau Hari Wodin
Thor’s day atau Hari Thor
Frigg’s atau Freyja’s day atau Hari Freyja

Æsir
Dalam mitologi Nordik, Æsir (bentuk tunggal: Ás, wanita: Ásynja, wanita-jamak: Ásynjur, Anglo-Saxon Ós, dari bahasa Proto-Jerman Ansuz) adalah Dewa-Dewi pokok dan utama di antara ras Dewa-Dewi dalam phanteon mitologi Nordik. Dewa-Dewi utama tersebut seperti: Odin, Frigg, Baldr, Thor, dan Tyr. Mereka adalah Dewa-Dewi yang sering muncul dalam mitologi Norwegia.

Dewa-Dewi dalam mitologi Nordik
Para Dewa hidup abadi dengan memakan apel dari IðunnDewa-Dewi dalam mitologi Nordik adalah makhluk yang hidup abadi, punya kemahakuasaan, wujudnya seperti manusia namun bukan manusia. Beberapa di antaranya berasal dari keturunan raksasa (Jotun). Mereka adalah suatu ras dari makhluk yang lebih berkuasa dari umat manusia. Mereka tidak bisa mengalami penyakit dan tidak terkena dampak usia tua, karena memakan apel dari Idun. Mereka bisa terbunuh dalam pertempuran, namun bisa juga hidup abadi sampai Ragnarok tiba. Kisah-kisah mengenai mereka tertulis di dalam kitab-kitab yang disebut Edda.

Penyembahan kepada para Dewa-Dewi kini tidak begitu penting dan jarang muncul dalam mitologi. Namun Dewa Odin dan Thor sangat penting dan terkenal, baik dalam mitologi maupun pemujaan.

Dua golongan Dewa-Dewi[sunting | sunting sumber]Dalam mitologi Nordik dikenal adanya golongan Æsir dan Vanir. Golongan Æsir adalah Dewa-Dewi utama, seperti yang dipaparkan di atas. Golongan Dewa-Dewi yang kedua disebut Vanir, yang juga muncul dalam kisah-kisah Skandinavia kuno. Mereka adalah: Dewa Njord dan anak-anaknya, Freyr dan Freyja, yang merupakan Dewa-Dewi utama kaum Vanir yang bergabung bersama Æsir sebagai sandera ketika kaum Æsir dan Vanir berperang.

Kaum Vanir cenderung sebagai Dewa-Dewi yang mengatur masalah kesuburan dan sesuatu yang berkaitan dengan alam, sedangkan Aesir cenderung sebagai Dewa-Dewi yang memiliki kekuatan dan menguasai peperangan.

Vanir dan Æsir berinteraksi seperti dua kaum berbeda antara yang tua dan yang muda, seperti dalam mitologi Yunani, antara para Titan dan para Dewa di Olympus. Selayaknya manusia, Vanir dan Æsir juga pernah bertarung dengan sesama, membuat perjamuan, dan pernah saling menukar sandera (contohnya seperti Freyr dan Freyja). Tema seperti itu sudah sering muncul dalam mitologi rumpun Indo-Eropa, yakni konflik antara para Dewa langit yang sangat berkuasa dalam peraturan melawan para Dewa bumi yang biasa mengatur kesuburan di muka bumi.

Beberapa Dewa dan Dewi dari Nordik (Æsir dan Vanir) (Dewa orang yang tak berdosa dan Dewa keindahan)
Bragi (sang penyanyi dan penyair)
Forseti (Dewa keadilan)
Freyja (Dewi kasih sayang dan seksualitas)
Freyr (Dewa kasih sayang dan kesuburan)
Frigg (pemimpin para Dewi)
Heimdall (sang pengawas dan penjaga)
Hodhr (Dewa buta, penguasa kegelapan dan musim dingin)
Hoenir (Dewa yang tak bisa mengambil keputusan)
Iðunn (Dewi keremajaan, kemudaan, kesuburan, dan kematian)
Loki (si penipu, si pengacau, saudara angkat Dewa Odin)
Njord (Dewa pelayaran)
Odin (pemimpin para Dewa, penguasa kebijaksanaan dan peperangan)
Thor (Dewa petir dan pertempuran)
Tyr (Dewa perang dan keberanian)
Ull (si pemburu, pemanah)
Vé (saudara Odin, yang menganugerahi manusia kemampuan bicara)
Vidar (Dewa kesunyian, Dewa pembalasan dendam)

Pengaruh mitologi Nordik sangat jelas sekali tampak dalam kisah fiksi fantasi legendaris dan terkenal karya J.R.R. Tolkien, “The Lord of The Rings”. Karya Tolkien banyak mendapat pengaruh mitologi Nordik. Bumi tengah digambarkan seperti pohon Yggdrasil, dengan bermacam-macam ras, seperti: manusia, elf, dwarf, troll, orc. Ras-ras tersebut (selain manusia) diambil dari mitologi Nordik dan cerita rakyat Skandinavia.
VanirDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Vanir adalah salah satu kelompok Dewa-Dewi dalam mitologi Nordik. Mereka memiliki hubungan dengan Æsir, meskipun mereka dikelompokkan berbeda. Kaum Æsir cenderung sebagai penguasa peraturan, ahli perang, dan lebih berkuasa, dibandingkan Vanir, kaum Dewa-Dewi yang mengatur kesuburan dan fenomena alam.

Ayah kaum Vanir dan Dewa-Dewi laut adalah Njord. Kaum Vanir berada di bawah kaum Æsir. Dewa-Dewi yang termasuk kaum Vanir seperti: Freyr, Dewa kesuburan, dan Freyja, Dewi kasih sayang dan seksualitas, yang tinggal di antara kaum Æsir di Yggdrasil.

Karakteristik[sunting | sunting sumber]Vanir adalah kaum Dewa-Dewi yang menguasai kesuburan, lautan, dan kemakmuran. Jika Æsir adalah kaumnya Dewa perang, maka Vanir adalah Dewa-Dewi yang memberi kemakmuran, kekayaan, kebahagiaan, dan kedamaian. Mereka memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ilmu sihir, sehingga mereka juga bisa mengetahui masa depan.

Tempat tinggal Kaum Vanir tinggal di suatu tempat yang bernama Vanaheimr, disebut juga Vanaland. Snorri Sturluson menyebut tempat mereka Tanakvísl atau Vanakvísl. Vanaheimr dan Asgard, merupakan tempat tinggal para Dewa di pohon kehidupan Yggdrasil.

Vanir dan para Elf[sunting | sunting sumber]Vanir dikatakan dekat sekali hubungannya dengan Elf (bahasa Norwegia: Alfar). Mereka sama-sama pengatur kesuburan dan juga pengatur alam. Meskipun demikian, Elf dan Vanir juga dikatakan memiliki status yang berbeda. Elf merupakan Dewa kecil yang menguasai kesuburan, sedangkan Vanir adalah Dewa utama yang menguasai kesuburan

Asgard
Dalam mitologi Nordik, Asgard (bahasa Norwegia kuno: Asgarðr) adalah kerajaan para Dewa yang terpisah dari dunia para manusia, Midgard. Tembok besar yang mengelilingi Asgard dibuat oleh raksasa.
Dataran Idavoll merupakan pusat dari Ásgard. Para Æsir berkumpul di sana untuk membicarakan hal yang penting. Para Dewa berkumpul di balairung yang disebut Gladsheim, dan para Dewi bertemu di balairung yang disebut Vingolf. Mereka juga berkumpul sehari-hari di “Mata air Urd” di bawah Yggdrasil
Balder
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Balder (bahasa Norwegia kundo: Baldr, bahasa Islandia dan Faroe: Baldur, bahasa Norwegia modern, Swedia, Denmark adalah Baldr) adalah Dewa kedamaian, keindahan, kegembiraan, dan kesucian dalam Mitologi Nordik. Dia adalah putera kedua Odin. Istrinya Nanna dan putranya bernama Forseti. Balder memiliki kapal terbesar yang pernah dibuat, bernama Hringhorni, dan sebuah balairung yang bernama Breidablik.
Ia mati karena ulah Loki yang memperdaya Hodhr.

Iðunn
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Iðunn (Ith-dunn) adalah Dewi kemudaan, kesuburan, dan kematian dalam Mitologi Nordik. Dia memiliki apel yang dapat membuat para Æsir menjadi abadi dan awet muda. Dia istri dari Bragi, Dewa syair.
Tyr
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari Tyr (bahasa Norwegia kuno: Týr) adalah Dewa pertempuran dan kemenangan yang berlengan satu dalam Mitologi Nordik. Dalam Edda Islandia, dia merupakan putera Odin dan Hymir. Ia mengorbankan tangannya kepada serigala yang bernama Fenris sehingga ia hanya memiliki satu tangan
Loki
Loke och Sigyn (1863) karya Mårten Eskil Winge.Loki/ Loke (Loki Laufeyjarson) adalah seorang dewa, keturunan Jotun yang suka mangacau dan memberi tipu muslihat, putera raksasa Fárbauti dan Laufey, dan saudara angkat Odin. Ia dijuluki sebagai “Si pencari masalah”. Ia dengan leluasa berbaur dengan para Dewa, sebelum diangkat menjadi saudara Odin. Menurut mitologi, Loki bukan seorang Dewa. Dia tidak dianggap termasuk golongan Æsir ataupun golongan Vanir, karena ia berasal dari golongan Jotun. Namun karena dia memiliki kedekatan dengan Odin, maka dia dianggap golongan Æsir.
loki adalah Dewa cerdik yang memperdaya Hodhr, saudara Balder yang buta untuk membunuh Balder
Thor
Thor bertarung dengan para raksasa.Dalam Mitologi Nordik, Thor (bahasa Norwegia kuno: Þórr; bahasa Inggris kuno: Þunor) adalah "si janggut berambut merah" yang bergelar sebagai Dewa Petir. Thor adalah putera Dewa Odin dan raksasa Jord. Selama Ragnarök, Thor dan Jörmungandr akan saling membunuh satu sama lain.
Karakteristik
Menurut Mitologi Nordik, Thor adalah dewa yang memiliki kekuatan hebat. Ia selalu berseteru dengan para Jotun sehingga bertarung dengan mereka. Thor merupakan salah satu dewa Norwegia yang memiliki kekuatan besar. Dengan kekuatannya, ia berusaha melindungi Asgard dan Midgard. Ia juga dikenal sebagai Dewa petir..
Keluarga Ayah Thor adalah Dewa Odin dengan ibunya seorang raksasa wanita bernama Jord. Istrinya bernama Sif, yang menurut mitologi memiliki rambut emas yang dibuat oleh Dwarf untuknya karena Loki telah memotong rambutnya. Dari hubungannya dengan Járnsaxa, seorang Jotun wanita, ia memiliki dua putera
Menurut kisah yang tertulis di Edda, saat Loki sedang terbang, ia tertangkap oleh Geirrod. Geirrod yang membenci Thor menyuruh Loki agar mengajak Thor mengunjungi kastilnya karena ia ingin membunuh Thor di sana. Loki setuju dengan rencana tersebut dan Thor tidak tahu bahwa ia diajak masuk perangkap Loki. Ketika mereka memasuki kastil Geirrod, Grid (seorang Jotun wanita) tidak mengizinkan masuk. Ia menunggu sampai Loki meninggalkan mereka berdua. Setelah Loki pergi, Grid menceritakan apa yang sebenarnya terjadi lalu ia memberikan sarung tangan baja, tongkat dan sabuk ajaib. Setelah itu, Thor membunuh Geirrod dan semua Jotun yang ditemuinya, kecuali Gjálp dan Greip, dua puteri Geirrod.
Senjata
Thor sebagai seorang dewa pasti memiliki sebuah senjata . Senjata Thor ialah Mjolnir yang berbentuk godam yang selalu di gunakan Thor di tiap pertempuranya . Adapun sumber yang mengatakan bahwa denga palu Mjolnir inilah Thor membuat petir . Lambang Mjolnir di percaya bangsa Viking sebagai lambang perlindungan .
 Freyja
Freyja (kadangkala disebut Freya atau Freja) adalah adik Freyr, puteri dari Njord, yang sering disebut sebagai Dewi kesuburan dalam Mitologi Nordik. Ia memiliki wajah yang jelita dan bahkan pernah dinobatkan sebagai dewi tercantik diseluruh valhalla. Semua makhluk hidup yang ada di dunia mengagguminya dan banyak yang ingin mendapatkan cintanya
 Frigg
Dalam Mitologi Nordik, Frigg atau Frigga adalah istri Dewa Odin. Ia bergelar: Ratu para Æsir, pemimpin para Dewi, Dewi kasih sayang, Dewi kesuburan, Dewi rumah tangga, Dewi perkawinan, dan Dewi langit. Dia punya kemampuan meramal namun ia tidak menceritakan apa yang ia ketahui. Anak-anaknya bernama: Balder, Hodhr, dan Wecta. Anak-anak tirinya bernama: Hermodhr, Heimdall, Tyr, Vidar, Vali, Skjoldr. Thor adalah saudaranya sekaligus anak tirinya.
Nama Frigg berarti “cinta” atau “yang tersayang” (bahasa Proto-Jerman: frijjō; atau dalam bahasa Sanskerta: priyā; “yang tersayang”).
Balairung Frigg di Ásgard bernama Fensalir yang berarti “Balairung Rawa”. Mungkin tempat berawa-rawa terkesan sakral untuknya namun tidak diketahui batasan yang jelas. Saga, Dewi yang diceritakan minum bersama Odin dengan cangkir emas di balairungnya, “Bangku Cekung”, mungkin adalah Frigg dengan nama lain.
Odin
Odin. 2008.Dalam Mitologi Nordik, Odin adalah pemimpin para Dewa. Namanya konon berasal dari kata “óðr” (baca: Odhr), yang berarti “perangsang”, “kemarahan”, dan “puisi”. Sebagai pemimpin para Dewa, ia memiliki banyak peran: Dewa kebijaksanaan, Dewa perang, Dewa pertempuran, dan Dewa kematian.

Ragnarok merupakan jenis mitologi
 

 

 Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar