Kamis, 30 Oktober 2014

#Pinternet : Internet Addiction

                Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini banyak digemari oleh remaja. Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi remaja dalam mencari informasi terbaru dan menjalin hubungan dengan orang lain di beda tempat. Di zaman yang modern ini, penggunaan internet sangatlah diperlukan. Namun ada beberapa orang yang saat ini terkena salah satu dampak negatif dari penggunaannya. Tidak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga individu kecanduan. Kecanduan internet bagi pelajar dapat diketahui melalui kegiatannya yang setiap hari setelah pulang sekolah atau malam hari banyak dijumpai remaja di depan komputer untuk melakukan internet. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena di internet menawarkan berbagai fasilitas informasi, mainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak ingin meninggalkan internet. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet.
Internet addiction merupakan fenomena yang mencemaskan dan menarik perhatian. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena menawarkan berbagai informasi, permainan, dan hiburan. Hal ini ditandai rasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Pecandu internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya. Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. (Herlina Siwi, 2004:2)
Kecanduan internet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Jenis kecanduan internet ada tiga yaitu; bermain games yang berlebihan, kegemaran seksual dan e-mail/pesan teks (chatting). Sedangkan gejala-gejala kecanduan internet adalah sebagai berikut:
a. Sering lupa waktu
Mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama. Orang yang kecanduan internet bisa tidak makan atau minum, lupa waktu sholat, belajar, sekolah atau bekerja.
b. Gejala menarik diri
Seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses. Mereka akan bete, kesal bahkan stress jika tidak bisa online karena berbagai alasan.
c. Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
Semakin lama jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengakses internet terus bertambah.
d. Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki.
Mereka akan mengganti komputer atau gadget untuk mengakses internet dengan yang lebih baik dan aplikasi terbaru pasti akan terus diburu.
e. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial dan kelelahan
Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan. Gejala ini sama seperti gejala yang ada pada kecanduan narkoba.
            Kecanduan juga diklasifikasikan menurut intensitas penggunaannya. Pratarelli dkk (1999), membagi penggunaan internet ke dalam empat model. Model pertama adalah ganguan perilaku berupa pengguaan internet secara berlebihan. Model kedua adalah penggunaan internet secara fungsional, produktif, dan bermakna. Model ketiga adalah penggunaan internet untuk mendapatkan kepuasan seksual dan atau mendapat keuntungan sosial. Pada model ketiga ini biasanya orang pemalu atau introvert menggunakan internet untuk bersosialisasi atau mengekspresikan fantasinya. Model yang terakhir adalah individu yang tidak atau hanya sedikit tertarik pada internet. Model pertama adalah yang biasa kecanduan disebut kecanduan internet.

Kecanduan Game Online



                Kecanduan game online merupakan aktivitas yang paling adiktif di internet. Perilaku adiksi game online adalah perilaku yang bersifat kronis dan kompulsif untuk memuaskan diri pada permainan yang dimainkan dengan koneksi internet hingga menimbulkan masalah dalam hidup sehari-hari. Permasalahan yang timbul sifatnya merugikan diri sendiri, meskipun demikian tidak membuat individu berusaha untuk menghentikan atau mengurangi aktivitasnya bermain game online karena individu merasa sulit untuk keluar atau berhenti memainkan game online. Seseorang yang mengalami kecanduan biasa menggunakan waktu 2-10 jam per minggu bahkan 39 jam dalam seminggu atau rata-rata 20-25 jam dalam seminggu untuk bermain game online. Akibatnya, pecandu game online mengalami gangguan berupa performa akademis yang buruk dan relasi dengan sesama yang tidak dewasa. Penikmat game online terbanyak menurut penelitian adalah remaja. Individu sangat mudah mengalami kecanduan game online karena mengalami permasalahan dengan efikasi diri dan kesulitan mengontrol diri. Individu yang memiliki efikasi diri akademik yang rendah akan sedikit menghabiskan waktunya pada aktivitas akademik sehingga untuk mencapai kepuasan prestasi, mereka akan menghabiskan waktunya pada aktivitas adiksi sebagai pengalihan kemampuannya dalam bidang akademis, yang sekarang sedang populer dan digemari remaja adalah bermain game online. Remaja memiliki banyak waktu luang untuk bermain game online daripada orang dewasa, hal ini disebabkan remaja memiliki lebih banyak waktu luang dan tanggung jawab lebih rendah dari pada orang dewasa serta remaja memiliki jadwal kegiatan mingguan yang fleksibel dari pada orang dewasa. Permasalahan yang ditimbulkan dari kecanduan game online salah satunya berupa menurunnya prestasi akademik. Selain menurunnya prestasi akademik permasalahan lain yang ditimbulkan yaitu kepercayaan diri yang rendah, gambaran diri yang buruk, kurang mampu mengontrol hidup, merasa tidak berguna dan tidak mampu membentuk dan mempertahankan relasi. Hal-hal tersebut menimbulkan tekanan pada diri seseorang. Bentuk-bentuk permasalahan di atas menjadi motivasi remaja untuk menggunakan waktu dan terjadi keterikatan pribadi terhadap game online. Penelitian menyatakan bahwa individu dengan keterampilan sosial yang kurang atau kepercayaan diri yang tidak cukup lebih mungkin untuk kecanduan terhadap internet sebagai bentuk kompensasi dari kemampuannya tersebut. Seseorang yang kesepian atau memiliki keterampilan sosial yang rendah dapat membentuk perilaku kompulsif terhadap penggunaan internet dan menghasilkan dampak buruk bagi kehidupannya. Keterampilan sosial yang rendah dari individu dapat mempengaruhi perilaku mengarah atau adiksi game online

Sumber :
Heny Nurmandia, Denok Wigati, dan Luluk Masluchah (2013), "HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN SOSIALISASI DENGAN KECANDUAN JEJARING SOSIAL" Vol. 04, No. 02, 107-119 

Sari Dewi Yulianti (2012), "Hubungan Antara Self Control dengan Internet Addiction" ISSN 2252-634X

Pradipta Christy Pratiwi, dkk, "Perilaku Adiksi Game Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar