Sabtu, 21 Maret 2015

Sejarah Kesehatan Mental, Konsep Sehat, dan Perbedaa Konsep Kesehatan Menta Barat dan Timur


Sejarah Kesehatan Mental


Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi. Sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Khusus untuk masyarakat I ndonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut  membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mestinya mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan mental. Faktor budaya pun seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang beragam mengenai penderita gangguan mental. Oleh sebab itu, berikut dipaparkan sejarah mengenai perkembangan kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa, dan semoga paparan ini menjadi referensi berbagai pandangan mengenai kesehatan mental yang saat ini ada di Indonesia.

A.GANGGUAN MENTAL TIDAK DIANGGAP SEBAGAI SAKIT
v    (Tahun 1600 dan sebelumnya)
Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai “penyembuh” (healer,shaman) orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan mejalani ritual penebusan dan penyucian.
Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena dimasuki oleh roh-roh yang ada di sekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu, mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang seta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.

v    Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir/guna-guna atau dirasuki setan. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Bahkan pengadilan pernah memvonis 19 orang untuk digantung karena dianggap memiliki sihir. Padahal mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir kemungkinan besar mengalami gangguan mental sehingga hidup mereka tampak aneh dan berbeda bagi kebanyakan orang.

Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya Inggris, agak sedikit berbeda, sebelum abad ke-17, orang gila disamakan dengan penjahat/kriminal, sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara.

John Locke (1690) dalam tulisannya yan berjudul An Essay Concerning Understanding,  menyatakan bahwa terdapat derajad kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus-menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tpat. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.


B.  GANGGUAN MENTAL DIANGGAP EBAGAI SAKIT

ü    Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan tahkhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
Pada abad ke-17 dan 18 individu yang menderita penyakit mental berada dalam penderitaan yang besar di tangan masyarakat Amerika. Mereka dilihat sebagai seorang yang dirasuki setan atau dicirikan sebagai dikuasai sifat-sifat kebinatangan sehingga mereka menjadi subjek penanganan yang menyedihkan. Penyiksaan fisik maupun mental merupakan hal yang umum dan penggunaan pembatas fisik yang meluas seperti jacket yang ketat dengan tangan yang berat dan kaki yang dirantai-mengeluarkan pasien dari martabat dan kebebasannya. Para pendiri  pada abad ke 19, seperti Phillip Pinel di Perancis dan Dorothea Dix, membuat lompatan besar dengan mempromosikan penanganan manusiawi bagi penderita penyakit mental, tetapi kondisinya masih jauh dari ideal. Phillipe Pinel ditunjuk sebagai dokter yang mengawasi Rumah sakit Bicetre, Paris (rumah sakit jiwa untuk pria) pada tahun 1793. Dia memutuskan uuntuk tidak meranntai pasien gila. Dia kemudian ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita) pada tahun 1795.

ü    Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind.  Ini merupakan buku tesk psikiatri Amerika pertama.

Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa (Therapeutic Optimism).  Hal ini disebabkan berkembangkannya teori dan teknik dalam menangani orang sakit jiwa di rumah sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh kepercayaan bahwa penanganan di rumah sakit jiwa merupakan hal yang benar dan cara ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. Pada tahun 1842 psikiater mulai masuk dan mendapatkan peranan penting di rumah sakit, menggantikan ahli hukum yang selama ini ternyata membuahkan kegagalan, maka tidak lama kemudian muncul masa terapi psimisme (therapeutic pesimism) . ini teruma dipengaruhi oleh sosialisme. Darwin menyatakan bahwa gangguan mental adalah perkembangan evolusi sehingga merupakan bawaan dan tidak mungkin diubah lagi.

ü    Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat.

ü   Tahun 1908
Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman, yang kemudian mengalami gangguan setelah mengalami sakit dan saudara laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, Dia di masukkan ke rumah sakit mental swasta di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak  manusiawi dan mengalami penyiksaan fisik dan mental di bawah kekuasaan orang  yang tidak terlatih dan tidak kompoten di rumah sakit.   Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbaggai negeri Middletown, Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di institusi ini mencetuskan keberanian untuk memperbaharui perawatan bagi individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself, merupakan laporan pengalamannya sendiri sebagai pasien sakit mental dan secara jelas menggambarkan kekejaman lembaga perawatan. Buku tersebut memberikan akibat yang segera, menyebarakan visinya mengenai gerakan kesehatan mental. Beers kemudian mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Higiene yang kemudian pada tahun berikutnya berubah menjadi Komite Nasional untuk Mental Higience (the National for Mental Hygience). Yang merupakan pendahulu Asosiasi Kesehatan Mental Nasional sekarang ini.

Tujuan Asosiasi ini adalah untuk:
-          Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mmental dan penderita dan penderita sakit mental.
-          Memperbaiki pelayanan terhadap penderita sakit mental
-          Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental.

ü    Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clarck di Worcester, Massachusetts.

ü   Tahun 1910
Emil Kraeplin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk medeteksi adanya gangguan epilepsi.

ü   Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan mejalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon  untuk pelatihan psikoanalisa.

ü   Tahun 1920-an
Komite Naional untuk Mental Higiene menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga mmembantu penelitian-peenelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental.

Harry Stack Sullivan yang mengawasi pasien Scizhofrenia di Rumah Sakit Sheppard-Pratt Hospital menunjukkan pengaruh lingkungan terapeutik ketika para paien dapat dikembalikan ke masyarakat.

Pada tahun 1920-1930 di Eropa terjadi perubahan treatmen dalam menangani gangguan mental. Perubahan ini berkat pengaruh teori Freud yang pada masa itu menjadi terkenal. Perubahan treatmen tersebut meliputi :

-          Treatmen di dalam rumah sakit kurang diminati, diganti treatmen yang dilakukan di luar rumah sakit.
-          Treatmen di lakukan tidak memerlukan sertifikasi
-          Treatmen dilakukan dirumah sakit.

ü   Tahun 1930-an
Psikiater lebih menginjeksikan insulin yang menyebabakan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk penderita schizofrenia.

ü   Tahun 1936
Agas Moniz mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an, diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental Amerika.

ü   Tahun 1940-an
Elektropika, yaitu terapi dengan cara menngaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali digunakan di rumah sakit Amerika untuk menangani penyakit mental. Pada tahun 1940-an-1950 dimulainya perawatan masyarakat bagi penderita gangguan mental Inggris.

ü   Tahun 1947-an
Fountain House di New York City memulai rehabilitasi psikiatrik untuk orang-orang yang mengalami sakit mental.

ü   Tahun 1950
Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga organisasi, yaitu National Commite for Mental Hygiene, National Mental Health Foundatio, dan Psychiatric Foundation. Lembaga baru ini melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas. Melalui program televisi, distribusi literatur dan media lainnya. NAMH melanjutkan mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental-mental dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.

ü   Tahun 1952
Obat antiseptik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine, diperkenalkan untuk menangani pasien schizoprenia dan gangguan mental utama lainnya.
 
ü    Tahun 1960-an
Obat-obat antisptik konvensional, seperti haloperidol, digunakan pertama kali untuk mengontrol simtom-simtom yang positif (nyata) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang. Hal ini memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang. Hal ini kemudian menjadi keharusan untuk digunakan pada permulaan  bagia pasien yang gaduh dan kacau. Lithium kemudian diketemukan dan menjadi obat yang merevolusi treatmen bagi penderita manis depresif.

Media Inggris mulai mengungkapkan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit mental untuk menceritakan pengalamn mereka. Pada masa ini segala hal yang tabu berkaitan dengan mental mulai dibuka dan dibicarakan secara umum.

 
Konsep Sehat

DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas daripenyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947)Definisi Sehat Dalam Keperawatan Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Pender (1982))Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces)yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.Self care Resoureces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Aktions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkan fungsi psicososial da piritual.(Paune (1983) Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosialdan ekonomi (UU No.23,1992)

CIRI-CIRI SEHAT
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,emosional, dan spiritual.
1.Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2.Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3.Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasasyukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fanaini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
4.Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5.Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagimereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagikelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Aspek-aspek pendukung kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yang terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:
1.Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2.Istirahat yang cukup
3.Olah Raga yang teratur
4.Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5.Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi, akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam jumlah yg cukup besar, maka tubuh tidak mampu mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yg kita sebut sakit.Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Perbedaan Konsep Kesehatan Mental di Barat dan Timur
Pendekatan psikologi-psikologi Asia didasarkan pada introspeksi dan pemeriksaan diri sendiri yang menuntut banyak energi, berbeda dengan psikologi-psikologi Barat yang lebih bersandar pada observasi tingkah laku. Setiap kutipan oleh Gardner dan Louis Murphy (1968) dari kitab-kitab suci Asia, memberikan semacam wawasan psikologis, baik suatu pandangan tentang bagaimana jiwa bekerja, suatu teori kepribadian, ataupun suatu model motivasi. Kendati mengakui adanya perbedaan-perbedaan diantara psikologi-psikologi Asia tersebut, namun mereka menyimpulkan bahwa psikologi-psikologi itu pada hakikatnya merupakan suatu reaksi terhadap kehidupan yang dilihat sebagai penuh dengan penderitaan dan kekecewaan.
            Alan Watts dalam ”Psychotherapy East and West” (1961) mengakui bahwa apa yang disebutnya “cara-cara pembebasan Timur” adalah mirip dengan psikoterapi Barat, yakni bahwa keduanya bertujuan mengubah perasaan-perasaan orang terhadap dirinya sendiri serta hubungannya dengan orang-orang lain dan dunia alam. Sebagian besar terapi-terapi Barat menangani orang- orang yang mengalami gangguan; sedangkan disiplin-disiplin Timur menangani orang-orang yang normal dan memilih penyesuaian sosial yang baik.
            Robert Ornstein, mempunyai minat terhadap psikologi timur merupakan hasil perkembangan dari penelitiannya tentang fungsi – fungsi berbeda dari masing-masing belahan otak. Ia juga mencata bahwa kebudayaan dan ilmu pengetahuan di Barat lebih menyukai cara pengetahuan belahan kiri dengan akibat merugikan perkembangan belahan kanan.
            Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara konsep kesehatan mental Barat dengan Timur mengingat bahwa konsep kesehatan mental itu sendiri sama dalam referensi mana saja. Mungkin yang paling bisa kita lihat perbedaannya adalah dari segi mana masyarakat Barat menggunakan konsepnya (mereka lebih individualis, memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk mengatur taraf kesehatan mentalnya) mengenai kesehatan dan bagaimana dengan masyarakat Timur.

Sumber Referensi
S  Siswanto. 2007. Kesehatan Mental “ Konsep, Cakupan dan Perkembangan”. Yogyakarta. Penerbit Andi
Aditiyawarman, I., (2010). Sejarah Perkembangan Gerakan Kesehatan  Mental. KOMUNIKA. 4 No.1 Januari-Juni. pp.91-110.
Dr. Yusuf, H. Syamsu, LN. M.Pd , 2004. Mental Hygiene, Pengembangan Kesehatan Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama. Bandung. Pustaka Bani Quraisy






Tidak ada komentar:

Posting Komentar