Selasa, 26 Mei 2015

Hubungan Kesehatan Mental dengan Social Support

Istilah dukungan dapat berarti bantuan atau sokongan yang diterima seseorang dari orang lain. Dukungan ini biasanya diperoleh dari lingkungan sosial yaitu orang-orang terdekat, termasuk didalamnya adalah anggota keluarga, orang tua, dan teman.
v  Gottlieb (dikutip oleh Muluk, 1996) menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan nonverbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau yang didapat karena kehadiran orang yang mendukung serta hal ini mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku penerima.
v  House (dalam Smet, 1994, h. 234-235), menjelaskan dukungan sosial sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang diterima dari lingkungan, dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan yang dirasakan sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan dalam konteks hubungan yang akrab.
v  Cobb & Wills (dalam Sarafino, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai suatu bentuk kenyamanan, pengertian, penghargaan atau bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok.  Menurut Cobb, dkk. (dalam Sarafino, 1998) sumber utama dukungan sosial adalah dukungan yang berasal dari anggota keluarga, teman dekat, rekan kerja, saudara dan tetangga.
v  Veiel dan  Baumann (1992) berpendapat bahwa dukungan sosial merupakan suatu fenomena yang menarik dalam lingkup ilmu psikologi karena secara potensial dapat membantu memahami hubungan antara individu dengan lingkungan sosialnya. Hubungan ini melibatkan berbagai aspek dukungan yang diterima individu atau komunitas sosial dari orang lain atau lingkungan sosial lain yang lebih luas. Dengan demikian, secara umum dukungan sosial telah dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan baik langsung atau tidak langsung terhadap kualitas hubungan sosial
v  Menurut Jacobson (dalam Orford, 1992) dukungan sosial adalah suatu bentuk tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa ia dihormati, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan.
B.     JENIS DUKUNGAN SOSIAL
Cohen dan Mc Kay; Wills (1984, dalam Sarafino, 1994, h.103) membedakan lima jenis dukungan sosial antara lain :
1)    Dukungan emosional, yaitu dukungan yang melibatkan ekspresi dari empati, kepedulian, dan perhatian kepada orang lain. Dukungan ini dapat memberikan perasaan nyaman dan aman, perasaan yang dimiliki dan dicintai dalam situasi-situasi stres yang dirasakan seseorang.
2)    Dukungan penghargaan, yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapan penghargaan positif kepada orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan pendapat dan perasaan individu, serta adanya perbandingan positif dari individu dengan orang lain. Dukungan ini memberikan perasaan berharga bagi seseorang yang menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan berbeda dari orang lain sehingga menimbulkan rasa percaya diri pada individu tersebut.
3)    Dukungan instrumental, yaitu dukungan yang berupa pemberian bantuan secara langsung seperti, bantuan materi atau uang, dll.
4)    Dukungan informasi, yaitu dukungan yang terdiri dari pemberian nasehat, arahan, saran, atau umpan balik mengenai apa yang dilakukan oleh orang lain.
5)    Dukungan dari jaringan sosial, yaitu dukungan yang menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena ia menjadi anggota di dalam kelompok. Dalam hal ini individu dapat membagi minat serta aktivitas sosialnya, sehingga individu merasa dirinya dapat diterima oleh kelompok tersebut.

  Faktor Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial :
1)      Potensi Penerima 
Dukungan Tidak mungkin seseorang memperoleh dukungan sosial seperti yang diharapkannya jika dia tidak sosial, tidak pernah menolong orang lain, dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa dia sebenarnya memerlukan pertolongan. Beberapa orang tidak perlu assertive untuk meminta bantuan orang lain, atau merasa bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan menyusahkan orang lain.
 2)      Potensi Penyedia
 Dukungan Seseorang yang seharusnya menjadi penyedia dukungan bisa saja tidak mempunyai sesuatu yang dibutuhkan orang lain, atau mungkin mengalami stress sehingga tidak memikirkan orang lain, atau bisa saja tidak sadar akan kebutuhan orang lain. 
3)      Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial 
Maksud dari jaringan sosial adalah hubungan yang dimiliki individu dengan orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya. Hubungan ini dapat bervariasi dalam ukuran (jumlah orang yang sering berhubungan dengan individu), frekuensi hubungan (seberapa sering individu bertemu dengan orang-orang tersebut), komposisi (apakah orang-orang tersebut keluarga, teman, rekan kerja, dan sebagainya), dan kedekatan hubungan. 
Hubungan Dukungan Sosial dengan Kesehatan Mental
Dalam Sarason (1987) dikatakan bahwa individu dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan dibandingkan individu dengan dukungan sosial yang rendah. Sehingga jika semua itu berjalan dengan baik, maka kesehatan mental seseorang akan tidak akan mengalami gangguan.Sebaliknya, dukungan sosial yang rendah berhubungan dengan locus of control yang eksternal, menyebabkan adanya ketidakpuasan hidup dan adanya hambatan-hambatan dalam melakukan tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari. Sehingga dapat menyebakan gangguan dalam kesehatan mental seseorang. House (dalam Quick & Quick, 1984) membagi fungsi atau pengaruh dukungan sosial ke dalam 3 bagian, yaitu :
1)   Dukungan sosial dapat mempengaruhi stres secara langsung dengan mengubah tuntutan atau mengubah respon terhadap tuntutan.
2)    Dukungan sosial juga dapat mempengaruhi keadaan jasmani individu dengan meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis.
3)    Dukungan sosial dapat menghalangi atau menahan efek negatif dari stres terhadap kesehatan individu.

 
 Referensi :

Froland, C., Brodsky, G., Olson, M., & Stewart, L. 2000. Social Support and Social Adjustment: Implications for mental health proffesionals. Community Mental Health Journal, 36 (1), 61-75ata


Nurmalasari, Yanni. (2007). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Penderita Penyakit Lupus. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, Vol. 1, 4-6. 

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar