Minggu, 29 Desember 2013

Kegelisahan dan Pengharapan



KEGELISAHAN dan PENGHARAPAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,  tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan  hal  yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya  berjalan  mundar-mandir  dalam  ruang tertentu  sambil  menundukkan  kepala, memandang  jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan  lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Teori Kognitif dari Kecemasan Sosial
POINT UTAMA :
Salah satu teori utama tentang kecemasan sosial menegaskan bahwa kecemasan sosial adalah terkait dengan melebih-lebihkan aspek-aspek negatif dari interaksi sosial , dan meremehkan aspek positif . Individu dengan kecemasan sosial cenderung melebih-lebihkan ancaman interaksi sosial , kemungkinan hasil negatif , dan konsekuensi dari hasil negatif . Individu dengan kecemasan sosial juga cenderung meremehkan kemampuan mereka untuk menangani interaksi sosial . Salah satu perawatan yang populer untuk kecemasan sosial target pola-pola berpikir, dan juga mendorong individu dengan kecemasan sosial untuk berlatih terlibat dalam interaksi sosial .

DETAIL :
Salah satu teori tentang kecemasan sosial adalah bahwa pola-pola pikiran dan keyakinan memainkan peran penting dalam kecemasan sosial , dan penargetan pikiran dan keyakinan ini dapat menjadi cara yang bermanfaat untuk mengobatinya . Pola-pola berpikir cenderung untuk memimpin mereka untuk menghindari interaksi sosial .

Keyakinan dan Harapan
Menurut teori kognitif , individu dengan kecemasan sosial cenderung :
- Melebih-lebihkan tingkat ancaman dalam situasi sosial . ( Misalnya , " Orang ini akan menghakimi saya . " )
- Meremehkan kemampuan mereka untuk menangani situasi sosial . ( Misalnya , " Aku akan mengatakan sesuatu yang bodoh . " )
- Mengharapkan hasil negatif dari interaksi dalam lingkungan sosial . ( Misalnya , " Dia akan berpikir aku bodoh . " )
- Melebih-lebihkan konsekuensi dari hasil negatif ini . ( Misalnya , " Dia mungkin akan memberitahu semua orang di kantor betapa bodohnya saya , dan kemudian saya mungkin akan dipecat . " ) Karena keyakinan dan harapan , interaksi sosial sering dihindari . Fokus perhatian pada interaksi individu sosial dengan kecemasan sosial dalam interaksi sosial , mereka cenderung lebih fokus pada bagaimana mereka sedang dinilai oleh orang lain ( misalnya , " jabat tangan saya terlalu lemah . Dia akan berpikir saya tidak memiliki keyakinan .... " ) , bukan pada interaksi itu sendiri .
- Berpusat pada focus contoh di atas, dapat sangat mengganggu kinerja sendiri, dan dapat menghalangi berjalannya interaksi positif dengan orang lain
- Perhatian seperti contoh di atas juga dapat menyebabkan seseorang untuk hanya memperhatikan aspek-aspek negatif dari bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain .
- Karena fokus ini , individu dengan kecemasan sosial cenderung mengingat interaksi yang lebih buruk daripada situasi mereka sebenarnya.

Pola ini dapat menyebabkan lebih banyak menghindari interaksi social
.           Strategi yang menghalangi interaksi yang efektif dalam pengaturan sosial, Individu dengan kecemasan sosial sering menggunakan strategi untuk menghindari hasil negatif . Strategi ini digunakan untuk mencegah hasil yang buruk , tetapi sering berujung dengan terhalangnya hasil yang baik . Misalnya, untuk menghindari mengatakan sesuatu hal yang salah dalam kelompok besar , seseorang dengan kecemasan sosial mungkin tidak berbicara sama sekali . Akibatnya , seseorang itu akan berhasil untuk tidak mengatakan apa-apa yang dinilai oleh orang lain sebagai hal yang salah, tetapi juga akan kehilangan kesempatan untuk memiliki interaksi positif .

Cognitive Behavioral Treatment (Perawatan Perilaku Kognitif)
Salah satu perawatan yang paling popular, dan penelitian untuk kecemasan social, adalah terapi kognitif - perilaku ( CBT ) . Meskipun ada beberapa variasi untuk perawatan ini , dua elemen yang paling umum dari pengobatan ini adalah sebagai berikut :
- CBT membantu individu untuk mengevaluasi dan memodifikasi keyakinan negatif mereka sendiri dan harapan tentang interaksi social
- Karena menghindari interaksi sosial adalah fitur yang kuat dari kecemasan sosial , terapis CBT mendukung individu untuk terlibat dalam interaksi sosial yang cenderung dihindari .
Penelitian telah menunjukkan bahwa jenis terapi dapat membantu dalam mengobati kecemasan sosial . Namun, ada berbagai jenis pengobatan , dan satu pendekatan mungkin cocok beberapa individu yang lebih baik daripada yang lain .

Teori Harapan Menurut Ahli
Snyder , Irving & Anderson ( 1991 , seperti dikutip dalam Snyder , 2000 , p.8 ) mendefinisikan harapan sebagai " negara motivasi positif yang didasarkan pada rasa interaktif berasal dari sukses ( a) badan ( energi diarahkan pada tujuan ) dan ( b ) jalur ( berencana untuk memenuhi tujuan ) " .
Teori harapan dapat dibagi menjadi empat kategori : tujuan , pikiran jalur , pemikiran lembaga dan hambatan . Gol yang berharga dan pasti dijelaskan oleh Snyder (1994 , seperti dikutip dalam Snyder , 2000 , p.9) sebagai jangkar teori harapan karena mereka memberikan arah dan titik akhir untuk berpikir penuh harapan . Pikiran Pathway mengacu pada rute yang kita ambil untuk mencapai tujuan yang kita inginkan dan kemampuan yang dirasakan individu untuk menghasilkan rute-rute ini ( Snyder , 2000 ) . Badan pikiran mengacu pada motivasi kita harus melakukan rute menuju tujuan kami . Hambatan memblokir pencapaian tujuan kita dan dalam hal penghalang kita bisa baik menyerah atau kita dapat menggunakan pikiran kita untuk menciptakan jalur rute baru .
Tujuan pencapaian telah ditemukan terkait dengan emosi positif ( Snyder et al , 1996 ) , sedangkan penyumbatan tujuan yang terkait dengan emosi negatif ( Diener , 1984 ) , namun hal ini tidak selalu terjadi . Harapan individu yang tinggi tidak bereaksi dengan cara yang sama hambatan sebagai individu harapan yang rendah , sebaliknya mereka melihat hambatan sebagai tantangan untuk mengatasi dan menggunakan pikiran jalur mereka untuk merencanakan rute alternatif untuk tujuan mereka ( Snyder , 1994 seperti dikutip dalam Snyder , 2000 p . 10 ) . Harapan tinggi telah ditemukan berkorelasi dengan sejumlah konstruksi menguntungkan termasuk , prestasi akademik ( Snyder et al , 2002) dan menurunkan kadar depresi ( Snyder et al , 1997) . Sementara itu harapan yang rendah dikaitkan dengan hasil negatif termasuk pengurangan kesejahteraan ( Diener , 1984 ) .

TANGGAPAN
Berdasarkan teori dan pendapat beberapa ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa pengharapan atau harapan erat kaitannya dengan kegelisahan di mana ketika kita atau seseorang gagal atau belum mencapai goal atau tujuan dari harapannya maka akan mengarah kepada kegelisahan dan cenderung mengarah ke missjudgement atau salah menjudge atau salah menilai seseorang dan tidak jarang over paranaoid dan ahirnya menilai jelek terlebih dahulu atau over fear dalam beberapa kasus dan menilai ornag hanya dari sisi jeleknya saja karena social anxiety disorder yang bermula dari pengharapan yang gagal dan kegelisahan yang berlebih.


Sumber :
Huppert , J.D. , Roth , D.A. , & Foa , E.B. ( 2003). Pengobatan kognitif - perilaku fobia sosial : kemajuan baru . Psikiatri Laporan Current , 5 , 289-296 .

Tanggung Jawab

Tanggung Jawab
Setiap manusia harus mempunyai rasa tanggung jawab, dimana rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan dengan apa yang telah kita lakukan.Arti dari tanggung jawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban memikul, menanggung segala sesuatunya,dan menanggung segala akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.

Macam–Macam Tanggung Jawab

Manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan adapun untuk kebutuhan orang lain. Dalam usahanya setiap manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan dan membantunya yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat di bedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Berikut ini merupakan beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri itu menuntut kesadaran akan diri kita untuk memenuhi kewajiban sendiri dan mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Apa yang telah kita lakukan harus menerima resikonya sendiri.


2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejaterahaan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Sebagai anggota keluarga kita harus saling menjaga nama baik keluarga dengan sikap dan perbuatan yang kita lakukan di dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain karena manusia kedudukannya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain. Maka kita harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Berinteraksi di dalam suatu kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan karena itu bias membuat kita saling mengenal satu dengan yang lainnya.

4. Tanggung Jawab Kepada  Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa tiap manusia, tiap individu adalah suatu warga negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, dan  bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang di buat oleh negara.Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada negara atas apa yang telah ia perbuat. Kita harus menjaga nama baik bangsa dan Negara kita sendiri dengan prestasi-prestasi anak bangsa.

5. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan manusia agar  tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bias lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam jenis agama. Menerima hukuman di akhirat nanti atas apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini.

 
Contoh Tanggung Jawab :
·      Berani mengakui kesalahan
·      Menyelesaikan tugas tepat waktu
·      Seorang ayah yang bertanggung jawab menafkahi keluarganya
·      Seorang RT yang bertanggun ajawab menyelsaikan masalah warganya

Ideologi



PENGERTIAN  IDEOLOGI
Pengertian Ideologi Menurut para Ahli  Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ideas". Pengertian ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara memandang segala sesuatu.Pengertian Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi intisari politik. Secara umum,Pengertian ideologi diartikan sebagai suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Berikut ini pengertian ideologi menurut para ahli: 
  • Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau suatu ras tertentu.
  • Alfian, menyatakan ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam ten tang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
  • C.C. Rodee menegaskan ideologi adalah sekumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan pelakunya.
  • Destutt de Tracy mengartikan ideologi sebagai "science of ideas" di mana di dalamnya ideologi dijabarkan sebagai sejumlah program yang diharapkan membawa perubahan institusional (lembaga) dalam suatu masyarakat.
  • Descartes, ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.
  • Francis Bacon, ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
  • Harold H. Titus, mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosia serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
  • Machiavelli, ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
  • M. Sastraprateja, ideologi adalah sebagai perangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
  • Murdiono, ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjad landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagad raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
  • Karl Marx, ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
  • Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan negara.
  • Soerjanto Poespowardojo, merumuskan ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (atau masyarakat) untuk memahami jagat ray a dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
  • Thomas H., ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
  • W White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah soal cita-cita politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan.
Berpandangan hidup yang baik
1.      Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia , yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.Pandangan hidup itu ada sejak manusia ada, dan bahkan sebelum manusia itu turun kedunia.Kita sebagai mahluk yang bernegara ata dan beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama.
2.      Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah Mengerti yang dimaksudkan mengerti pada pandangan hidup.Bila dalam bernegara kita berpandangan hidup Pancasila,maka kita harus mengerti apa itu Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.Pada agama islam kita harus mengerti apa itu AL-QURAN.Sehingga memiliki konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam agama islam.
3.      Menghayati
Langkah selanjutnya adalah menghayati .Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Yang perlu diingat dalah langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup itu, yaitu harus ada sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri.Dalam sikap penerimaan pandangan hidup ini ada dua alternative yaitu penerimmaan secara ikhlas dan penerimaan secara tidak ikhlas.
4.      Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akhirat,maka hendaklanya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu.Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadao pandangan hidup itu.Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh padandangan hidup yang diyakininya
5.      Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan ditertima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.
6.      Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Langkah Terakhir ini merupakan langkah tererat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran  dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu

Keadilan



PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan berasal dari bahasa Arab adil yang artinya tengah. Keadilan berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah atau dengan kata lain keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Berikut ini beberapa pendapat pengertian mengenai keadilan.
Makna Keadilan menurut para ahli:
1.      Menurut W.J.S. Poerdaminto; keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatutunya, tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam pengertian adil termasuk di dalamnya tidak terdapat kesewenang-wenangan. Orang yang bertindak sewenang-wenang berarti bertindak tidak adil.
2.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); keadilan berarti (sifat perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain.
3.      Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik menyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama.

Macam macam Keadilan :
A. Keadilan Legal atau keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun).Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.

Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya.Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu.Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.

B. Keadilan Distributif

Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja.

C. Keadilan Komutatif

Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Keadilan Menurut Plato
Plato adalah seorang pemikir idealis abstrak yang mengakui kekuatan-kekuatan diluar kemampuan manusia sehingga pemikiran irasional masuk dalam filsafatnya. Demikian pula halnya dengan masalah keadilan, Plato berpendapat bahwa keadilan adalah diluar kemampuan manusia biasa. Sumber ketidakadilan adalah adanya perubahan dalam masyarakat. Masyarakat memiliki elemen-elemen prinsipal yang harus dipertahankan, yaitu:
  1. Pemilahan kelas-kelas yang tegas; misalnya kelas penguasa yang diisi oleh para penggembala dan anjing penjaga harus dipisahkan secara tegas dengan domba manusia.
  2. Identifikasi takdir negara dengan takdir kelas penguasanya; perhatian khusus terhadap kelas ini dan persatuannya; dan kepatuhan pada persatuannya, aturan-aturan yang rigid bagi pemeliharaan dan pendidikan kelas ini, dan pengawasan yang ketat serta kolektivisasi kepentingan-kepentingan anggotanya.
Dari elemen-elemen prinsipal ini, elemen-elemen lainnya dapat diturunkan, misalnya berikut ini:
  1. Kelas penguasa punya monopoli terhadap semua hal seperti keuntungan dan latihan militer, dan hak memiliki senjata dan menerima semua bentuk pendidikan, tetapi kelas penguasa ini tidak diperkenankan berpartisipasi dalam aktivitas perekonomian, terutama dalam usaha mencari penghasilan,
  2. Harus ada sensor terhadap semua aktivitas intelektual kelas penguasa, dan propaganda terus-menerus yang bertujuan untuk menyeragamkan pikiran-pikiran mereka. Semua inovasi dalam pendidikan, peraturan, dan agama harus dicegah atau ditekan.
  3. Negara harus bersifat mandiri (self-sufficient). Negara harus bertujuan pada autarki ekonomi, jika tidak demikian, para penguasa akan bergantung pada para pedagang, atau justru para penguasa itu sendiri menjadi pedagang. Alternatif pertama akan melemahkan kekuasaan mereka, sedangkan alternatif kedua akan melemahkan persatuan kelas penguasa dan stabilitas negaranya.

Sumber :
http://viffanisa.wordpress.com/2012/12/02/macam-macam-keadilan-beserta-contohnya/