Senin, 04 Januari 2016

Sikap dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan



I. RUMUSAN MASALAH


       Rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mengkaji gambaran sikap dan kepuasan kerja pada karyawan sebuah perusahaan, serta mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi sikap dan kepuasan kerja pada karyawan.

II. LANDASAN TEORI

A. Sikap
1. Pengertian Sikap
Menurut Gibson (1997), sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
Menurut Sada (2000), sikap adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.
Menurut Robbins dan Judge (2008), sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenankan, terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu.
            Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adalah perasaan atau keadaan mental yang disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman sebagai respon seseorang terhadap objek, individu atau peristiwa.

2. Komponen Sikap
     Menurut Robbins dan Judge (2008), sikap memiliki beberapa komponen, yaitu:
a.  Komponen Kognitif
Segmen opini atau keyakinan dari sikap. Komponen kognitif adalah komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.  

b.  Komponen Afektif
Segmen emosional atau perasaan dari sikap. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negatif.
c.  Komponen Perilaku
Komponen perilaku yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku terhadap obyek sikap. Berarti juga sebagai niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi  Sikap Kerja
Sikap kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekstrnal dari orang yang bersangkutan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi emosional, psikologis terhadap pekerjaan, kedekatan dengan rekan kerja, dan kenyamanan yang tercipta dari diri sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar atau faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor eksternal juga sangat berperan dalam pembentukan sikap seseorang. Faktor ini meliputi kondisi pekerjaan, hubungan kerja, rasa aman, lingkungan kerja, dan fasilitas dalam bekerja. Semakin tinggi tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja maka sikap kerja positif yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Menurut Blum and Naylor (Aniek, 2005) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap kerja, diantaranya:
a.  Kondisi Kerja
Situasi kerja yang meliputi lingkungan fisik ataupun lingkungan sosial yang menjamin akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Karena dengan adanya rasa nyaman akan mempengaruhi semangat dan kualitas karyawan.  

b.  Pengawasan Atasan
Seorang pimpinan yang melakukan pengawasan terhadap karyawan dengan baik dan penuh perhatian pada umumnya berpengaruh terhadap sikap dan semangat kerja karyawan.
c.  Kerja sama dari teman sekerja
Adanya teman sekerja yang dapat berkerjasama akan sangat mendukung kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
d.  Keamanan
Adanya rasa aman yang tercipta serta lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam pekerjaan.
e.  Kesempatan untuk maju
Adanya jaminan masa depan yang lebih baik dalam hal karier baik promosi jabatan dan jaminan hari tua.
f.  Fasilitas kerja
Tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan karyawan dalam pekerjaannya.
g.  Upah atau Gaji
Rasa senang terhadap imbalan yang diberikan perusahaan baik yang berupa gaji pokok, tunjangan dan sebagainya yang dapat mempengaruhi sikap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
 


B. Kepuasan Kerja
1. Pengertian Kepuasan Kerja
       Menurut Siegel dan Lane (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
 penilaian dari pekerjaan seseorang sebagai pencapaian atau memungkinkan pencapaian nilai-nilai pekerjaan 
seseorang yang penting, pemberian nilai-nilai ini adalah sebanding dengan atau membantu memenuhi 
kebutuhan dasar seseorang. Pada definisi tersebutdapat disimpulkan terdapat dua unsur penting dalam kepuasam
 kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan dasar. 
Menurut Howel dan Dipboye (dalam Munandar, 2001) kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari kehidupannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
Keith Davis dalam (Indy & Handoyo, 2013) kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya.
Wexley & Yulk (Indy & Handoyo, 2013) kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian seseorang terhadap rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja dalam mengerjakan pekerjaannya.

2.    Faktor-faktor yang Menyebabkan Kepuasan Kerja
       Menurut Munandar (2001) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merasakan kepuasan kerja, yaitu :
a.    Ciri-ciri instrinsik pekerjaan
Menurut Locke terdapat lima ciri yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan. Ciri-ciri tersebut adalah:
1)   Keragaman keterampilan. Banyak ragam keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam keterampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.
2)   Jati diri tugas. Sejauh mana tugas merupakan suatu kegiatan keseluruhan yang berarti. Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri akan menimbulkan rasa tidak puas.
3)   Tugas yang penting. rasa pentingnya tugas bagi seseorang. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.
4)   Otonomi. Pekerjaan yang memberikan kebebasan, ketidakgantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
5)   Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan kepuasan kerja.
b.    Gaji penghasilan, imbalan yang dirasakan adil
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Therialut, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan.
Dengan menggunakan teori keadilan dari Adams dilakukan berbagai penelitian dan salah satu hasilnya ialah bahwa orang-orang yang menerima gaji yang dipersepsikan sebagai terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami distress atau ketidakpuasan. Uang atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
c.    Penyeliaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu ciri kepemimpinan yang secara konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja, yaitu penenggangan rasa. Menurut Locke terdapat dua jenis  hubungan dari atasan-bawahan yaitu hubungan fusngsional yang mencerminkan sejauh mana penyelia membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Dan hubungan keseluruhan  yang didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai serupa. Menurut Locke, tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan seorang atasan ialah jika kedua jenis hubungan adalah positif.
d.   Rekan-rekan sejawat yang menunjang
Setiap pekerjaan dalam organisasi memiliki kaitannya dengan pekerjaan lain. terhadi diferensiasi pekerjaan mendatar dan tegak. Terdapat tenaga kerja yang dalam menjalankan tugas pekerjaannya memperoleh masukan berupa bahan dalam bentuk tertenntu dari tenaga kerja lain. keluarannya yaitu barang setengah jadi menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya. Hubungan yanng ada antar pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak, yang bercorak fungsional. Kejengkelan timbul jika masukan yang diterima tidak memenuhi mutu dan tidak memenuhi jumlah yang ditentukan. Namun terdapat juga satuan tenaga kerja yang para tenaga kerjanya masing-masing memiliki tugas yang dapat mereka lakukan secara mandiri dikoordinasi oleh pimpinan suatu pekerjaan. Pada jenis pekerjaan tersebut teman sejawat yang bekerja dalam ruangan yang sama memberikan kepuasan terhadap kebutuhan sosial masing-masing.
Didalam kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tingi mereka seperti kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisai diri dapat terpenuhi, dan mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka.
e.    Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja dalam ruangan kerja yang sempit, panas, yang cahaya lampunya menyilaukan mata, kondisi kerja yang tidak mengenakan akan menimbulkan keengganan untuk bekerja. Orang akan mencari alasan untuk sering keluar ruang kerjanya. Perusahaan perlu menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk dengan peralatan kerja yang enak untuk digunakan, meja dan kursi kerja yang dapat diatur tinggi-rendahn, miring-tegak duduknya. Kondisi kerja yang memperhatikan prinsip ergonomi. Dalam kondisi  kerja yang seperti itu kebutuhan-kebutuhan fisik dipenuhi dan memuaskan tenaga kerja.

Menurut Smith, Kendal dan Hulin (dalam Almigo, 2004) terdapat lima karakteristik yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
a.    Pekerjaan
Sampai sejauh mana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan mnerima tanggung jawab.
b.    Upah atau gaji
Jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji. 
c.    Penyelia atau pengawasan kerja
Kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan.
d.   Kesempatan promosi
Kesempatan untuk maju dalam perusahaan. Seperti kenaikan jabatan.
e.    Rekan kerja
Sejauh mana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.

3.    Dampak dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
Menurut Munandar (2001) terdapat beberapa dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja, yaitu :
a.     Dampak terhadap produktivitas
Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja memersepsikan bahwa ganjaran instrinsik seperti rasa telah mencapai sesuatu dan ganjaran ekstrinsik seperti gaji yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak memersepsikan ganjaran instrinsik dan ekstrinsik berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.
b.    Dampak dalam ketidakhadiran (Abstainteisme) dan keluarnya tenaga kerja (Turnover)
Porter dan Steer (dalam Munandar, 2001) berkesimpulan bahwa ketidakhadiran dan berhenti kerja merupakan jenis jawaban-jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lainhanya dengan berhenti kerja atau keluar dari pekerjaan dimana perilaku ini akan mempunyai akibat-akibat ekonomis yang besar, maka lebih besar hubungannya dengan ketidakpuasan kerja.
c.    Dampak terhadap kesehatan
Ukuran-ukuran dari kepuasan kerja merupakan peramal yang baik bagi panjang umur atau rentang kehidupan. Menurut Kornhauser tantang kesehatan mental dan kepuasan kerja, ialah bahwa untuk semua tingkatan, jabatan, persepsi dan tenaga kerja bahwa pekerjaan mereka menuntut penggunaan efektif dari kecakapan-kecakapan mereka berkaitan dengan skor kesehatan mental yang tinggi. Skor-skor ini juga berkaitan dengan tingkat dari kepuasan kerja dan tingkat dari jabatan.

III. PEDOMAN WAWANCARA

  

I. Subjek
A. Identitas Subjek
1.        Nama (Inisial)         :
2.        Jenis Kelamin         :
3.        Usia                                    :
4.        Pekerjan                  :

B. Daftar Pertanyaan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
a.    Ciri-ciri intrinsik pekerjaan
1)        Dimanakah Anda bekerja saat ini?
2)        Apa jabatan Anda pada saat ini?
3)        Apa saja pekerjaan yang Anda lakukan?
4)        Bagaimana perasaan Anda terhadap pekerjaan Anda?
5)        Apakah pekrjaan Anda sesuai dengan kemampuan yang Anda miliki?
6)        Bagaimana cara Anda untuk membuat Anda tertarik dengan pekerjaan Anda sehingga tidak merasa bosan?
7)        Apakah Anda membawa pulang pekerjaan Anda atau menyelesaikannya di kantor?
8)        Apakah sesuai antara pekerjaan anda dengan latar belakang pendidikan Anda?

b.   Gaji
1)        Apakah Anda puas dengan gaji Anda?
2)   Apakah gaji tersebut sesuai dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan? Mengapa?
c.    Penyeliaan
1)        Bagaimana sosok pimpinan yang Anda miliki menurut Anda?
2)        Pimpinan seperti apakah yang Anda harapkan untuk miliki saat bekerja?
3)       Seberapa sering atasan Anda mengawasi Anda pada saat melakukan pekerjaan?
4)     Apa bentuk penghargaan yang diberikan oleh atasan Anda jika Anda melakukan pekerjaan dengan baik.
5)     Bagaimana tanggapan atasan Anda terhadap ide-ide yang Anda berikan untuk perusahaan? 
d.   Rekan Sejawat
1)       Apakah Anda meminta tolong kepada teman 1 kantor saat mengalami kesulitan dalam pekerjaan?
2)        Seberapa dekat Anda dengan rekan kerja Anda di kantor?
3)        Kerja sama apa yang Anda lakukan bersama dengan rekan kerja?
4)        Bagaimana cara mempertahankan hubungan baik dengan rekan kerja Anda? 
e.    Kondisi Kerja
1)        Bagaimana kondisi fisik lingkungan kerja Anda?
2)        Apa Anda merasa nyaman bekerja di ruangan kantor Anda?
3)        Apa saja fasilitas kantor yang diberikan kepada Anda?
4)        Apakah fasilitas kantor tersebut menunjang pekerjaan Anda?
 

 
IV. PELAKSANAAN WAWANCARA


1.    Setting Fisik
Wawancara dilakukan pada hari Minggu tanggal 13 Desember 2015 di rumah subjek di daerah Bogor. Interviewer mewawancarai subjek di teras yang memiliki tembok dengan anyaman bambu berwarna coklat dan lantai kayu berwarna coklat. Subjek duduk di kursi berwarna merah tua. Terdapat meja berwarna hitam dengan taplak meja berwana hijau dengan motif bunga.
 Pada saat diwawancara subjek menggunakan baju kaus polo berwarna hitam polos dan menggunakan celana jeans berwarna biru. Subjek menggunakan jam berwarna abu-abu dan biru.
 Wawancara dilakukan selama 15 menit dengan menggunakan alat perekam suara berupa handphone, kertas dan pulpen.

2.    Setting Psikis
Dalam menjawab pertanyaan, subjek menjawab pertanyaan dengan suara yang cukup keras dan jelas. subjek menggerak-gerakkan kakinya selama menjawab pertanyaan.

3.    Tahapan Pelaksanaan
Hari/Tanggal                           : Minggu, 13 Desember 2015
Tempat                                   : Rumah Subjek di Bogor.
Waktu                                     : 10.45-11.00 WIB

V. HASIL WAWANCARA (VERBATIM)


I.     Subjek
A.  Identitas Subjek
1.    Nama (Inisial)           : A
2.    Jenis Kelamin            : Laki-laki
3.    Usia                           : 30 tahun
4.    Pekerjaan                  : Area Manager PT. Hero Supermarket

B.  Verbatim
Interwiewer  : “Pagi hari ini kita mulai wawancaranya aja yaa.
Interwiewee  : “Iya.”
Interwiewer  : Pertanyaan yang pertama, emm.. sekarang Bapak kerjanya dimana?
Interwiewee : “Sekarang saya kerja di PT. Hero Supermarket.”
Interwiewer  : “Terus, emm.. Jabatannya saat ini menjadi apa?
Interwiewee  : “Saat ini saya sebagai seorang area manager.”
Interwiewer : “Emm.. area manager itu, job desk nya apa aja? Pekerjaannya itu, Bapak mencakup apa aja?
Interwiewee  : “Lebih banyak ke bidang operasional contohnya, emm.. mengatur bagaimana penataan barang di toko, mengatur jumlah sales yang akan di capai suatu area, emm.. mengatur anak buah bagaimana ready nya, bagaimana keuangan tokonya, dan bagaimama inventory barangnya apakah cukup atau tidak, bagaimana kelasnya turun atau naik, seperti itu.
Interwiewer : “Emm.. lalu perasaannya terhadap pekerjaannya yang sekarang itu bagaimana sih? Apa sudah merasa nyaman atau gimana? 
Interwiewee : “Emm.. sekarang cukup nyaman dengan pekerjaan yang sekarang, tapi emm.. ada beberapa hal yang memang tidak sesuai dengan harapan ketika pertama kali masuk disini. Contohnya, emm.. seperti memindahkan barang itu kalo ditempat yang lama itu biasa di kerjakan oleh tim yang ada di toko sendiri tapi sekarang jadi tanggung jawab pribadi untuk memindahkan barang dari satu toko ke toko lain apabila ada barang berlebih seperti itu.” 
Interwiewer : “Jadi menurut bapak kerjaannya ini sekarang sesuai tidak dengan kemampuan yang dimiliki?” 
Interwiewee : “Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tapi yaa seperti yang tadi dicontohkan ada beberapa yang memang emm.. tidak cocok dengan posisi yang sekarang sudah di jabat emm.. banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan di operasional toko dibandingkan dengan kami yang harus turun tangan.” 
Interwiewer  : “Terus, emm.. Tadi kan udh di jelasin gimana apa aja pekerjaanmya, apa aja tugas tugasnya. Trus gimana sih cara bapak gitu biar tetap merasa tertarik dengan pekerjaannya sehingga tidak merasa bosan atau merasa cepat lelah gitu?” 
Interwiewee     :  “Banyak sih yang bisa dilakukan sebenarnya karna banyak faktor di bidang pekerjaan yang sekarang emm.. jadi tidak monoton mengerjakan satu pekerjaan dalam satu hari terus menerus tapi karna bamyak bidang kita bisa menyelingi satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain supaya tidak bosan. Dan karna sifatnya itu mobile jadi kita bisa menemukan  
banyak hal menarik sepanjang perjalanan antara satu tempat ke tempat lain. Misalnya menemukan tempat makan yang baru, kemudian mencari hal hal yang baru yang belum pernah kita temukan sebelumnya sepanjang perjalanan.
Interwiewer  : “Terus dengan tadi sebegitu banyakmya pekerjaan yang di pegang. Bapak suka ga sih membawa pulang pekerjaan kantor kerumah atau bener bener kalo bisa lembur aja tanpa harus emm lembur aja biar selesai di kantor tanpa harus membawa pekerjaannya ke rumah?
Interwiewee  : “Karena sifatnya yang mobile jadi memang banyak pekerjaan yang akhirnya di bawa pulang kerumah karna tidak bisa diselesaikan di toko, karena tempatnya yang terbatas kemudian waktunya juga terbatas jadi untuk administrasi lebih banyak diselesaikan.dirumah.
Interwiewer  : “Baik. Terus tadi kan bicara tentang masalah pekerjaan, trus sekarang bagaimana sih, puas ga Anda dengan gaji Anda yang di dapat saat ini?”
Interwiewee  : “Untuk tanggung jawab yang sekarang cukup puas tapi dengan tambahan beberapa pekerjaan saya rasa akan lebih baik jika nanti ada sistem penilaian tersendiri yang akan menyesuaikan gaji kedepannya dengan pekerjaan yang sudah diberikan sekarang.”
Interwiewer : “Jadi menurut Anda gaji nya itu sekarang belum sesuai dengan pekerjaan yang sebegitu banyaknya?
Interwiewee : “Ya.”
Interwiewer  : “Terus menurut bapak pimpinan bapak itu seperti apa sih?
Interwiewee  : “Pimpinan di operasional itu senang untuk memberikan delegasi. Jadi untuk satu macam pekerjaan yang ditugaskan dari kantor pusat, dia bisa membagikan pekerjaan tersebut ke anak buahnya supaya nanti data ataupun hak yang diminta di operasional lapangan itu bisa mereka dapatkan.”
Interwiewer  : “Menurut Bapak atasan Bapak itu bagaimana dalam menanggapi ide ide yang Bapak punya?
Interwiewee : “Untuk ide beberapa memang diterima karena sesuai dengan target operasional yang diinginkan tapi mayoritas juga banyak yang tidak dapat dilakukan karena memang untuk mencapai suatu hasil disini kita tidak bisa melakukan cara sesuai dengan pribadi masing masing karna ada SOP yang berlaku di lapangan sehingga kita harus bisa mengikuti SOP tersebut supaya bisa tercapai.
Interwiewer : “Terus seberapa sering sih atasan Anda itu memgawasi Bapak dalam melakukan pekerjaan setiap hari?
Interwiewee  : “Hampir setiap hari. Hampir setiap hari mengawasi pekerjaan, melihat sejauh mana pekerjaan itu bisa diselesaikan atau belum.
Interwiewer : “Terus ada tidak bentuk penghargaan yang diberikan atasan kepada Anda jika Anda melakukan pekerjaan dengan baik?
Interwiewee : “Sepanjang yang saya tau, seperti nya tidak ada.
Interwiewer : “Oke. Terus menuut Anda pimpinan seperti apa yang Anda inginkan?
        Interwiewee     : “Pimpinan yang saya inginkan itu emm.. pimpinan yang mampu menerjemahkan hasil yang diminta oleh atasan kepada timnya yang ada dibawah, kemudian mampu untuk mendengarkan saran saran dari timnya dam mampu memilah mana saran yang dapat diterima mana yang tidak, kemudian mampu memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada anak buahnya sehingga hasil yang dicapai tetap sama tetapi caranya sesuai dengan kemampuan kepribadian masing-masing sehingga setiap orang akan lebih senang melakukan tugasnya tersebut dan hasil yang ingin diinginkan tetap tercapai.
Interwiewer  : “Oke baik sekarang bagaimana hubungan bapak dengan rekan rekan kerja bapak di kantor?“
Interwiewee : “Baik hubungannya. Kerjasama kami baik.”
Interwiewer  : “Pernah ga Bapak itu minta tolong, bentuk apa yang bapak emm bagaimana cara bapak meminta tolong ke teman Anda? Misalnya saat mengalami kesulitan pekerjaan apakah Anda meminta tolong ataukah membereskan sendiri?
Interwiewee  : “Untuk pekerjaan yang memang tidak dapat saya selesaikan sendiri saya tetap meminta tolong kepada rekan kerja, misalnya untuk mencari data penjualan itu memang lebih dipegang oleh bagian administrasi, saya akan meminta tolong kepada beliau untuk datanya. Kemudian untuk bagian aset itu saya akan minta tolong kepada bagian aset juga, untuk inventory saya minta pada bagian distribusi. Banyak hal yang memang pekejaan ini melibatkan orang banyak sih sehingga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan saya akan tetap meminta tolong kepada rekan kerja.
Interwiewer  : “Jadi Bapak memang banyak kerjasama yang dilakukan antara bapak dengan teman teman kerja bapak dikantor?
Interwiewee  : “Iya betul.
Interwiewer : “Terus bagaimana cara bapak mempertahankan hubungan baiknya dengan rekan kerja?
Interwiewee : “Hubungan baik dengan rekan kerja emm.. tetap bersikap baik kepada mereka, menyapa setiap hari bertemu, beberapa waktu kita sering makan bersama dikantor, kemudian di luar jam kantor kita juga sering memgadakan acara bersama sehingga tidak hanya di lingkungan kantor saja tapi juga baik luar lingkungan kantor sehingga diharapkan hubungannya bisa lebih dekat lagi.”
Interwiewer : “Terus sekarang saya bertanya tentng kondisi kantor Anda ya, menurut Anda bagaimana sih kondisi fisik lingkungan kerja Anda?
Interwiewee : “Kondisi fisik lingkungan kerja ditempat saya sangat bagus karna memang gedungnya itu baru ditempati selama 2 tahun jadi secara fisik masih sangat bagus, fasilitas yang ada dikantor juga sangat menunjang pekerjaan yang saya lakukan.”
Interwiewer : “Fasilitas apa saja yan diberikan kantor pada Anda?”
Interwiewee : “Untuk administrasi memang diberikan komputer setiap orang supaya dapat mengerjakannya secara mobile kemudian emm.. dulu ketika di operasional toko itu di berikan kendaraan operasional sehingga lebih mudah dan lebi cepat dibandingkan harus menggunakan kendaraan umum kemudian juga untuk di kantor kita memiliki sistem fotokopi yang ada dimasing masing ruangan sehingga memudahkan ketika kita ingin nge-print data atupun kita ingin menduplikasi data yang kita punya.
Interwiewer  : “Lalu dengan sebegitu banyaknya fasilitas Anda, apa Anda merasa nyaman bekerja dikantor tersebut? Atau ada. Hal hal lain yang harus ditambahkan di dalam kantor?”
Interwiewee : “Secara fasilitas sudah cukup nyaman tapi untuk emm.. bekeja dikantor karena saya memang lebih mobile, tidak stay dikantor, saya kurang nyaman untuk bekerja dikantor. Saya lebih nyaman bekerja diluar kantor karena fasilitas yang sudah diberikan tadi.
Interwiewer : “Lalu fasilitas kantor tadi sudah menunjang pekerjaan Anda gitu, mendukung? Apa terkadang masih membutuhkan ketika mengerjakan tugas tapi ternyata ada beberapa fasilitas yang tidak ada seiingga harus mencari sendiri gitu, emm untuk bantuan dari luar?”
Interwiewee  : “Untuk saat ini sudah cukup. Untuk administrasi saya sudah bisa melakukannya di kantor maupun di luar kantor tapi umtuk secara operasional karena sudah tidak ada kendaraan akan lebih memakan waktu dan itu membuat sedikit kesuliatn untuk me-manage pekerjaan setiap harinya.
Interwiewer  : “Baik, terimakasih banyak pak untuk waktunya dan jawaban jawaban yang sudah diberikan. Selamat pagi.”
Interwiewee : “Terimakasih pagi.

KESIMPULAN


Menurut Gibson (1997), sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan.
Menurut Howel dan Dipboye (dalam Munandar, 2001) kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari kehidupannya.
Subjek dari wawancara adalah seorang laki-laki berumur 30 tahun. Subjek adalah Area Manager PT. Hero Supermarket. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran sikap dan kepuasan kerja serta faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan kepuasan kerja.
Menurut Munandar (2001) Yusuf, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan kepuasan kerja seseorang dibagi menjadi lima, yaitu Ciri-ciri instrinsik pekerjaan, gaji, penyeliaan, rekan kerja, dan kondisi kerja yang menunjang.
Faktor pertama yaitu ciri-ciri intrinsik pekerjaan. Subjek merasa bahwa pekerjaannya saat ini cukup sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Subjek cukup menyukai pekerjaannya saat ini walaupun ada beberapa hal dalam pekerjaannya yang tidak seseuai dengan perjanjian awal saat pertama kali bekerja.
Faktor kedua yaitu gaji. Subjek merasa bahwa gaji yang diterimanya saat ini sudah sesuai dengan tanggung jawab yang dilakukannya. Namun juga merasa bahwa pada saat subjek melakukan pekerjaan tambahan diluar pekerjaan dalam job desk nya bisa diberikan bonus tersendiri.
 Faktor ketiga adalah penyeliaan. Pada faktor ini terlihat bahwa hubungan subjek dengan atasan masih bisa diperbaiki lagi. Terlihat dari pengawasan yang dilakukan oleh atasan subjek setiap hari dan juga atasan yang tidak pernah memberi penghargaan kepada subjek saat subjek melakukan pekerjaannya dengan baik. Sosok atasan subjek juga bukan sosok pimpinan yang diharapkan oleh subjek.

Faktor keempat adalah rekan kerja. Hubungan subjek dengan rekan kerja terjalin cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari seringnya subjek bekerja sama di kantor dengan rekan-rekan kerjanya dan juga seringnya subjek mengadakan acara bersama dengan teman-teman di kantornya. Subjek berusaha tetap menjalin hubungan yang baik dengan sesama rekan kerjanya di kantor.
Faktor yang kelima adalah kondisi kerja yang menunjang, Fasilitas yang diberikan oleh kantor terhadap subjek sudah cukup lengkap. Walaupun pekerjaan subjek bukanlah di kantor tapi di lapangan. Kantor memberi fasilitas seperti kendaraan yang dapat menunjang subjek untuk berpindah dari satu toko ke toko lainnya. Walaupun jarang bekerja di kantor namun gedung kantor yang baru 2 tahun sangat nyaman untuk dipakai dan menunjang dalam bekerja sehari-hari.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek memiliki sikap kerja yang baik dan sudah cukup puas dengan pekerjaannya saat ini walaupun ada beberapa hal yang masih bisa ditingkatkan agar kepuasan kerja subjek semakin bertambah, seperti sikap atasan dan gaji. 

DAFTAR PUSTAKA


Aniek. (2005). Sikap manusia, teori dan pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
H., Hendra Indy & Handoyo, S. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja pada karyawan Bank BTPN madiun. Jurnal psikologi industri dan organisasi. 2, 100-103.
Almigo, N. (2004). Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan. Jurnal psikologi. 1, 50-60.
Munandar A.,S (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Robbins, S.,P. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Gibson, J.,L., Ivancevich, J.,M., Donnelly, J.,H. (1990). Organisasi: perilaku,
struktur, proses. Penerbit Erlangga: Jakarta.