I.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penelitian ini
adalah untuk mengkaji gambaran sikap dan kepuasan kerja pada karyawan sebuah
perusahaan, serta mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi sikap dan
kepuasan kerja pada karyawan.
II.
LANDASAN TEORI
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
Menurut Gibson (1997), sikap adalah
perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan,
dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada
respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan
determinan perilaku sebab sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan
motivasi.
Menurut Sada (2000), sikap adalah
tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan
karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.
Menurut Robbins dan Judge (2008), sikap
adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenankan,
terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana
perasaan seseorang tentang sesuatu.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adalah perasaan atau
keadaan mental yang disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman sebagai
respon seseorang terhadap objek, individu atau peristiwa.
2.
Komponen Sikap
Menurut
Robbins dan Judge (2008), sikap memiliki beberapa komponen, yaitu:
a. Komponen
Kognitif
Segmen opini atau keyakinan dari sikap. Komponen kognitif adalah komponen
yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
b. Komponen
Afektif
Segmen emosional atau perasaan dari sikap. Komponen
afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa
senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negatif.
c. Komponen
Perilaku
Komponen perilaku yaitu komponen yang berhubungan
dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku terhadap obyek sikap. Berarti
juga sebagai niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau
sesuatu.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Kerja
Sikap kerja seseorang dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor ekstrnal dari orang yang bersangkutan. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi emosional, psikologis
terhadap pekerjaan, kedekatan dengan rekan kerja, dan kenyamanan yang tercipta
dari diri sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar atau faktor yang
berasal dari lingkungan. Faktor eksternal juga sangat berperan dalam
pembentukan sikap seseorang. Faktor ini meliputi kondisi pekerjaan, hubungan
kerja, rasa aman, lingkungan kerja, dan fasilitas dalam bekerja. Semakin tinggi
tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja maka sikap kerja positif yang
dihasilkan akan semakin tinggi.
Menurut Blum and Naylor (Aniek,
2005) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap kerja, diantaranya:
a. Kondisi
Kerja
Situasi kerja yang meliputi lingkungan fisik ataupun
lingkungan sosial yang menjamin akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja.
Karena dengan adanya rasa nyaman akan mempengaruhi semangat dan kualitas
karyawan.
b. Pengawasan
Atasan
Seorang pimpinan yang melakukan pengawasan terhadap
karyawan dengan baik dan penuh perhatian pada umumnya berpengaruh terhadap
sikap dan semangat kerja karyawan.
c. Kerja
sama dari teman sekerja
Adanya teman sekerja yang dapat berkerjasama akan
sangat mendukung kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
d. Keamanan
Adanya rasa aman yang tercipta serta lingkungan yang
terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam pekerjaan.
e. Kesempatan
untuk maju
Adanya jaminan masa depan yang lebih baik dalam hal
karier baik promosi jabatan dan jaminan hari tua.
f. Fasilitas
kerja
Tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan
karyawan dalam pekerjaannya.
g. Upah
atau Gaji
Rasa senang terhadap imbalan yang diberikan
perusahaan baik yang berupa gaji pokok, tunjangan dan sebagainya yang dapat
mempengaruhi sikap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
B. Kepuasan Kerja
1.
Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Siegel dan Lane (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
penilaian dari pekerjaan seseorang sebagai pencapaian atau memungkinkan pencapaian nilai-nilai pekerjaan
seseorang yang penting, pemberian nilai-nilai ini adalah sebanding dengan atau membantu memenuhi
kebutuhan dasar seseorang. Pada definisi tersebutdapat disimpulkan terdapat dua unsur penting dalam kepuasam
kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan dasar.
Menurut Howel dan Dipboye (dalam
Munandar, 2001) kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka
dan tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari kehidupannya.
Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap
pekerjaannya.
Keith Davis dalam (Indy & Handoyo,
2013) kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang
dialami pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya.
Wexley & Yulk (Indy & Handoyo,
2013) kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah
penilaian seseorang terhadap rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja dalam
mengerjakan pekerjaannya.
2. Faktor-faktor yang
Menyebabkan Kepuasan Kerja
Menurut Munandar (2001) terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan seseorang merasakan kepuasan kerja, yaitu :
a. Ciri-ciri
instrinsik pekerjaan
Menurut Locke terdapat
lima ciri yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai
macam pekerjaan. Ciri-ciri tersebut adalah:
1) Keragaman
keterampilan. Banyak ragam keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan. Makin banyak ragam keterampilan yang digunakan, makin kurang
membosankan pekerjaan.
2) Jati
diri tugas. Sejauh mana tugas merupakan suatu kegiatan keseluruhan yang
berarti. Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar
dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri akan menimbulkan
rasa tidak puas.
3) Tugas
yang penting. rasa pentingnya tugas bagi seseorang. Jika tugas dirasakan
penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan
kerja.
4) Otonomi.
Pekerjaan yang memberikan kebebasan, ketidakgantungan dan peluang mengambil
keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
5) Pemberian
balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan kepuasan kerja.
b. Gaji
penghasilan, imbalan yang dirasakan adil
Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Therialut, kepuasan kerja merupakan fungsi dari
jumlah absolut dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi
harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan.
Dengan
menggunakan teori keadilan dari Adams dilakukan berbagai penelitian dan salah
satu hasilnya ialah bahwa orang-orang yang menerima gaji yang dipersepsikan
sebagai terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami distress atau ketidakpuasan. Uang atau imbalan akan mempunyai
dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya imbalan disesuaikan dengan
tinggi prestasi kerjanya.
c. Penyeliaan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu ciri kepemimpinan yang secara
konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja, yaitu penenggangan rasa. Menurut
Locke terdapat dua jenis hubungan dari
atasan-bawahan yaitu hubungan fusngsional yang mencerminkan sejauh mana
penyelia membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang
penting bagi tenaga kerja. Dan hubungan keseluruhan yang didasarkan pada ketertarikan antar
pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai serupa. Menurut Locke,
tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan seorang atasan ialah jika kedua
jenis hubungan adalah positif.
d. Rekan-rekan
sejawat yang menunjang
Setiap
pekerjaan dalam organisasi memiliki kaitannya dengan pekerjaan lain. terhadi
diferensiasi pekerjaan mendatar dan tegak. Terdapat tenaga kerja yang dalam
menjalankan tugas pekerjaannya memperoleh masukan berupa bahan dalam bentuk
tertenntu dari tenaga kerja lain. keluarannya yaitu barang setengah jadi
menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya. Hubungan yanng ada antar pekerja
adalah hubungan ketergantungan sepihak, yang bercorak fungsional. Kejengkelan
timbul jika masukan yang diterima tidak memenuhi mutu dan tidak memenuhi jumlah
yang ditentukan. Namun terdapat juga satuan tenaga kerja yang para tenaga
kerjanya masing-masing memiliki tugas yang dapat mereka lakukan secara mandiri
dikoordinasi oleh pimpinan suatu pekerjaan. Pada jenis pekerjaan tersebut teman
sejawat yang bekerja dalam ruangan yang sama memberikan kepuasan terhadap
kebutuhan sosial masing-masing.
Didalam
kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan
kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tingi mereka
seperti kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisai diri dapat terpenuhi, dan
mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka.
e. Kondisi
kerja yang menunjang
Bekerja dalam
ruangan kerja yang sempit, panas, yang cahaya lampunya menyilaukan mata,
kondisi kerja yang tidak mengenakan akan menimbulkan keengganan untuk bekerja.
Orang akan mencari alasan untuk sering keluar ruang kerjanya. Perusahaan perlu
menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk dengan peralatan kerja yang enak
untuk digunakan, meja dan kursi kerja yang dapat diatur tinggi-rendahn,
miring-tegak duduknya. Kondisi kerja yang memperhatikan prinsip ergonomi. Dalam
kondisi kerja yang seperti itu
kebutuhan-kebutuhan fisik dipenuhi dan memuaskan tenaga kerja.
Menurut
Smith, Kendal dan Hulin (dalam Almigo, 2004) terdapat lima karakteristik yang
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
a. Pekerjaan
Sampai sejauh mana
tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan
mnerima tanggung jawab.
b. Upah
atau gaji
Jumlah yang diterima
dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji.
c. Penyelia
atau pengawasan kerja
Kemampuan
penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan.
d. Kesempatan
promosi
Kesempatan untuk maju
dalam perusahaan. Seperti kenaikan jabatan.
e. Rekan
kerja
Sejauh mana rekan kerja
bersahabat dan berkompeten.
3. Dampak dari Kepuasan
dan Ketidakpuasan Kerja
Menurut Munandar (2001)
terdapat beberapa dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja, yaitu :
a.
Dampak terhadap
produktivitas
Produktivitas yang
tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja
memersepsikan bahwa ganjaran instrinsik seperti rasa telah mencapai sesuatu dan
ganjaran ekstrinsik seperti gaji yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan
diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak
memersepsikan ganjaran instrinsik dan ekstrinsik berasosiasi dengan unjuk
kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan
dalam kepuasan kerja.
b.
Dampak dalam
ketidakhadiran (Abstainteisme) dan keluarnya tenaga kerja (Turnover)
Porter dan Steer (dalam
Munandar, 2001) berkesimpulan bahwa ketidakhadiran dan berhenti kerja merupakan
jenis jawaban-jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih
spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan
kerja. Lainhanya dengan berhenti kerja atau keluar dari pekerjaan dimana
perilaku ini akan mempunyai akibat-akibat ekonomis yang besar, maka lebih besar
hubungannya dengan ketidakpuasan kerja.
c.
Dampak terhadap
kesehatan
Ukuran-ukuran dari
kepuasan kerja merupakan peramal yang baik bagi panjang umur atau rentang
kehidupan. Menurut Kornhauser tantang kesehatan mental dan kepuasan kerja,
ialah bahwa untuk semua tingkatan, jabatan, persepsi dan tenaga kerja bahwa
pekerjaan mereka menuntut penggunaan efektif dari kecakapan-kecakapan mereka
berkaitan dengan skor kesehatan mental yang tinggi. Skor-skor ini juga
berkaitan dengan tingkat dari kepuasan kerja dan tingkat dari jabatan.
III. PEDOMAN WAWANCARA
I.
Subjek
A. Identitas Subjek
1.
Nama (Inisial) :
2.
Jenis Kelamin :
3.
Usia :
4.
Pekerjan :
B. Daftar Pertanyaan
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja
a.
Ciri-ciri
intrinsik pekerjaan
1)
Dimanakah Anda bekerja
saat ini?
2)
Apa jabatan Anda pada
saat ini?
3)
Apa saja pekerjaan yang
Anda lakukan?
4)
Bagaimana perasaan Anda
terhadap pekerjaan Anda?
5)
Apakah pekrjaan Anda
sesuai dengan kemampuan yang Anda miliki?
6)
Bagaimana cara Anda
untuk membuat Anda tertarik dengan pekerjaan Anda sehingga tidak merasa bosan?
7)
Apakah Anda membawa
pulang pekerjaan Anda atau menyelesaikannya di kantor?
8)
Apakah sesuai antara
pekerjaan anda dengan latar belakang pendidikan Anda?
b.
Gaji
1)
Apakah Anda puas dengan
gaji Anda?
2)
Apakah gaji tersebut
sesuai dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan? Mengapa?
c.
Penyeliaan
1)
Bagaimana sosok
pimpinan yang Anda miliki menurut Anda?
2)
Pimpinan seperti apakah
yang Anda harapkan untuk miliki saat bekerja?
3)
Seberapa sering atasan
Anda mengawasi Anda pada saat melakukan pekerjaan?
4)
Apa bentuk penghargaan
yang diberikan oleh atasan Anda jika Anda melakukan pekerjaan dengan baik.
5) Bagaimana tanggapan
atasan Anda terhadap ide-ide yang Anda berikan untuk perusahaan?
d.
Rekan
Sejawat
1)
Apakah Anda meminta
tolong kepada teman 1 kantor saat mengalami kesulitan dalam pekerjaan?
2)
Seberapa dekat Anda
dengan rekan kerja Anda di kantor?
3)
Kerja sama apa yang
Anda lakukan bersama dengan rekan kerja?
4)
Bagaimana cara
mempertahankan hubungan baik dengan rekan kerja Anda?
e.
Kondisi
Kerja
1)
Bagaimana kondisi fisik
lingkungan kerja Anda?
2)
Apa Anda merasa nyaman
bekerja di ruangan kantor Anda?
3)
Apa saja fasilitas
kantor yang diberikan kepada Anda?
4)
Apakah fasilitas kantor
tersebut menunjang pekerjaan Anda?
IV.
PELAKSANAAN WAWANCARA
1.
Setting
Fisik
Wawancara
dilakukan pada hari Minggu tanggal 13 Desember 2015 di rumah subjek di daerah
Bogor. Interviewer mewawancarai
subjek di teras yang memiliki tembok dengan anyaman bambu berwarna coklat dan
lantai kayu berwarna coklat. Subjek duduk di kursi berwarna merah tua. Terdapat
meja berwarna hitam dengan taplak meja berwana hijau dengan motif bunga.
Pada saat diwawancara subjek menggunakan baju
kaus polo berwarna hitam polos dan menggunakan celana jeans berwarna biru.
Subjek menggunakan jam berwarna abu-abu dan biru.
Wawancara dilakukan selama 15 menit dengan
menggunakan alat perekam suara berupa handphone,
kertas dan pulpen.
2.
Setting
Psikis
Dalam menjawab
pertanyaan, subjek menjawab pertanyaan dengan suara yang cukup keras dan jelas.
subjek menggerak-gerakkan kakinya selama menjawab pertanyaan.
3.
Tahapan
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Minggu, 13 Desember
2015
Tempat : Rumah
Subjek di Bogor.
Waktu :
10.45-11.00 WIB
V.
HASIL WAWANCARA (VERBATIM)
I.
Subjek
A.
Identitas
Subjek
1. Nama
(Inisial) : A
2. Jenis
Kelamin : Laki-laki
3. Usia : 30 tahun
4. Pekerjaan : Area Manager PT. Hero Supermarket
B.
Verbatim
Interwiewer : “Pagi hari ini kita mulai wawancaranya aja yaa.”
Interwiewee : “Iya.”
Interwiewer : “Pertanyaan yang pertama, emm.. sekarang Bapak kerjanya dimana?”
Interwiewee
: “Sekarang
saya kerja di PT.
Hero Supermarket.”
Interwiewer : “Terus, emm.. Jabatannya saat ini menjadi apa?”
Interwiewee : “Saat ini saya sebagai seorang area manager.”
Interwiewer
: “Emm.. area manager
itu, job desk nya apa aja?
Pekerjaannya itu, Bapak mencakup apa aja?”
Interwiewee : “Lebih banyak ke bidang operasional contohnya, emm.. mengatur bagaimana penataan barang di toko,
mengatur jumlah sales yang akan di
capai suatu area, emm.. mengatur anak buah bagaimana ready
nya, bagaimana keuangan tokonya, dan bagaimama inventory barangnya
apakah cukup atau tidak, bagaimana kelasnya turun atau naik, seperti itu.”
Interwiewer
: “Emm.. lalu perasaannya terhadap pekerjaannya yang
sekarang itu bagaimana sih? Apa sudah merasa nyaman atau gimana?”
Interwiewee
: “Emm.. sekarang cukup nyaman
dengan pekerjaan yang sekarang, tapi emm.. ada beberapa hal yang memang tidak sesuai
dengan harapan ketika pertama kali masuk disini. Contohnya, emm.. seperti memindahkan barang itu kalo ditempat
yang lama itu biasa di kerjakan oleh tim yang ada di toko sendiri tapi sekarang
jadi tanggung jawab pribadi untuk memindahkan barang dari satu toko ke toko
lain apabila ada barang berlebih seperti itu.”
Interwiewer
: “Jadi menurut bapak kerjaannya ini sekarang
sesuai tidak dengan kemampuan yang dimiliki?”
Interwiewee
: “Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tapi yaa seperti yang tadi dicontohkan ada
beberapa yang memang emm.. tidak cocok dengan posisi yang sekarang sudah
di jabat emm.. banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan di
operasional toko dibandingkan dengan kami yang harus turun
tangan.”
Interwiewer : “Terus, emm.. Tadi kan udh di jelasin gimana apa aja
pekerjaanmya, apa aja tugas tugasnya. Trus gimana sih cara bapak gitu biar
tetap merasa tertarik dengan pekerjaannya sehingga tidak merasa bosan atau
merasa cepat lelah gitu?”
Interwiewee : “Banyak sih yang bisa dilakukan sebenarnya karna
banyak faktor di bidang pekerjaan yang sekarang emm.. jadi tidak monoton mengerjakan satu pekerjaan
dalam satu hari terus menerus tapi karna bamyak bidang kita bisa menyelingi
satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain supaya tidak bosan. Dan karna
sifatnya itu mobile jadi kita bisa menemukan
banyak hal menarik sepanjang perjalanan antara
satu tempat ke tempat lain. Misalnya menemukan tempat makan yang baru,
kemudian mencari hal hal yang baru yang belum pernah kita temukan sebelumnya
sepanjang perjalanan.”
Interwiewer : “Terus dengan tadi sebegitu banyakmya pekerjaan
yang di pegang. Bapak suka ga sih membawa pulang pekerjaan kantor kerumah atau
bener bener kalo bisa lembur aja tanpa harus emm lembur aja biar selesai di
kantor tanpa harus membawa pekerjaannya ke rumah?”
Interwiewee : “Karena sifatnya yang mobile jadi memang
banyak pekerjaan yang akhirnya di bawa pulang kerumah karna tidak bisa
diselesaikan di toko, karena tempatnya yang terbatas kemudian waktunya juga
terbatas jadi untuk administrasi lebih banyak diselesaikan.dirumah.”
Interwiewer : “Baik. Terus tadi kan bicara tentang masalah pekerjaan,
trus sekarang bagaimana sih, puas ga Anda dengan gaji Anda
yang di dapat saat ini?”
Interwiewee : “Untuk tanggung jawab yang sekarang cukup puas
tapi dengan tambahan beberapa pekerjaan saya rasa akan lebih baik jika nanti
ada sistem penilaian tersendiri yang akan menyesuaikan gaji kedepannya dengan
pekerjaan yang sudah diberikan sekarang.”
Interwiewer
: “Jadi menurut Anda gaji nya itu sekarang belum sesuai dengan pekerjaan yang sebegitu
banyaknya?”
Interwiewee
: “Ya.”
Interwiewer : “Terus menurut bapak pimpinan bapak itu seperti
apa sih?”
Interwiewee : “Pimpinan di operasional itu senang untuk
memberikan delegasi. Jadi untuk satu macam pekerjaan yang ditugaskan dari
kantor pusat, dia bisa membagikan pekerjaan tersebut ke anak buahnya supaya
nanti data ataupun hak yang diminta di operasional lapangan itu bisa mereka
dapatkan.”
Interwiewer : “Menurut
Bapak atasan Bapak itu
bagaimana dalam menanggapi ide ide yang Bapak punya?”
Interwiewee
: “Untuk ide beberapa memang diterima karena
sesuai dengan target operasional yang diinginkan tapi mayoritas juga banyak
yang tidak dapat dilakukan karena memang untuk mencapai suatu hasil disini kita
tidak bisa melakukan cara sesuai dengan pribadi masing masing karna ada SOP
yang berlaku di lapangan sehingga kita harus bisa mengikuti SOP tersebut supaya
bisa tercapai.”
Interwiewer
: “Terus seberapa sering sih atasan Anda
itu memgawasi Bapak
dalam melakukan pekerjaan setiap hari?”
Interwiewee : “Hampir setiap hari. Hampir setiap hari
mengawasi pekerjaan, melihat sejauh mana pekerjaan itu bisa diselesaikan atau
belum.”
Interwiewer
: “Terus ada tidak bentuk penghargaan yang
diberikan atasan kepada Anda jika Anda melakukan pekerjaan dengan baik?”
Interwiewee
: “Sepanjang yang saya tau, seperti nya tidak ada.”
Interwiewer
: “Oke. Terus menuut Anda pimpinan seperti apa yang Anda inginkan?”
Interwiewee : “Pimpinan yang saya inginkan itu emm.. pimpinan yang mampu menerjemahkan hasil yang
diminta oleh atasan kepada timnya yang ada dibawah, kemudian mampu untuk mendengarkan saran saran dari timnya dam mampu
memilah mana saran yang dapat diterima mana yang tidak, kemudian mampu
memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada anak buahnya sehingga hasil yang
dicapai tetap sama tetapi caranya sesuai dengan kemampuan kepribadian
masing-masing
sehingga setiap orang akan lebih senang melakukan tugasnya tersebut dan hasil
yang ingin diinginkan tetap tercapai.”
Interwiewer : “Oke baik sekarang bagaimana hubungan bapak
dengan rekan rekan kerja bapak di kantor?“
Interwiewee
: “Baik hubungannya. Kerjasama kami baik.”
Interwiewer : “Pernah
ga Bapak itu
minta tolong, bentuk apa yang bapak emm bagaimana cara bapak meminta tolong ke
teman Anda? Misalnya saat mengalami kesulitan pekerjaan
apakah Anda meminta tolong ataukah membereskan sendiri?”
Interwiewee : “Untuk pekerjaan yang memang tidak dapat saya
selesaikan sendiri saya tetap meminta tolong kepada rekan kerja, misalnya untuk
mencari data penjualan itu memang lebih dipegang oleh bagian administrasi, saya
akan meminta tolong kepada beliau untuk datanya. Kemudian untuk bagian aset itu
saya akan minta tolong kepada bagian aset juga, untuk inventory saya
minta pada bagian distribusi. Banyak hal yang memang pekejaan ini melibatkan
orang banyak sih sehingga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan saya akan tetap
meminta tolong kepada rekan kerja.”
Interwiewer : “Jadi Bapak memang banyak kerjasama yang dilakukan
antara bapak dengan teman teman kerja bapak dikantor?”
Interwiewee : “Iya betul.”
Interwiewer
: “Terus bagaimana cara bapak mempertahankan
hubungan baiknya dengan rekan kerja?”
Interwiewee
: “Hubungan baik dengan rekan kerja emm.. tetap bersikap baik kepada mereka, menyapa
setiap hari bertemu, beberapa waktu kita sering makan bersama dikantor, kemudian di luar jam
kantor kita juga sering memgadakan acara bersama sehingga tidak hanya di
lingkungan kantor saja tapi juga baik luar lingkungan kantor sehingga
diharapkan hubungannya bisa lebih dekat lagi.”
Interwiewer
: “Terus sekarang saya bertanya tentng kondisi
kantor Anda ya, menurut Anda bagaimana sih kondisi fisik lingkungan kerja Anda?”
Interwiewee
: “Kondisi fisik lingkungan kerja ditempat saya
sangat bagus karna memang gedungnya itu baru ditempati selama 2 tahun jadi
secara fisik masih sangat bagus, fasilitas yang ada dikantor juga sangat menunjang
pekerjaan yang saya lakukan.”
Interwiewer
: “Fasilitas apa saja yan diberikan kantor pada Anda?”
Interwiewee
: “Untuk administrasi memang diberikan komputer
setiap orang supaya dapat mengerjakannya secara mobile kemudian emm.. dulu ketika di operasional toko itu di
berikan kendaraan operasional sehingga lebih mudah dan lebi cepat dibandingkan
harus menggunakan kendaraan umum kemudian juga untuk di kantor kita memiliki
sistem fotokopi yang ada dimasing masing ruangan sehingga memudahkan ketika
kita ingin nge-print data atupun kita ingin menduplikasi data yang kita punya.”
Interwiewer : “Lalu dengan sebegitu banyaknya fasilitas Anda, apa Anda merasa nyaman bekerja dikantor tersebut? Atau
ada. Hal hal lain yang harus ditambahkan di dalam
kantor?”
Interwiewee
: “Secara fasilitas sudah cukup nyaman tapi untuk
emm.. bekeja dikantor karena saya memang lebih mobile, tidak stay
dikantor, saya kurang nyaman untuk bekerja dikantor. Saya lebih nyaman bekerja
diluar kantor karena fasilitas yang sudah diberikan tadi.”
Interwiewer
: “Lalu fasilitas kantor tadi sudah menunjang pekerjaan
Anda gitu, mendukung? Apa terkadang masih membutuhkan ketika mengerjakan
tugas tapi ternyata ada beberapa fasilitas yang tidak ada seiingga harus
mencari sendiri gitu, emm untuk bantuan dari luar?”
Interwiewee : “Untuk saat ini sudah cukup. Untuk administrasi saya sudah bisa
melakukannya di kantor maupun di luar kantor tapi umtuk secara operasional karena sudah tidak ada kendaraan akan lebih
memakan waktu dan itu membuat sedikit kesuliatn untuk
me-manage pekerjaan setiap harinya.”
Interwiewer : “Baik, terimakasih
banyak pak untuk waktunya dan jawaban jawaban yang sudah diberikan. Selamat pagi.”
Interwiewee
: “Terimakasih pagi.”
KESIMPULAN
Menurut
Gibson (1997), sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental
yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan.
Menurut
Howel dan Dipboye (dalam Munandar, 2001) kepuasan kerja adalah hasil
keseluruhan dari derajat rasa suka dan tidak sukanya tenaga kerja terhadap
berbagai aspek dari kehidupannya.
Subjek
dari wawancara adalah seorang laki-laki berumur 30 tahun. Subjek adalah Area
Manager PT. Hero Supermarket. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran
sikap dan kepuasan kerja serta faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan
kepuasan kerja.
Menurut
Munandar (2001) Yusuf, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan kepuasan kerja
seseorang dibagi menjadi lima, yaitu Ciri-ciri instrinsik pekerjaan, gaji,
penyeliaan, rekan kerja, dan kondisi kerja yang menunjang.
Faktor pertama yaitu ciri-ciri intrinsik pekerjaan.
Subjek merasa bahwa pekerjaannya saat ini cukup sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Subjek cukup menyukai pekerjaannya saat ini walaupun ada beberapa hal
dalam pekerjaannya yang tidak seseuai dengan perjanjian awal saat pertama kali
bekerja.
Faktor
kedua yaitu gaji. Subjek merasa bahwa gaji yang diterimanya saat ini sudah
sesuai dengan tanggung jawab yang dilakukannya. Namun juga merasa bahwa pada
saat subjek melakukan pekerjaan tambahan diluar pekerjaan dalam job desk nya bisa diberikan bonus
tersendiri.
Faktor ketiga adalah penyeliaan. Pada faktor
ini terlihat bahwa hubungan subjek dengan atasan masih bisa diperbaiki lagi.
Terlihat dari pengawasan yang dilakukan oleh atasan subjek setiap hari dan juga
atasan yang tidak pernah memberi penghargaan kepada subjek saat subjek
melakukan pekerjaannya dengan baik. Sosok atasan subjek juga bukan sosok
pimpinan yang diharapkan oleh subjek.
Faktor
keempat adalah rekan kerja. Hubungan subjek dengan rekan kerja terjalin cukup
baik. Hal ini bisa dilihat dari seringnya subjek bekerja sama di kantor dengan
rekan-rekan kerjanya dan juga seringnya subjek mengadakan acara bersama dengan
teman-teman di kantornya. Subjek berusaha tetap menjalin hubungan yang baik
dengan sesama rekan kerjanya di kantor.
Faktor
yang kelima adalah kondisi kerja yang menunjang, Fasilitas yang diberikan oleh
kantor terhadap subjek sudah cukup lengkap. Walaupun pekerjaan subjek bukanlah
di kantor tapi di lapangan. Kantor memberi fasilitas seperti kendaraan yang
dapat menunjang subjek untuk berpindah dari satu toko ke toko lainnya. Walaupun
jarang bekerja di kantor namun gedung kantor yang baru 2 tahun sangat nyaman
untuk dipakai dan menunjang dalam bekerja sehari-hari.
Berdasarkan
wawancara yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek memiliki
sikap kerja yang baik dan sudah cukup puas dengan pekerjaannya saat ini
walaupun ada beberapa hal yang masih bisa ditingkatkan agar kepuasan kerja
subjek semakin bertambah, seperti sikap atasan dan gaji.
DAFTAR PUSTAKA
Aniek. (2005). Sikap manusia, teori dan pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
H., Hendra Indy & Handoyo, S.
(2013). Hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja pada karyawan Bank BTPN
madiun. Jurnal psikologi industri dan
organisasi. 2, 100-103.
Almigo, N. (2004). Hubungan antara
kepuasan kerja dengan produktivitas kerja karyawan. Jurnal psikologi. 1,
50-60.
Munandar A.,S (2001). Psikologi industri dan organisasi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Robbins,
S.,P. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta:
Salemba Empat
Gibson,
J.,L., Ivancevich, J.,M., Donnelly, J.,H. (1990). Organisasi: perilaku,
struktur,
proses. Penerbit Erlangga: Jakarta.